-->
logo

Bangkitkan Ekonomi Umat di Tengah Ancaman Resesi Melalui Gerakan Belanja Di Warung Tetangga

Hot News

Hotline

Bangkitkan Ekonomi Umat di Tengah Ancaman Resesi Melalui Gerakan Belanja Di Warung Tetangga


SKJENIUS.COM, Cikarang.— SUBHANALLAH! Kondisi ekonomi memang sedang amburadul, hampir semua mengatakan itu. Begitu juga berita yang berseliweran di media daring. Tidak hanya di tingkat perorangan saja, tapi juga menimpa perusahaan bahkan negara. Roda ekonomi yang melambat menjadi penyebab pertumbuhan sulit bergerak. Sementara pergerakan itu ditentukan oleh tingkat konsumsi. Ketika konsumsi meningkat, roda bergerak, maka pertumbuhan akan naik. 

Begitulah secara sederhana kaitannya. Konsumsi itu seperti bahan bakar dalam sebuah sistem ekonomi. Bagaimana roda ekonomi melaju kencang, bila indikator tangki bahan bakar pada speedometer-nya sudah mendekati huruf E. Ibarat roda pada mobil yang harus menekan pedal gas lebih dalam dan pada waktu bersamaan memindahkan gigi rendah ke tinggi agar laju kecepatannya terus meningkat, tentu harus memiliki persediaan bahan bakar yang memadai, maka begitu pun dengan ekonomi sebuah negara. 


Nah, akibat pertumbuhan ekonomi yang merosot, karuan saja sektor usaha mikro kecil menengah atau UMKM menjadi salah satu pihak yang banyak merasakan dampak negatif. Omset penjualan yang menurun drastis dan tidak sesuai harapan, membuat mereka sangat kesulitan menyeimbangkan arus kas hingga memenuhi kebutuhan sehari-hari.


UMKM yang dimaksud seperti penjual pulsa, warung makan, pedagang pasar hingga toko kelontong. Untuk nama terakhir ini yang perlu mendapatkan perhatian kita. Tumbuhnya minimarket dan supermarket modern, membuat toko kelontong menjadi terpinggirkan. Selain lokasinya yang tak populer, juga karena cara berjualannya yang masih tradisional.


Gerakan Belanja di Warung Tetangga Awal Kebangkitan Ekonomi Umat


Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman, Cikarang, Jawa Barat berupaya memasyarakatkan satu bentuk belanja yang berimplikasi pada ketahanan masyarakat melalui “Gerakan Belanja di Warung Tetangga”. Masyarakat diajak untuk mengutamakan belanja di warung tetangga sendiri, baik secara langsung maupun online.


Gerakan belanja di warung tetangga dilakukan dengan cara membeli kebutuhan sehari-hari di warung tetangga kita. Juga dengan tidak membeli ke tempat lain selama di warung tetangga kita ada dengan harga yang wajar. Mengutamakan belanja di warung tetangga, sekaligus merupakan bagian dari upaya merekat kembali tali ukhuwah Islamiyah yang belakangan ini agak melonggar. Pasalnya, virus individualisme mulai marak di tengah masyarakat.


Diakui atau tidak, saat ini ikatan sosial kita semakin longgar dan Kepedulian Sosial makin tipis. Budaya Berpikir Kolektif dan budaya gotong royong yang mengutamakan kepedulian sosial dan selalu bisa dibanggakan dari negeri ini mulai memudar dari peradaban kehidupan masyarakat. Sekalipun pentingnya menggalang Ukhuwah Islamiyahselalu diteriakan, namun realitanya masyarakat Nusantara yang dahulunya memaknai kebersamaan dalam bergotong royong kini sudah sulit ditemui. Pemuda dan masyarakat lainya disibukan dengan kepentingan sendiri


Berpacu dalam atmosfir kehidupan demi mencapai titik terdepan dan menjadi yang terbaik adalah perioritas pada saat sekarang. Yang mana semua itu jauh dari nilai-nilai dan kepedulian sosial. Orang-orang berpacu untuk memupuk harta dan orang orang berpacu untuk memupuk kemampuan otak namun tidak berimbang untuk memupuk kepedulian sosial  yang tercipta. Seolah kini semua telah berubah untuk menyelamatkan diri sendiri dan uang menjadi dewa yang terus dipuja dan menentukan kebahagiaan seseorang dalam bertindak.


Menyikapi hal tersebut di atas Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman berupaya memulai lagi untuk memikirkan aspek sosial dan berinisiatif untuk membangkitkan lagi gairah tentang kepedulian sosial. Membangun lagi kepekaan terhadap gejala sosial serta saling membantu. Tindakan kriminal juga bisa datang dari lemahnya pola interaksi yang kita bangun pada saat sekarang ini.


Insya Allah, jika kita mampu memupuk kembali keberagaman sosial, membangun pola interaksi yang baik disegala lini kehidupan bermasyarakat maka secara bertahap kita bersama dapat mengeluarkan Umat dari Jeratan Kapitalisme. Untuk itulah, Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman mempelopori Gerakan Belanja di Warung Tetangga, sejak satu setengah tahun lalu. Gerakan inipun di dukung dengan Program Sedekah Voucher Belanja untuk Yatim dan Dhu’afa.


Gerakan Belanja di Warung Tetangga diharapkan sebagai langkah awal dalam membangun Gerakan Ekonomi Umat sebagai arus baru pembangunan ekonomi Indonesia. Diharapkan Gerakan Belanja di Warung Tetangga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di sektor usaha kecil menengah.


Langkah ini, sekaligus adalah sebuah gerakan membangun kesadaran. Membangun kesadaran ekonomi umat. Insya Allah, bila kesadaran ini bisa dibangkitkan, kekuatan umat Islam sebagai konsumen bisa 'melumpuhkan' pemilik modal besar yang selama ini menggerogoti perekonomian umat dan tidak adil. Karena keuntungan pemodal besar itu bukan untuk bertahan hidup dan membangun umat, melainkan digunakan untuk semakin memperbesar usaha mereka, dan mereka adalah para kapitalis yang tamak.


Seiring dengan itu, juga diluncurkan  dua Gerakan Kebangkitan Ekononi Umat, yaitu:


Pertama, gerakan pemberdayaan ekonomi umat. Tujuannya, untuk menguatkan, mensinergikan, kemudian mengkoordinasi dan mengakselerasi, pertumbuhan gerakan ekonomi umat. Serta melakukan sinergi dengan berbagai Lembaga Pemerintah, LSM, NGO, antar Masjid dan Majelis Taklim maupun Ormas Islam lainnya.


Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman  melihat ekonomi umat saat ini tengah terpuruk karena tidak mampu bersaing dengan ekonomi kelas atas. Banyak warung kecil yang tutup karena adanya pembangunan minimarket di sekitarnya. Tidak sedikit yang bangkrut karena tidak memiliki kekuatan untuk bisa mempertahankan harga yang dimainkan oleh tengkulak. Banyak lagi, tidak tumbuh perkembangannya. Karena itu, perlu digerakkan supaya ekonomi umat berkembang.


Kedua adalah penguatan Ekonomi Pancasila. Di penguatan ekonomi Pancasila, Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman telah menitip pesan dan memberikan amanah kepada Jamaah Masjid Baiturrahman dan Jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah agar memasyarakatkan nilai-nilai Sistem Ekonomi Pancasila yang berazaskan Gotong Royong.(az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.