-->
logo

I’TIKAF NASIONAL : JADIKAN MASJID SEBAGAI TEMPAT BERDO’A, SEKALIGUS KARANTINA MEDIS

Hot News

Hotline

I’TIKAF NASIONAL : JADIKAN MASJID SEBAGAI TEMPAT BERDO’A, SEKALIGUS KARANTINA MEDIS


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Selama ini kita mendengar bahwa masjid adalah tempat perlindungan. Demikian juga Para Guru Mursyid kita, Syaikh Inyiak Cubadak, H. Permana Sasrarogawa, KH. Abdurahman Siregar senantiasa menganjurkan kita untuk segera I’tikaf di Masjid saat kita membutuhkan Solusi atau Penyembuhan Penyakit. Karena Masjid adalah sebaik-baiknya tempat untuk Membersihkan Diri, Beribadah, Zikir dan Berdo’a, memohon Pertolongan Allah. Sebagaimana hal tersebut ditegaskan oleh Allah SWT :

"Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang suka membersihkan diri, dan Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri." (QS At-Taubah: 8).

Tetapi hari-hari ini masjid justru dihindari karena takut ancaman virus corona mengingat di dalamnya banyak orang berkumpul. Orang menyebutnya menghindari taqdir buruk sehingga mending berdiam di rumah.

Padahal tujuan berdiam diri di rumah itu adalah untuk isolasi diri (Self-quarantine). Setidaknya, masa isolasi diri ini dilakukan selama 14 hari untuk mencegah perkembangan virus corona. 

Nah, Mengapa kita tidak I’tikaf saja di Masjid, sebagai suatu upaya isolasi diri. Yuk..Kita Jadikan Masjid sebagai tempat Berdo'a, sekaligus Karantina Medis. Bukankah Peluang terkabulnya do’a lebih besar dibanding kita berdo’a sendiri di rumah. Bukankah Do’a adalah senjata terkuat bagi orang beriman ? Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi SAW dalam Sabda Beliau: 

“Do'a adalah senjata seorang Mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.” (HR Abu Ya'la). Doa juga merupakan otak atau inti ibadah. Rasulullah bersabda, "Doa itu adalah otaknya ibadah." (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi). Doa juga merupakan sesuatu yang paling utama di sisi Allah. Rasulullah bersabda,"Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada doa." (HR Ahmad)

Semoga kita tidak termasuk manusia meremehkan do’a. Pasalnya, sekarang ini, tidak sedikit orang yang menganggap enteng urusan do’a. Mereka menganggap, segala masalah bisa diselesaikan dengan usaha sendiri, tidak perlu doa. Doa dianggap sebagai sesuatu yang sia-sia dan tidak ada gunanya, sekadar ilusi, berharap pada sesuatu yang tidak ada wujudnya. Mungkin mereka tidak yakin, Do’a bisa Mencegah Wabah corona.

Berbeda dengan obat-obatan dan usaha medis lainnya yang mereka nilai jelas ukuran dan targetnya. Ada masalah, dicarikan solusinya, dan masalah dapat dipecahkan, atau target bisa didapatkan. Pendek kata, mereka merasa tidak penting untuk berdoa, apalagi dalam menanggulangi wabah corona, cukup dengan usaha dan logika saja.

Meremehkan, apalagi mengabaikan doa, bukanlah sikap seorang Mukmin sejati yang meyakini adanya Allah yang mengatur segala sisi kehidupan manusia dan alam semesta. Seorang Mukmin akan selalu menyertakan Allah dalam setiap usaha yang dilakukan.
Segala persoalan atau masalah hidup akan selalu dicarikan solusinya untuk dipecahkan, sembari diiringi doa. Doa adalah kekuatan dahsyat yang bermanfaat dan bisa membantu menyelesaikan persoalan hingga tuntas. Allah menegaskan dalam Firman-Nya : 

"Dan Rabbmu berfirman:“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina [Al-Mu’min/Ghafir/40: 60].

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَنْزَلَ عَاهَةً مِنَ السَّمَاءِ عَلَى أَهْلِ الأرْضِ صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ.

“Sesungguhnya apabila Allah ta’ala menurunkan penyakit dari langit kepada penduduk bumi maka Allah menjauhkan penyakit itu dari orang-orang yang meramaikan masjid.” - Hadits riwayat Ibnu Asakir (juz 17 hlm 11) dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232).

Terlepas dari adanya perdebatan tentang kesahihan Hadits yang disebutkan di atas, namun dalam kurun waktu 27 tahun belakangan, kami dan sahabat-sahabat pengelola Rumah Sehat Al-Hikmah di berbagai kota di Nusantara telah membuktikan bahwa Masjid adalah tempat terbaik untuk Mengobati Pasien yang menderita penyakit medis maupun non medis. Kami meyakini ada korelasinya Hadits riwayat Ibnu Asakir (juz 17 hlm 11) tersebut di atas dengan firman Allah berikut ini.

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah[9]: 18)

Tentu saja sebagai orang Beriman kita pun wajib menjaga kesehatan dan mengikuti aturan medis, terutama dalam mencegah penularan wabah corona. Tapi jangan sampai kita meninggalkan masjid. Justru sebaliknya, inilah saat yang tepat kita melalukan “Self-quarantine” di masjid dengan melakukan I’tikaf Nasional. Namun demikian, sebelum pelaksanaan I'tikaf Nasional, tentu saja tindakan preventif sesuai aturan medis dan Sunnatullah perlu dilakukan, antara lain,
  1. Melakukan Sterilisasi Masjid dan sekitarnya dengan desinfektan untuk pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri dan coronavirus covid 19 yang sangat resisten,
  2. Memeriksa para calon peserta I'tikaf lewat medical check up, sehari sebelum I'tikaf, atau sesuai saran para dokter,
  3. Menyiapkan Team Work Kepanitiaan I'tikaf yang solid dan penuh dedikasi,
  4. Menyiapkan Anggaran untuk konsumsi para peserta I'tikaf,
  5. Menyiapkan Team Medis yang akan mengawasi dan menjaga kesehatan peserta I'tikaf,
  6. Menyiapkan beberapa Orang Qari untuk memimpin shalat, pembacaan Wirid Al-Hasyr dan Do'a bersama lainnya,
  7. Menyiapkan seorang Ulama yang akan memberi Taushiyah dan Konsultasi selama I'tikaf. 

Program I'tikaf:
  1. Mandi Tobat, 
  2. Shalat Tobat,
  3. Sujud Berserah Diri,
  4. Tilawah Qur'an,
  5. Shalat Jamaah,
  6. Zikir Berjamaah,
  7. Membaca Wirid Kesehatan, Do'a Syifa
  8. Taushiyah,
  9. Diskusi Masa Depan Nusantara,
  10. Menyusun Rencana Masa Depan Nusantara.

Adapun Doa yang menjadi Wirid Utama selama I'tikaf adalah, Do'a Syifa,

“Bismillaahir rohmaanir rohiim, Bismillaahisy syafi, bismillaahil kaafi bismillaahil mu’aafi, Bismillaahil la-dzi laa ya-dhur-ru ma’as-mihi syai-un fil ardhi walaa fis-samaa’i wahuwas samii’ul aliim. Allahumma Innaa A'udzubika Minal Wabaa' wal Balaa' coronavirus covid 19. Innalillahi wa inna ilaihi Raji'un .Laa haula wa laa Quwwata illa Billah."

(Dengan nama Allah Rabb yang menyembuhkan. Dengan nama Allah Rabb yang mencukupkan. Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatupun yang berbahaya baik di bumi maupun di langit. Dan Dia adalah Rabb yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Yaa Allah, kami Berlindung kepadamu dari gangguan wabah dan bala coronavirus covid 19. Semuanya datang dari-Mu. Ijinkan kami mengembalikannya kepada-Mu. Kami tiada daya dan Upaya, hanya Engkaulah Yang Maha Kuat.)

Selamat I'tikaf Nasional, Semoga Allah memberi kemudahan dan melindungi kita semua dari pandemi coronavirus covid 19. Semoga saudara kita yang sedang diuji dengan penyakit dan terbaring di rumah sakit, semoga lekas sehat kembali. Kita Serakan Jiwa Raga dan segala Masalah kita kepada Allah. (az).


This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.