-->
logo

AL-HIKMAH WAY : Di Balik Jepitan Pandemi dan Ancaman Resesi, Ada Rencana Besar Allah untuk Indonesia

Hot News

Hotline

AL-HIKMAH WAY : Di Balik Jepitan Pandemi dan Ancaman Resesi, Ada Rencana Besar Allah untuk Indonesia

 


SKJENIUS.COM, Cikarang.-- Alhamdulillah! Kemarin sore, ba'da Ashar, saya kedatangan dua orang tamu terhormat, seorang pengusaha nasional yang bergerak di bidang International Freight Forwarding dan seorang 'Ulama terkemuka di Jawa Barat. Kami bertiga membahas situasi dan kondisi terkini di Tanah Air, termasuk soal mudharat dan dampak negatifnya Omnibus Law. Berikut ini adalah catatan ringkas dari pembicaraan kami, semoga dapat menginspirasi dan menambah wawasan Anda tentang situasi politik, pandemi, resesi dan perekonomian di Indonesia.

Di tengah merebaknya pandemi dan ancaman resesi ekonomi, umat Islam, khususnya jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) dan Masjid Baiturahman mesti menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama. Dalam aplikasinya di lapangan, kehadiran MDA dan Masjid Baiturrahman serta Rumah Sehat Al-Hikmah juga harus menjadi Solusi dan penghibur bagi kondisi yang tengah dihadapi bangsa, saat ini.

Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia maka jamaah MDA harus mengikuti apa yang menjadi aturan kebijakan pemerintah, untuk tetap tinggal di rumah serta mengaplikasikan physical distancing. Namun di sisi lain, selaku orang beriman, maka umat harus tetap berdo'a dan berserah diri, meminta kekuatan dan petunjuk kepada Allah agar bisa keluar dari jepitan pandemi dan bisa mengatasi ancaman resesi ekonomi ini. “Sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang- orang yang beriman kepada jalan yang lurus. ” (QS. Al-Hajj: 54).

Oleh karena itu, kita harus menyadari sepenuhnya bahwa apa yang namanya musibah ini bukan secara kebetulan terjadi di Republik tercinta ini. Tetapi kita harus meyakini bahwa pastilah ada rencana Allah untuk negara ini.

Marilah kita manfaatkan suasana Stay at Home, diam dan tenang di rumah untuk merenung, kontemplasi, refleksi diri dan tafakkur. Diam bukan berarti bungkam. Sepi bukan berarti mati. Justru dalam sepi kita belajar untuk memahami diri sendiri, dalam diam kita belajar damai, dan memberi kita waktu untuk memahami arti kehidupan yang sebenarnya.

Suasana Hening Baik untuk Otak dan Kejiwaan. keheningan dapat membantu perkembangan otak secara harfiah. Riset yang dilakukan pada 2013 menunjukkan 2 jam kesunyian setiap hari memicu pertumbuhan sel-sel baru di hippocampus –area otaku tama yang berhubungan dengan pembelajaran, memori, dan emosi. Hal ini kemudian membawa para peneliti menyimpulkan kesunyian bisa meningkatkan kecerdasan otak.

Saat Masalah dan Himpitan Ekonomi Datang Menghampiri, Kita Memang Perlu Waktu untuk Menyepi dan Menyendiri. Tempat yang sepi bisa membawa suasana damai, dan dengan demikian kita bisa merasa lebih dekat dengan alam disekitar kita. Dengan menyendiri kita bisa lebih mengenal diri kita sendiri dan melakukan berbagai aktivitas yang mungkin belum pernah dilakukan.

Ide dan inspirasi biasanya lebih banyak muncul disaat kamu sendiri karena pikiran dan tubuh kamu otomatis menjadi lebih tenang. Dengan menyepi, kita akan memberi pikiran kita lebih banyak ruang untuk merenung. Pikiran kita akan lebih terbuka dengan berbagai hal baru yang sebelumnya luput dari pikiran kita. Kita bisa menemukan sebuah jalan keluar dengan menyepi sejenak dari keriuhan hidup.

Dalam Keheningan Batin, Kita Mendengar Suara Hati dan Bisikan Allah. Bisikan yang langsung diberikan Allah dari keluhuran-Nya kepada hati seorang mukmin. Bisikan itu disebutkan dengan ilham. Dalam Al-Qur’an Surat as-Syams ayat 7 dan 8 disebutkan, “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”

Jadi, meski selama tujuh purnama ini, kita didera wabah dan kesempitan ekonomi, ternyata ada poin-poin positif yang bisa diambi sebagai bahan untuk perenungan. Sekarang, terbukti bahwa seluruh dunia sujud kepada Allah seraya meminta agar pandemi segera usai dan ekonomi kembali pulih. Maka marilah kita laksanakan Sujud  Nusantara dan Berserah Diri pada-Nya.

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Rabb-nya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 112).

Mentafakkuri Rencana Besar Allah Untuk Indonesia

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab (orang-orang yang berakal cerdas), (yaitu) orang-orang yang zikir (mengingat) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imran: 190-191).

Perlu kita sadari bahwa  pandemi dan ancaman resesi ini juga merupakan episentrum dari berbagai dinamika persoalan bangsa yang tengah bertahan dari gempurannya. Oleh karena itu tidak bisa dilakukan secara parsial dikotomik, harus dilakukan secara sinergik antar berbagai komponen.

Indonesia hari ini, sesungguhnya sedang mengalami track down disemua aspek, mulai dari Ekonomi, politik, sosial, budaya dan juga bahkan termasuk dalam hal ini adalah religiusitas dan spiritualitas. Di tengah pandemi dan ketidak pastian keadaan yang membuat berbagai pihak dan berbagai sektor terancam, pendidikan yang dilakukan dengan model Long Distance Learning yang dianggap hanya mengisi ruang koginisi, Ekonomi yang secara makro dan mikro sangat mengkhawatirkan dengan penutupan pabrik dan PHK besar-besaran, Politik yang semakin berpotensi membelah anak bangsa pada faksi-faksi yang tidak produktif, hingga budaya masyarakat yang kian bergeser. 

Kondisi ini sesungguhnya mengingatkan kembali tentang esensi dari Kebangkitan Nasional, sekalipun pada saat itu tentu akan berbeda dengan hari ini, jika dulu kala kita dihadapkan dengan musuh yang nyata yang dapat meruntuhkan semangat persatuan dan kesatuan melalui politik adu domba, penjajahan fisik dan mental. Maka pada hari ini sesungguhnya kita dihadapkan pada atmosfir yang kurang lebih sama dengan nuansa berbeda. Jadi, kami meyakini inilah yang disebut dengan sejarah pasti berulang.

Allah Tak akan Salah Berikan Takdir-Nya, Dia Punya Rencana Maha Indah Dibanding Rencana Siapapun untuk Indonesia. Yakinlah Dia Merencanakan Kebangkitan Indonesia di antara jepitan pandemi dan ancaman resesi. Diberikan kekuasaan di dunia dan diberikan kemapanan dalam segala bidang. Allah SWT berfirman, "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah meiyadikan berkuasa orang-orang sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan (memberikan kemapanan) agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka.” (QS. An-Nuur; 55).

Mengukir Sejarah Baru Indonesia

Saudaraku, di dalam Al-Qur'an, Buku Sejarah Nusantara dan Kisah para Auliya Allah yang dituturkan oleh para Guru Mursyid, kita membaca dan mendengar tentang sosok-sosok manusia yang luar bisa yang mengukir sejarah dalam hidup mereka. Mereka telah memiliki perjalanan bersama Allah yang indah. Dan ini menjadi satu pelajaran yang sangat berharga bagi kita, supaya kita juga memiliki warna hidup seperti yang mereka miliki.

Mudah-mudahan Majelis Dakwah Al-Hikmah sebagai Gerakan Dakwah dan Pendidikan bisa selalu memberikan kontribusi dalam pengembangan peradaban Islam melalui sumber ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Budayawan Kunto Wijoyo, inilah kemudian tuntutan serta substansi bahwa agama tidak sekadar hadir dengan ritus formal dan melalaikan persoalan sosial yang terjadi di sekitar kita. Islam harus hadir sebagai agama profetik, agama yang mengedepankan humanisasi, emansipasi dan transendensi. Hal tersebut merujuk pada nash Al-Quran surat Al-Imran: ayat 110 yang berbunyi, Umat Islam adalah umat terbaik yang pernah diciptakan untuk manusia, yang bertugas melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar (dalam arti keberimanan kepada Allah SWT)”. Praksis keberagamaan dalam memerangi kemiskinan ini menjadi cita-cita dan tujuan agama Islam.

Dengan demikian, Amal Shaleh harus dipahami sebagai kontribusi seorang Muslim dalam sejarah. Jadi, implementasi amal shaleh itu adalah sejauhmana seseorang berjihad  untuk membebaskan keterbelengguan umat dari ketertindasan, kemiskinan, kebodohan, dimana emansipasi-liberasi teologis menjadi jalan dari stagnasi keberagamaan selama ini. Islam, sejatinya mampu membebaskan umat dari kebodohan, kemiskinan, hegemonisasi sosial budaya adat-istiadat dan tradisi yang kurang arif, dimana masyarakat menuhankan tradisi dan adat itu. Tradisi dan adat istiadat telah menjadi formasi sosial baku yang meng-hegemoni masyarakat. Seakan-akan, melanggar adat lebih berat dosanya daripada melanggar dogma agama.

"Karena itu, Umat Islam, bukan saja harus membaca dan memahami sejarah Keagungan Islam Nusantara, namun Kita harus membuat sejarah. Untuk itu, Mari kita Mengukir Sejarah Baru Indonesia. Kita mesti menentukan masa depan yang sesuai dengan keperluan Rakyat Kecil, Yatim dan Piatu, Kaum Dhu'afa, Buruh serta Memberdayakan Masyarakat. Sehingga terwujud Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," kata Ketua Dewan Syura Majelis Dakwah Al-Hikmah, Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman.

Ada waktunya di dalam sejarah dimana seorang individu dapat membuat perbedaan yang fundamental bagi kaum, bangsa dan negaranya. Mereka itulah para agen perubahan (agent of change) di tengah masyarakat. Mereka itulah yang Mengukir Sejarah Baru Indonesia.

Para Agent of Change harus menjadi motor perubahan di tengah umat dengan kemampuan membaca tanda-tanda zaman dan memahami ke arah mana perubahan masyarakat sedang bergerak. Untuk itulah mereka harus mencerdaskan diri dan mengaktualisasi diri dalam berbagai siuasi dan kondisi negara Indonesia. Sehingga mereka dapat memberi jawaban atas berbagai tantangan zaman now terkait dengan masa depan Indonesia.

Untuk itu, bukan saja tekad yang diperlukan tetapi juga semangat dan profesionalisme. Setiap peluang,  tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan setiap tantangan harus dihadapi dengan sikap dan tindakan yang terbaik. Sikap dan tindakan yang terbaik hanya akan dimiliki jika Sang Agen Perubahan mampu meningkatkan ketajaman pemikiran dalam menangkap dan menerjemahkan aspirasi yang berkembang di masyarakat.

Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, ada kalanya kita harus keluar dari jalur yang biasa dan menciptakan haluan baru, namun harus tetap berada dalam koridor konstitusi.

Menciptakan haluan baru untuk bangsa dan negara Indonesia yang lebih baik tidak hanya memaparkan konsep kosong belaka dan berkoar-koar menuju haluan baru. Namun, semuanya harus mempunyai rencana agar segala tindak tanduk yang akan kita lakukan sesuai dengan visi dan misi.

Menciptakan sebuah rencana strategis untuk menciptakan haluan baru memang perlu proses yang cukup lama dan pemikiran yang dalam. Sebagai corong aspirasi rakyat Indonesia, Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu harus mempunyai program kerja yang terarah dan yang pasti pro kepada rakyat serta mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia seutuhnya yang meyakini Ketuhanan  Yang Maha Esa, merdeka, berdaulat, adil dan makmur serta beradab berlandaskan Pancasila. (az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.