-->
logo

Apakah Prinsip Ekonomi Pancasila Mampu Menjawab Resesi Ekonomi Saat Ini?

Hot News

Hotline

Apakah Prinsip Ekonomi Pancasila Mampu Menjawab Resesi Ekonomi Saat Ini?

 

SKJENIUS.COM, Jakarta.— Tak bisa dinafikan pandemi covid-19 menjadi Lonceng Kematian bagi Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis. Bahkan, Paus Fransiskus mengatakan pandemi virus corona covid-19 telah menyingkap tabir, bahwa sistem ekonomi kapitalisme tidak dapat menyelesaikan masalah global yang kekinian menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan.


Nyatanya Amerika Serikat yang disebut sebagai super powe, akhirnya tumbang bersama 49 negara kapitalis lainnya terpuruk ke jurang resesi. Hal ini membuktikan sistem ekonomi yang berdasarkan falsafah Sekuler-Materialisme itu gagal Gagal Lindungi Kemanusiaan dan Perekonomian Selama Pandemi.


Sistem ekonomi yang dibangun oleh Barat yang berbasis riba ini telah gagal menciptakan keadilan dan pemerataan ekonomi dunia. Meski kemajuan teknologi berkembang pesat. Ketimpangan yang semakin menjadi-jadi antara kelompok kaya dan kelompok miskin dunia  merupakan bukti ketidakberhasilan sistem kapitalisme.


Banyak indikasi kegagalan kapitalisme tersebut, antara lain. Pertama, Ekonomi konvensional yang berlandaskan pada sistem ribawi, ternyata semakin menciptakan ketimpangan pendapatan yang hebat dan ketidak-adilan ekonomi. Kedua, Ekonomi kapitalisme tersebut juga telah menciptakan krisis moneter dan ekonomi di banyak negara. 


Di bawah sistem kapitalisme, krisis demi krisi terjadi terus menerus, sejak tahun 1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, 1997 bahkan sampai sekarang.  Banyak negara senantiasa terancam krisis susulan di masa depan jika sistem kapitalisme terus dipertahankan.


Menurut Direktur ISEFID (Islamic Economic Forum for Indonesian Development) Prof Dr Asad Zaman,  penyebab utama kegagalan tersebut adalah akibat sistem ekonomi kapitalisme dibangun di atas prinsip selfishness, yaitu mengutamakan kepentingan individu melalui sistem kompetisi dan persaingan yang cenderung tidak sehat.


Dengan demikian, pandemi Covid-19 berpotensi mengubah tatanan perekonomian global, yaitu peran strategis AS boleh jadi akan digeser oleh negara yang mempunyai Sistem Ekonomi lebih kuat dengan berbagai pertimbangan faktualnya. AS yang sedang bergumul dengan persoalan domestiknya, sementara negara yang mempunyai sistem ekonomi yang kuat itu sedang menata jalan baru menuju kedigdayaan ekonominya.


Karena itulah, Memasuki Tatanan Dunia Baru, Perlu Perubahan Sistem Ekonomi menggantikan sistem Kapitalis-Sosialis yang sudah porak-poranda. Hal ini bisa menjadi peluang bagi negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah seperti Indonesia, untuk menegakkan kedaulatannya di bidang ekonomi melalui Sistem Ekonomi Pancasila yang Berbasiskan Spiritual Nusantara.


Ekonomi Pancasila sebagai Pendorong Era Baru Ekonomi Indonesia 


Dunia sedang mengalami perubahan tatanan ekonomi global baru yang belum mencapai titik pasti. Krisis keuangan global tahun 2008 telah menjadi titik kulminasi krisis kapitalisme global yang pemulihannya tidak lagi dapat dijawab dengan cara klasik yang biasa ditempuh. Bahkan, ketidakpercayaan terhadap kapitalisme paling keras diteriakan oleh Paus Fransiskus yang Menegaskan Kapitalisme Gagal Lindungi Kemanusiaan Selama Pandemi


Sebagaimana kita ketahui pertumbuhan merupakan aliran darah bagi kapitalisme. Persoalannya sekarang ialah bagaimana membuat pertumbuhan dapat dinikmati sebanyak mungkin orang atau publik. Karena itulah, pemerintah perlu menata ulang sistem perekonomian yang dalam lima tahun lalu terlalu menggenjot pertumbuhan. Sehingga mengabaikan pemerataan pendapatan rakyat.


Pemerintah masih memiliki tugas prioritas bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ada sejumlah poin yang harus dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan menyejahterakan masyarakat. Di antaranya penyediaan lapangan kerja bagi rakyat kecil, pemerataan ekonomi di daerah-daerah terpencil juga perlu diprioritaskan.


Pembangunan infrastruktur yang selama ini menjadi prioritas pemerintah, nampaknya tidak berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Meski berdampak baik dari sisi keterjangkauan, insfrastruktur bagus tidak memiliki efek signifikan terhadap daya beli masyarakat.


Untuk itulah Pemerintah perlu segera mengembangkan Sistem Ekonomi Pancasila yang berbasiskan Spiritualitas Nusantara. Sistem ekonomi Pancasila adalah sesuatu hal yang dijiwai oleh ideologi Pancasila dengan berlandaskan kekeluargaan dan gotong-royong. Sistem ekonomi yang diterapkan beberapa negara memang sesuai dengan filosofi hidup negara yang berkaitan, begitu pula seharusnya dengan Indonesia.


Jadi, sistem ekonomi Pancasila merupakan cara pandang yang sangat khas dari bangsa Indonesia karena digali dari cara hidup dan kebiasaan bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi prinsip gotong royong (gemeinschaft) dan senantiasa berorientasi pada kesejahteraan bersama (social welfare).


Sistem Ekonomi Pancasila sendiri memberikan kebebasan kepada seluruh warga negara untuk berusaha atau membangun usaha perekonomian dengan batasan dan syarat-syarat yang ditentukan. Produksi masyarakat kebanyakan adalah usaha swasta yang bersandingan dengan perusahaan negara yang meliputi bidang pertambangan transportasi, pertanian, perbankan, dan lain-lain.


Tujuan Sistem Ekonomi Pancasila


Untuk apapun sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara, tentu ada tujuan yang diharapkan bisa tercapai oleh sistem ekonomi yang dianut tersebut. Untuk sistem ekonomi yang dianut oleh negara Indonesia mengadopsi sistem ekonomi Pancasila dengan tujuan diantaranya seperti:

  1. Kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
  2. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari tindakan ekonomi dalam berbisnis.
  3. Kestabilan ekonomi dengan kesempatan kerja yang luas.
  4. Adanya insentif atau dorongan untuk bekerja dan ikut ambil bagian dalam kegiatan ekonomi di masyarakat.
  5. Adanya koordinasi yang efektif dan efisien terhadap proses produksi, konsumsi dan investasi contohnya dalam menanggapi adanya perubahan cara produksi atau pola kebutuhan masyarakat.
  6. Adanya pertimbangan yang wajar antara kepentingan sekarang dan kepentingan masa depan (kongkritnya antara konsumsi tabungan dan investasi).
  7. Adanya perimbangan yang wajar antara barang untuk kepentingan perorangan (sektor swasta) dan kepentingan umum (sektor publik).
  8. Adanya pemerataan pendapatan dan persamaan antara berbagai golongan dan lapisan masyarakat.
  9. Adanya perimbangan yang wajar antara kekuasaan dan pengaruh antara atas dan bawah.
  10. Diindahkannya nilai yang melekat pada manusia seperti Hak Asasi Manusia (HAM), kebebasan , keadilan sosial, kesamaan hak milik, solidaritas dan sebagainya.

Penerapan Ekonomi Pancasila Sebagai Solusi Hadapi Resesi Ekonomi


Kali terakhir Tanah Air tercinta pernah mengalami resesi pada tahun 1998, bahkan sangat dalam, dan ada risiko akan terjadi lagi di tahun ini. Sebabnya, tentu saja pandemi penyakit virus corona (covid-19) yang roda perekonomian melambat bahkan nyaris terhenti.


Karena itulah, menurut Pemerhati Kebijakan Publik, Aktivis Peduli Negeri, Nelly, M.Pd, perlu dipertanyakan mengapa resesi dan krisis ekonomi selalu saja berulang yang dialami dunia dan negeri ini?


Dikatakannya, jika ditelaah dengan seksama adanya penerapan sistem ekonomi kapitalislah penyebab utama problem ini. Kerapuhan sistem kapitalisme menyebabkan mudahnya perekonomian dalam negeri maupun skala dunia goncang. Sebab, ekonomi kapitalisme berdiri di atas sektor non riil dan sistem ribawi. Sehingga rentan terjadi krisis ekonomi. 


“Hal ini semakin diperparah karena resesi ekonomi yang terjadi akibat pandemi. Oleh karena itu, sebenarnya tidak cukup hanya mengantisipasi dan mendorong rakyat untuk mengatasi dampak resesi dan krisis ekonomi ini, tapi perlu solusi tuntas atas resesi akibat berlakunya ekonomi kapitalisme,” kata Nelly.


Perlu mendorong masyarakat memahami cacat bawaan sistem kapitalisme yang menghasilkan krisis termasuk resesi dan bagaimana sistem ekonomi Islam menciptakan ekonomi yang stabil dan tidak rentan resesi. 


“Jika belajar dari sejarah peradaban manusia, baik dalam sistem ekonomi sosialis dan kapitalis sangat rentan dengan yang namanya krisis ekonomi. Krisis yang berulang, bahkan sampai resesi dan depresi merupakan wajah asli dari sistem kapitalisme,” tegasnya.


Maka, menurut penulis tidak ada kata lain sebagai solusinya, selain dengan melakukan revitalisasi penerapan sistem ekonomi Pancasila. Segala kebijakan perekonomian yang ditempuh oleh pemerintah sudah semestinya berkiblat pada prinsip keadilan seperti yang digariskan dalam Pancasila dan bersifat konstitusional merujuk pada Pasal 33 UUD NRI 1945. (az).

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.