-->
logo

Sedekah Meningkatkan Penghasilan di Tengah Ancaman Resesi

Hot News

Hotline

Sedekah Meningkatkan Penghasilan di Tengah Ancaman Resesi

 

SKJENIUS.COM, Cikarang.— SUNGGUH MIRIS memang! Bagaikan orang jatuh ditimpa tangga. Betapa tidak, ditengah eskalasi pandemi yang belum bisa diprediksi kapan mereda, Indonesia pun terancam resesi ekonomi. Pasalnya, sudah tujuh purnama perekonomian di Tanah Air semakin melorot. Bahkan Pertumbuhan Ekonomi RI Anjlok pada Kuartal II-2020 Minus 5,32 Persen. Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memperkirakan perekonomian Indonesia akan masuk ke teritori negatif pada kuartal tiga 2020.


Resesi akan terjadi jika Indonesia mencatatkan pertumbuhan minus dalam dua triwulan berturut-turut. Menurut pengamat ekonomi, dampak dari resesi yang berpotensi paling dirasakan masyarakat adalah terjadinya PHK massalbertambahnya pengangguransulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, disusul dengan jatuhnya daya beli masyarakat karena berkurangnya pendapatan dan berpotensi meningkatkan kemiskinan. Maka ketimpangan sosial pun makin melebar. 


Resesi bersifat destruktif karena biasanya menciptakan efek domino yang akan terasa di berbagai sektor. Salah satu efek domino yang akan dirasakan akibat resesi adalah macetnya kredit perbankan. Ini artinya, rasio kredit bermasalah berpotensi meningkat tajam. Tidak hanya itu, efek lainnya adalah lonjakan inflasi yang sulit dikendalikan atau bahkan deflasi yang tajam karena ekonomi tak bergerak. Jika resesi terjadi, diperkirakan Indonesia akan membutuhkan waktu lebih dari lima tahun untuk memulihkan ekonomi, berkaca dari krisis ekonomi yang terjadi pada 1998.


Dampak resesi memang mengerikan! Tapi, jangan terlalu khawatir karena resesi bukanlah kiamat. Karena resesi sebenarnya adalah hal yang biasa dan kerap terjadi dalam sebuah siklus perekonomian. Jadi, resesi bukanlah akhir segalanya. Apalagi, Indonesia sebetulnya sudah pernah merasakan pengalaman tersebut beberapa kali. Bahkan ketika dahulu masih berada di bawah jajahan Belanda. Namun, peristiwa tersebut justru membawa sedikit dampak positif yang berujung pada kemerdekaan negara.


Dengan demikian, bagi orang beriman dan berakal cerdas, kondisi perekonomian nasional yang saat ini tengah merosot justru semakin menyadarkan kita bahwa betapa rapuhnya kita menghadapi Kuasa-Nya. Karena itu Solusi terbaik untuk mengatasi kesulitan ekonomi ini adalah dengan  menguatkan keimanan kepada-Nya. Yakinlah! Di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat. 


Bukankah Allah telah berjanji dalam surat Alam Nasyroh, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5). Ayat ini pun diulang setelah itu, “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)


Merilah kita jadikan resesi ekonomi sebagai momentum untuk semakin mendekatkan diri pada Allah dengan meningkatkan kualitas ibadah dan tetap berpegang teguh pada Alquran dan Sunnah serta meneladani Kearifan dan Hikmah yang disampaikan para Guru Mursyid kita. Semoga kita semakin konsisten (istiqamah) dalam berjuang di Jalan-Nya.


Seiring dengan itu juga semakin memperbanyak sedekah karena rezeki dari Allah tidak bisa dihitung pakai rumus ekonomi. Dan, tetap berusaha berhemat dan menabung untuk dana darurat karena kita tidak tahu kejutan apa lagi yang akan diberikan tahun 2020 di dua bulan terakhir ini.


Yakinlah! Segala kegiatan tersebut di atas akan menarik Simpati Langit  dan menjadi pembuka pintu-pintu rezeki yang tidak disangka-sangka datangnya, dari segala penjuru semesta. 


Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3). 


Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah akan menghilangkan bahaya dan memberikan jalan keluar bagi orang yang benar-benar bertakwa pada-Nya. Allah akan mendatangkan padanya berbagai manfaat berupa dimudahkannya rizki. Rizki adalah segala sesuatu yang dapat dinikmati oleh manusia. Rizki yang dimaksud di sini adalah rizki dunia dan rizki akhirat.


Guru Mursyid kita, pendiri Pondok Pesantren Nurul Amal, Allahyarham KH. Abdurrahman Siregar mengatakan, “Orang yang bertakwa itu tidak pernah merasa fakir (miskin atau merasa kekurangan) sama sekali.”


Perjalanan Spiritual Menjemput Solusi ke Hadhirat-Nya 


Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak : artinya Taqdir itu tak dapat diubah sebelumnya oleh karena Takdir adalah rahasia Allah bagi manusia. Manusia wajib berusaha tapi Allah yang menentukan hasilnya. Pemerintah sudah melakukan stimulus ekonomi untuk mencegah Indonesia masuk jurang resesi. Namun, menurut perhitungan beberapa pengamat ekonomi secara teknis Indonesia sulit menghindar dari jurang resesi ekonomi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi diprediksi kembali negatif para kuartal III.


Sehubungan dengan hal tersebut di atas, melalui tulisan ini, saya berupaya untuk membahas stimulus ekonomi dengan cara spiritual. Saya meyakini selalu ada solusi spiritual untuk setiap masalah. Persoalannya, sampai sejauhmana kita menyadari dan mengakui ketersediaan kekuatan Ghaib tak kasat mata yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Kesemuanya itu perlu melalui banyak pendidikan dan pelatihan ruhani kita. 


Pernahkah Anda berpikir tentang keterbatasan yang kita alami ketika kita mengidentifikasi suatu masalah hanya dengan mengandalkan sains dan pengalaman rasional empirik? Apakah Anda percaya hanya ada satu jenis kekuatan atau pengetahuan, yang bergantung pada indra atau kemampuan intelektual Anda untuk menyelesaikan masalah? Sebagian besar dari kita telah diajarkan ini sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan bahwa semua informasi yang telah diperoleh adalah total persediaan opsi yang tersedia bagi kita. 


Namun sayangnya, sekalipun mungkin Anda tidak menyadari, bahwa hal tersebut di atas, sesungguhnya adalah sikap terkondisi untuk tidak mengakui hubungan Ilahiyah kita dengan pemecahan masalah spiritual. Intinya, ketidaktahuan membuat Anda percaya bahwa pengetahuan Anda terbatas pada fenomena semacam itu, yang bisa dijelaskan melalui fungsi indera kita. 


Padahal selalu ada solusi spiritual, untuk memperolehnya tentu saja Anda perlu belajar dan mendapat bimbingan dari seorang Guru Spiritual, bagaimana cara mengakses-Nya. Guru Mursyid kita, Allahyarham Doktor Bagindo Muchtar menjelaskan semacam Ilmu Pengetahuan atau kekuatan yang tidak diakses hanya melalui dunia material atau indera. Beliau menyebutnya sebagai Kekuatan Batin. Pengakuan bahwa kekuatan ini ada dan selalu tersedia adalah langkah pertama dalam mengaktifkannya. 


Nah, dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi ini, mari kita berusaha mengakses Kekuatan Luar Biasa itu agar bisa mengatasi segala dampak negatif akibat resesi. Untuk itu kita perlu mengadakan perjalanan spiritual untuk menjemput solusi ke Hadhirat-Nya. Kita harus meyakini bahwa di Sisi Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu serta Maha Berkehendak inilah kita menemukan solusi untuk semua masalah kita. Kekuatan spiritual ini ada di dalam diri kita dan setiap orang. Ketika kita memasukkan langkah pertama, pengakuan, kita memulai proses mengakses kekuatan yang serba tahu ini.


Tingkatkan Sedekah : Solusi Resesi Secara Spiritual 


Resesi bisa dimaknai berkurangnya penghasilan atau rezekinya berkurang. Di dalam cara berpikir spiritual, seseorang dikatakan rezekinya berkurang atau kurang beruntung ketika rezekinya macet, seret atau stagnan. Usaha ini itu, tidak juga membuahkan hasil. Pokoknya serba sulit!

Jika hal itu terjadi, maka kita perlu introspeksi diri. Jangan-jangan ada hal-hal yang membuat rezeki kita ditahan oleh Allah hingga kita hidup berkesusahan.


Sesungguhnya pada diri setiap manusia, telah ditetapkan bagi mereka rezekinya sejak roh ditiupkan pertama kali ke dalam kandungan ibu. Bermacam-macam tingkatan rezeki setiap manusia. Namun demikian, bukan berarti tidak bisa berubah karena walau bagaimanapun itu adalah hak prerogatif Allah SWT.


Setidaknya ada lima penghambat datangnya rizki yaitu :

  1. Berbuat maksiat dalam mencari nafkah,
  2. Hilangnya rasa tawakal kepada Allah,
  3. Terlalu banyak dosa,
  4. Dalam bekerja sering melupakan Allah,
  5. Tidak menunaikan Zakat, Infaq dan Sedekah.

Jadi,segeralah menata kehidupan kita untuk hidup yang lebih baik dan bermakna..kita tak bisa mengubah arah angin,tapi kita kan bisa mengubah arah layar kehidupan kita. We have to really change completely and take action!!


Begitu banyak persoalan menghadang maka jangan kalah cepat dengan datangnya masalah (don’t lose quickly with problems coming). Tugas kita memberi jalan keluar dari persoalan bukan memproduksi persoalan apalagi bagian dari persoalan. Kuncinya temukan inspirasi kebaikan dan segera lakukan sesuatu tindakan dan langkah aksi jangan menunggu datangnya persoalan baru. 


Segeralah Bersedekah! Karena sedekah itu menolak bala (pandemi dan resesi), sekaligus untuk membantu sesama umat Islam, “Sedekah menutup 70 pintu bala dan memanjangkan umur. Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak bisa mendahului bencana.” (HR. Al-Baihaqy).


Ada satu hal yang selama ini mulai terlupakan oleh masyarakat yang menurut Ustaz Bachtiar  Nasir menjadi pemicu negara ini diterjang resesi ekonomi. Yakni, berkaitan dengan kegiatan sedekah, infak atau saling berbagi dengan sesama.


Sebagian orang beranggapan bahwa mengeluarkan harta dalam bentuk zakat, infak dan sedekah fisabilillah akan mengurangi jumlah nominal harta, bahkan bisa menyebabkan kefakiran. Hal ini wajar, karena sifat dasar manusia adalah pelit. Selain itu, setan selalu menggoda orang yang akan berinfak agar takut kepada kefakiran.


Padahal dengan menggalakkan kegiatan sedekah, infak, dan berbagai dengan sesama, lanjutnya, bangsa Indonesia tidak akan larut dalam kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan akibat resesi ekonomi. Pasalnya, harta yang dikeluarkan di jalan Allah akan mendatangkan keberkahan. Yakni menambah kebaikan dari harta itu dan berkembang menjadi banyak seperti dalam firman Allah Ta'ala:


"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (Qs Al-Baqarah 276).


Makna ayat “Allah menyuburkan sedekah” adalah memperbanyak dan mengembangkannya di dunia. Sedangkan di akhirat, Allah menjaganya semenjak di keluarkan harta tersebut untuk infaq. 

Sedekah itu juga melapangkan jalan rezeki. Maka, bagi mereka yang merasa sedang seret rezekinya segeralah bersedekah. “Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (Q.S.At-Thalaq : 7). 


Bagi otak kita yang terbatas pasti tidak bisa memahami, bagaimana mungkin saat kondisi keuangan susah diharuskan bersedekah untuk memancing rezeki datang kembali dalam jumlah lebih banyak. Bukankah bersedekah artinya mengeluarkan uang, sementara untuk memenuhi kebutuhan saja susah? Disinilah perlunya kewajiban Muslim untuk meyakini janji Allah, janji yang tidak pernah ingkar. Jika bersedekah, sekecil apapun akan di balas oleh-Nya. Bahkan,   Sedekah menggandakan rezeki yang berlipat 700 kali. Perhatikan janji Allah pada ayat ini 


Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang mengeluarkan nafkahnya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tipa butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunianya) lagi Maha Mengetahui" (Al Baqarah : 261). 


Nah, jika dilihat dari kacamata bisnis, inilah bisnis yang paling menguntungkan dan bebas rugi. Kalau bisnis dengan manusia pasti tetap ada potensi rugi, meskipun besar untungnya tapi tidak akan bisa menyaingi Zat yang Maha Memberi. (az).





This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.