SKJENIUS.COM,
Jakarta.-- Seorang Spiritual Therapist menganut filosofis yang
mempunyai keyakinan di dalam dirinya bahwa semua manusia adalah
makhluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan
satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
Dalam implementasinya: “Praktik
pengobatan spiritual dilakukan dengan menempatkan pasien
sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap manusia, sebagai
satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta
pengalaman menghadapi berbagai problema kehidupan”.
Kutipan di atas merupakan
pernyataan yang termuat dalam falsafah Spiritual Therapist
yang menjadi panduan dalam menjalankan praktik pengobatan yang termuat dalam
Standar Profesi Pengobat Spiritual di Rumah Sehat Al-Hikmah,
Cikarang, Jawa Barat dan seluruh cabangnya di berbagai kota di Bumi
Nusantara. Profesi Ahli Pengobatan Spiritual berperan dalam memberikan
bimbingan yang aman, bersifat holistik, dan berpusat pada individu di segala
batasan usia dan berbagai setting kehidupan.
Pendekatan holistik merupakan pendekatan
yang paling komprehensif dalam pelayanan kesehatan,
termasuk dalam Praktek Pengobatan Spiritual dengan Menerapkan Metode
Pengobatan Al-Hikmah. Dalam pendekatan ini, seorang individu merupakan
sebuah kesatuan yang terdiri dari dimensi fisik, mental, emosional, sosio
kultural dan spiritual, dan setiap bagiannya memiliki hubungan dan
ketergantungan satu sama lain. Untuk mempertahankan seorang individu sebagai
satu kesatuan, pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan disamping pemenuhan terhadap kebutuhan lain.
Sistem Pengobatan Spiritual dalam
Islam
Khazanah Islam telah mengenal
sistem pengobatan sejak masa awal Islam. Sistem pengobatan yang dikenal luas
dalam khazanah Islam ini mengacu kepada perkataan dan tindakan Rasulullah SAW
yang terkait dengan upaya menanggulangi wabah penyakit, penyembuhan penyakit,
dan perawatan pasien.
Sistem pengobatan yang diadopsi
dari Rasulullah SAW ini dikenal sebagai thibbun nabawi.
Dalam makalah yang disampaikan pada Seminar Pengobatan Ilmiah dan Islam di
Universitas Diponegoro Semarang, Guru Besar Epidemologi dan Kedokteran Islam
Universitas Brunei Darussalam, Prof Dr Omar Hasan Kasule, MB, ChB, MPH,
memaparkan bahwa thibbun nabawi mempunyai beberapa sumber, yaitu wahyu,
pengalaman empiris Rasulullah, pengobatan tradisional pada masa itu di
semenanjung Arab, dan ilmu pengobatan dari komunitas lain yang telah diketahui
di Makkah dan Madinah pada masa Rasulullah.
Al-Qur’an sebagai salah satu
sumber thibbun nabawi, terang Prof Kasule, telah menyajikan banyak ayat yang
berhubungan dengan penyakit dalam tubuh dan pikiran serta cara penyembuhannya.
Alquran berbicara tentang kesehatan fisik dan mental yang buruk atau penyakit
hati. “Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar)
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isrâ’ : 82).
Alquran juga memuat doa untuk
kesehatan yang baik sebagaimana panduan terapi khusus, seperti madu, hanya
memakan makanan yang sehat dan halal, menghindari makanan yang haram dan tidak
sehat, serta tidak makan dalam jumlah yang berlebihan.
Sementara itu, pengalaman empiris
Rasulullah yang mencakup masalah pengobatan; perawatan medis yang juga dipraktikkan
orang lain pada masa Rasulullah; perawatan medis yang diamati Rasulullah; dan
prosedur medis yang didengar atau diketahui Rasulullah telah banyak
diriwayatkan dalam sejumlah hadis. Contohnya adalah hadis yang menerangkan cara
pemakaian madu untuk mengobati penyakit perut ringan seorang sahabat.
Sebagaimana sistem pengobatan
modern, dalam thibbun nabawi juga dikenal adanya tiga
metode pengobatan, yakni preventif (pencegahan), spiritual,
dan kuratif (penyembuhan). Tindakan pencegahan menurut
kacamata Islam, jelas Prof Kasule, tergantung pada kondisi ilmu pengetahuan
serta perubahannya mengikuti ruang dan waktu.
Ruqyah, Penyembuhan Dengan
Al-Qur`an Dan As-Sunnah
Pengobatan spiritual mempunyai
dasar yang kuat dalam islam umumnya dan tasawuf khususnya karena membaca
Alquran dan doa-doa sebagai metode penyembuhan merupakan salah satu tradisi
tasawuf. Penyembuhan secara spiritual telah berkembang pada zaman Nabi Muhammad
SAW.
Banyak hadis yang menjelaskan
pengakuan rasulullah terhadap penyembuhan secara spiritual. Misalnya Hadis
seputar ruqyah banyak berkisah bagaimana Rasulullah SAW membaca doa ketika
mengunjungi orang sakit, seperti “Allahumma adzhibil ba’sa, isyfi
anta asy syafi, syifa’an la yughadiru saqama”, “A’udzu bikalimatillahit tammah
min syarri ma khalaq”, dan banyak lainnya.
Terapi ruqyah adalah metode
penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari
hal hal khusus seperti sengatan hewan, sihir, rasa sakit, gila, kerasukan dan
gangguan jin. Terapi ruqyah dilakukan dengan membacakan
ayat ayat Al Qur`an terhadap orang orang yang terkena berbagai penyakit dengan
mengharap kesembuhan.
Terkadang do'a atau bacaan itu
disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota
tubuh orang yang meterapi ruqyah atau yang diterapi ruqyah. Tentunya terapi
ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber dari kitab suci
agama islam Al Qur’an dan sumber syariat islam lain. Berikut 7 Manfaat
Ruqyah untuk Mental.
- Terapi
ruqyah dapat Mengobati Kasus Depresi;
- Menstimulasi
Otak dengan Gelombang/ Frekuensi yang Keluar Dari Bacaan Terapi ruqyah;
- Bacaan
Al Qur’an Mempengaruhi dan Memperbaiki Sel Sel Syaraf;
- Al Qur'an
Mempengaruhi Metabolisme Tubuh;
- Bacaan Al
Qur'an Mengeluarkan Energi Negatif dari Dalam Tubuh (Detoksifikasi);
- Mengeluarkan
Jin (Evil Spirit) di Dalam Tubuh yang Mempengaruhi Fisik dan Emosi;
- Mengendalikan
Emosi dan Mengurangi Stres.
Walupun ruqyah bukanlah hal yang
diwajibkan dalam islam. Namun, bila seseorang mampu melakukan ruqyah terhadap
orang lain dengan cara yang benar sesuai syariat agama maka berarti dia telah
berbuat kebaikan. Karena telah menolong orang yang kesusahan.
Guru besar Ilmu Fikih Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof DR Ahmad Zahro menyebut bahwa virus corona bisa disembuhkan melalui pengobatan ruqyah.Beliau mengatakan mulanya corona memang virus yang tersebar melalui kelelawar, dan itu bisa terdeteksi secara medis. Namun belakangan, berdasarkan banyak hadis, ia meyakini sudah ada campur tangan syaitan dalam penyebarannya.
"Bahwa corona virus itu berasal dari kelelawar, iya. itu virus itu
(dilihat) dari ilmu medis. Tapi dalam stadium tertentu, itu menjadi penyakit
'ain, menjadi penyakit yang ada keterlibatan syaitan," katanya
Pengobatan ruqyah kata dia juga
sudah biasa dilakukan pada penyakit-penyakit lainnya. Seperti penyakit jantung.
Ia pun mengaku telah membuktikannya di klinik pengobatan ruqyah miliknya, Al
Qadar. Dengan
demikian, Spiritualitas dan Spiritual Care sangatlah membantu dalam
Mengatasi Pandemi Covid-19 dan menyembuhkan berbagai penyakit. Semoga
bermanfaat dan dapat membantu. (az).