-->
logo

Spiritualitas dan Spiritual Care dalam Mengatasi Pandemi Covid-19

Hot News

Hotline

Spiritualitas dan Spiritual Care dalam Mengatasi Pandemi Covid-19

SKJENIUS.COM, Jakarta.-- Seorang Spiritual Therapist menganut filosofis yang mempunyai keyakinan di dalam dirinya bahwa semua manusia adalah makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.

Dalam implementasinya: “Praktik pengobatan spiritual dilakukan dengan menempatkan pasien sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap manusia, sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta pengalaman menghadapi berbagai problema kehidupan”.

Kutipan di atas merupakan pernyataan yang termuat dalam falsafah Spiritual Therapist  yang menjadi panduan dalam menjalankan praktik pengobatan yang termuat dalam Standar Profesi Pengobat Spiritual di Rumah Sehat Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat dan seluruh cabangnya di berbagai kota di Bumi Nusantara. Profesi Ahli Pengobatan Spiritual berperan dalam memberikan bimbingan yang aman, bersifat holistik, dan berpusat pada individu di segala batasan usia dan berbagai setting kehidupan.

Pendekatan holistik merupakan pendekatan yang paling komprehensif dalam pelayanan kesehatan, termasuk dalam Praktek Pengobatan Spiritual dengan Menerapkan Metode Pengobatan Al-Hikmah. Dalam pendekatan ini, seorang individu merupakan sebuah kesatuan yang terdiri dari dimensi fisik, mental, emosional, sosio kultural dan spiritual, dan setiap bagiannya memiliki hubungan dan ketergantungan satu sama lain. Untuk mempertahankan seorang individu sebagai satu kesatuan, pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan disamping pemenuhan terhadap kebutuhan lain.

Sistem Pengobatan Spiritual dalam Islam

Khazanah Islam telah mengenal sistem pengobatan sejak masa awal Islam. Sistem pengobatan yang dikenal luas dalam khazanah Islam ini mengacu kepada perkataan dan tindakan Rasulullah SAW yang terkait dengan upaya menanggulangi wabah penyakit, penyembuhan penyakit, dan perawatan pasien.

Sistem pengobatan yang diadopsi dari Rasulullah SAW ini dikenal sebagai thibbun nabawi. Dalam makalah yang disampaikan pada Seminar Pengobatan Ilmiah dan Islam di Universitas Diponegoro Semarang, Guru Besar Epidemologi dan Kedokteran Islam Universitas Brunei Darussalam, Prof Dr Omar Hasan Kasule, MB, ChB, MPH, memaparkan bahwa thibbun nabawi mempunyai beberapa sumber, yaitu wahyu, pengalaman empiris Rasulullah, pengobatan tradisional pada masa itu di semenanjung Arab, dan ilmu pengobatan dari komunitas lain yang telah diketahui di Makkah dan Madinah pada masa Rasulullah.

Al-Qur’an sebagai salah satu sumber thibbun nabawi, terang Prof Kasule, telah menyajikan banyak ayat yang berhubungan dengan penyakit dalam tubuh dan pikiran serta cara penyembuhannya. Alquran berbicara tentang kesehatan fisik dan mental yang buruk atau penyakit hati. “Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isrâ’ : 82).

Alquran juga memuat doa untuk kesehatan yang baik sebagaimana panduan terapi khusus, seperti madu, hanya memakan makanan yang sehat dan halal, menghindari makanan yang haram dan tidak sehat, serta tidak makan dalam jumlah yang berlebihan.

Sementara itu, pengalaman empiris Rasulullah yang mencakup masalah pengobatan; perawatan medis yang juga dipraktikkan orang lain pada masa Rasulullah; perawatan medis yang diamati Rasulullah; dan prosedur medis yang didengar atau diketahui Rasulullah telah banyak diriwayatkan dalam sejumlah hadis. Contohnya adalah hadis yang menerangkan cara pemakaian madu untuk mengobati penyakit perut ringan seorang sahabat.

Sebagaimana sistem pengobatan modern, dalam thibbun nabawi juga dikenal adanya tiga metode pengobatan, yakni preventif (pencegahan), spiritual, dan kuratif (penyembuhan). Tindakan pencegahan menurut kacamata Islam, jelas Prof Kasule, tergantung pada kondisi ilmu pengetahuan serta perubahannya mengikuti ruang dan waktu.

Ruqyah, Penyembuhan Dengan Al-Qur`an Dan As-Sunnah

Pengobatan spiritual mempunyai dasar yang kuat dalam islam umumnya dan tasawuf khususnya karena membaca Alquran dan doa-doa sebagai metode penyembuhan merupakan salah satu tradisi tasawuf. Penyembuhan secara spiritual telah berkembang pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Banyak hadis yang menjelaskan pengakuan rasulullah terhadap penyembuhan secara spiritual. Misalnya Hadis seputar ruqyah banyak berkisah bagaimana Rasulullah SAW membaca doa ketika mengunjungi orang sakit, seperti “Allahumma adzhibil ba’sa, isyfi anta asy syafi, syifa’an la yughadiru saqama”, “A’udzu bikalimatillahit tammah min syarri ma khalaq”, dan banyak lainnya.

Terapi ruqyah adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari hal hal khusus seperti sengatan hewan, sihir, rasa sakit, gila, kerasukan dan gangguan jin. Terapi ruqyah dilakukan dengan membacakan ayat ayat Al Qur`an terhadap orang orang yang terkena berbagai penyakit dengan mengharap kesembuhan.

Terkadang do'a atau bacaan itu disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meterapi ruqyah atau yang diterapi ruqyah. Tentunya terapi ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber dari kitab suci agama islam Al Qur’an dan sumber syariat islam lain. Berikut 7 Manfaat Ruqyah untuk Mental.

  1. Terapi ruqyah dapat Mengobati Kasus Depresi;
  2. Menstimulasi Otak dengan Gelombang/ Frekuensi yang Keluar Dari Bacaan Terapi ruqyah;
  3.  Bacaan Al Qur’an Mempengaruhi dan Memperbaiki Sel Sel Syaraf;
  4. Al Qur'an Mempengaruhi Metabolisme Tubuh;
  5. Bacaan Al Qur'an Mengeluarkan Energi Negatif dari Dalam Tubuh (Detoksifikasi);
  6. Mengeluarkan Jin (Evil Spirit) di Dalam Tubuh yang Mempengaruhi Fisik dan Emosi;
  7. Mengendalikan Emosi dan Mengurangi Stres.

Walupun ruqyah bukanlah hal yang diwajibkan dalam islam. Namun, bila seseorang mampu melakukan ruqyah terhadap orang lain dengan cara yang benar sesuai syariat agama maka berarti dia telah berbuat kebaikan. Karena telah menolong orang yang kesusahan.

Guru besar Ilmu Fikih Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof DR Ahmad Zahro menyebut bahwa virus corona bisa disembuhkan melalui pengobatan ruqyah.Beliau mengatakan mulanya corona memang virus yang tersebar melalui kelelawar, dan itu bisa terdeteksi secara medis. Namun belakangan, berdasarkan banyak hadis, ia meyakini sudah ada campur tangan syaitan dalam penyebarannya.

"Bahwa corona virus itu berasal dari kelelawar, iya. itu virus itu (dilihat) dari ilmu medis. Tapi dalam stadium tertentu, itu menjadi penyakit 'ain, menjadi penyakit yang ada keterlibatan syaitan," katanya

Pengobatan ruqyah kata dia juga sudah biasa dilakukan pada penyakit-penyakit lainnya. Seperti penyakit jantung. Ia pun mengaku telah membuktikannya di klinik pengobatan ruqyah miliknya, Al Qadar. Dengan demikian,  Spiritualitas dan Spiritual Care sangatlah membantu dalam Mengatasi Pandemi Covid-19 dan menyembuhkan berbagai penyakit. Semoga bermanfaat dan dapat membantu. (az).



 


This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.