-->
logo

AL-HIKMAH WAY : Memahami Rencana Allah di tengah Ancaman Resesi

Hot News

Hotline

AL-HIKMAH WAY : Memahami Rencana Allah di tengah Ancaman Resesi

 

SKJENIUS.COM, Jakarta.-- Alhamdulillah. Sudah tujuh purnama kita harus mena'ati protokol kesehatan di tengah pandemi ini. Sehingga kita harus menjaga jarak dan menghindari kerumunan (Social Distancing). Maka, mau tidak mau kita lebih banyak Work from Home (WFH) atau Stay at Home, bahkan ada juga diantara kita yang perlu mengisolasi diri (Self Quarantine).

Kesemuanya ini, tentu saja memberikan tekanan psikologis yang cukup berat bagi sebagian orang. Apalagi himpitan ekonomi dan berbagai problem kehidupan  terus mendera di tengah ekonomi Indonesia yang merosot. Pasalnya daya beli masyarakat semakin menurus, bisnis macet dan tentu saja omzet usahapun anjlok drastis.

Untuk itu, marilah kita berdo'a, "Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua terhindar dari segala dampak negatif yang ditimbulkannya. Semoga Allah Melindungi kita dan memberi solusi terbaik serta kemudahan dalam menyelesaikan segala urusan dan bisnis di tengah resesi ekonomi. Aamiin Yaa Rabbal 'Alamin!"

Seiring dengan itu, marilah kita bersyukur atas segala karunia-Nya, terutama kesehatan dan rezeki. Selanjutnya marilah kita manfaatkan stay at home untuk merenung, kontemplasi, refleksi diri dan tafakkur. Semoga Allah memberi pencerahan dan petunjuk, sehingga kita dapat mengambil hikmah dibalik jepitan pandemi dan ancaman resesi ini.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2: 269) yang artinya: "Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari Firman Allah)."

Hikmah yang mengendap di dalam pikiran dan hati nurani itu, akan menjadi penggerak dan memandu hidupnya ke arah yang lebih positif. Hikmah ada bertebaran dimana-mana, tinggal bagaimana kita pandai-pandai melihat dan memanfaatkannya. Rasulullah SAW bersabda, "Hikmah adalah harta milik kaum muslimin. Di mana pun kamu temui, boleh kamu memungutnya." (Al-Hadits)

Sir Bernard Shaw, seorang pujangga Inggris pernah berkata, "Jika saya punya sebuah apel dan Anda punya sebuah apel pula, lalu apel itu kita pertukarkan, maka masing-masing kita punya satu apel. Namun, bila saya dan Anda masing-masing punya sebuah hikmah, lalu hikmah itu kita pertukarkan, maka masing-masing kita punya dua hikmah, atau bahkan lebih.”

Insya Allah melalui tulisan ringkas ini, saya ingin berbagi hikmah yang saya peroleh selama tujuh purnama menjalani Self Quarantine. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Silakan dilanjutkan membaca hingga akhir. Jika Anda rasa tulisan ini berguna untuk umat, silakan Anda share kepada karib kerabat dan handai taulan Anda. Saya berharap Anda berkenan menyampaikan saran dan kritik melalui kolom komentar atau berkirim email ke : skjenius.com@gmail.com.

Man’s Plans And God’s Purposes : According To Whose Plans?

Hikmah terbesar yang saya rasakan di tengah situasi tidak menentu inilah semua orang, termasuk Jamaah Majelis Dakwah Al-Hikma, dipaksa (atau terpaksa?) beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan pola kehidupan yang tidak seperti biasa dan di luar kendali akal dan kemampuan kita.

Namun demikian, menurut saya, sebagai orang beriman dan berakal, kita jangan hanya beradaptasi saja, apalagi hanya berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa yang sifatnya kontributif bagi orang lain dan dunia di sekitar kita. Jadi, bagaimana seharusnya seorang Jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah bersikap dan bertindak ketika Coronavirus ini semakin merajalela dan ancaman resesi di depan mata?

Menurut saya, orang  beriman harus hidup secara realistis mengedepankan iman yang teguh dan hikmah dari Atas, khususnya ketika dunia di sekeliling kita sedang berhadapan dengan penyakit, penderitaan, dan kesulitan ekonomi.

Karena itulah sejak April 2020 saya berusaha menuliskan artikel-artikel pendek yang sifatnya dibuat serelevan mungkin dengan suasana tidak menyenangkan (bahkan menyeramkan ini), yaitu ketika banyak orang sedang bingung dan bertanya-tanya mengenai mengapa Allah seakan membiarkan pandemi ini terjadi dan melanda kehidupan umat Islam dan Masjid serta Mushallah dan Surau di mana-mana (sehingga banyak Masjid, Mushalah dan Surau yang terpaksa tutup dan umat beribadah di rumah dan mengikuti majelis taklim secara online).

Maka, pada saat kebanyakan orang sedang mengalami kebingungan, kepanikan, dan ketakutan, marilah kita melihat kepada firman Allah, firman yang hidup dan firman yang kekal.  "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Rabb-nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al Baqarah : 155-157).

Dalam situasi dunia yang tidak menentu dan sedang dilanda wabah dan resesi ekonomi, jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah bisa saja berhadapan dengan kesulitan ekonomi, kesesakan, penderitaan, bahkan penyakit, tetapi karena orientasi dan tujuan hidup kita hanya satu, yaitu Ma'rifatullah, maka kita seharusnya tidak panik dan takut menghadapi ancaman penyakit, kesulitan ekonomi dan kematian, karena sadar bahwa Allah sedang bekerja di dalam dan melalui kita guna mewujudkan rencana dan kepentingan-Nya, sesuai dengan Iradat dan Qudrat-Nya.

Semua orang yang ada dalam dunia ini memang akan mati pada satu titik dalam kehidupannya, tetapi jangan biarkan kematian kita berlalu begitu saja dan menjadi sia-sia.

Mulai hari ini mari kita sadari bersama  bahwa sesungguhnya di muka bumi berlaku Hukum Allah (Sunnatullah), "Human beings can make any plans they want, but it's Allah that  decides  their success or failure” (Manusia dapat membuat rencana apa pun yang mereka inginkan, tetapi Tuhanlah yang menentukan kesuksesan atau kegagalan mereka).

Allah berfirman dalam Al-Qur’an "Wa makarụ wa makarallāh, wallāhu khairul-mākirīn, (manusia berencana dan Allah punya rencan. Dan Allah sebaik-baik pembuat rencana)." (QS. Ali ‘Imran Ayat 54).

Jadi, Ada Rencana Manusia Dan Tujuan Allah : Menurut Rencana Siapa yang akan Berlaku? "Man’s Plans And Allah  Purposes : According To Whose Plans?". Untuk itulah kita harus menyadari bahwa keberhasilan sejati dari sudut pandang Allah hanya bisa dicapai kalau kita mengikuti rencana-Nya daripada rencana kita.

Rancangan Allah untuk hidup dan kehidupan kita adalah rancangan yang terbaik. Meski kita susah untuk menyadari hal tersebut. Yakinlah! Allah SWT mengetahui yang terbaik buat makhluk-Nya. Jadi, ketika Anda meminta sesuatu, Allah Swt, akan memilah dan memberikan yang terbaik. Percayalah, ini hanya soal waktu!

God’s Plan is Always more Beautiful than Our Desire

Saudaraku. Selama ini kita tentu punya banyak rencana yang selalu diucapkan dalam do'a, dan berharap akan segera dijawab. Tapi, hari ini, melalui jepitan pandemi dan ancaman resesi ekonomi, Allah telah menyadarkan kita bersama bahwa rencana-Nya itulah yang terbaik!

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

Firman Allah di atas menegaskan bahwa rancangan-Nya berbeda dengan rancangan manusia. Apa yang kita inginkan belum tentu sesuai dengan rancangan Allah. Dia memiliki rancangan yang sempurna, dan manusia tidak dapat meyelami rencana-Nya. Hal ini yang seringkali membuat kita tidak mengerti. Begitu pula setiap pergumulan dan tantangan yang kita alami seringkali membuat kita menjadi kecewa ataupun tawar hati. Sebagaimana yang sedang kita hadapi hari ini, kesulitan ekonomi, bisnis macet, tabungan makin menipis. Sementara kebutuhan hidup makin tinggi, kredit harus diangsur, utang pun harus dibayar.

Tetapi sebenarnya apapun yang terjadi dalam hidup ini, jangan sampai membuat kita menjadi kecewa. Sekalipun rancangan kita tidak terwujud tetaplah bersyukur, sebab di dalam segala keadaan Allah memiliki rencana yang terbaik buat kita. Yakinlah!  Dia tidak pernah merancangkan hal yang buruk buat kita. Allah lebih mengerti akan hidup kita di masa kini dan di masa yang akan datang. 

Ini adalah kaidah agung yang memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan orang-orang yang memahaminya dan mengambil petunjuk dengan Petunjuk-Nya. Ini adalah kaidah yang memilliki hubungan dengan salah satu pokok keimanan yang agung, yaitu “iman dengan Qadha’ dan Qadar.” 

God's Plan Is Often Beyond Our Understanding - Pathway to Victory

Sebagian besar umat Islam, terutama jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah tentu mempunyai keinginan untuk mengetahui rencana Allah bagi kehidupan mereka. Akan tetapi ada beberapa pertanyaan yang muncul: bagaimana saya dapat menemukan rencana Allah? Apakah dapat dipastikan?

Syukurlah! Ternyata Al-Qur'an  memberi kita berbagai prinsip penting mengenai kehendak Allah. Allah bukannya berusaha menyembunyikan kehendak-Nya bagi kehidupan kita; Ia ingin supaya para hamba-Nya mengetahui kehendak (Iradat) -Nya dan mengikutinya.

Secara tegas, Al-Qur'an penuh dengan pernyataan jelas tentang rencana Allah yang dapat diaplikasikan semua orang  beriman. "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Dalam kitab suci Al-Quran, dengan tegas Allah menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah (utusan) di muka bumi. Kata beribadah mengandung dimensi vertikal (hablum minallah), sedangkan kata khalifah mengandung dimensi horizontal (hablum minannas). Mengapa Allah memerlukan utusan? Perlu! karena Allah membutuhkan wakil/utusan untuk melakukan berbagai urusan yang berkaitan dengan memelihara bumi dan seisinya.

Allah menjadikan manusia sebagai khalifah-Nya di bumi yang berarti menunjukkan keutamaan dan kemuliaan manusia. Manusia mendapatkan kemuliaan dari Allah menjadi khalifah-Nya di bumi ini untuk menjalankan tugas dan fungsi yang akan diberikan kepada mereka. Pernyataan tentang kekhalifahan manusia disebutkan dalam QS. al-Baqarah/2:30.

Artinya: "Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".

Maka, kita dapat mengerti kehendak Allah melalui Firman-Nya. Firman Allah sempurna adanya, dan kita dapat menemukan rencana Allah bagi kehidupan kita ketika kita mempelajarinya. Jadi, satu hal sudah pasti. Kita dapat mengetahui kehendak Allah. Walaupun itu tampak misterius, sebenarnya tidak ada misteri di dalamnya. Jika kita tahu ke mana kita harus mencari, kehendak Allah ada di sana. Dan jika kita mendengar dengan baik, Allah akan berbicara kepada kita melalui cara-cara yang mengagumkan.

Pertama, Allah berbicara melalui firman-Nya yaitu Al-Qur'an. Segala sesuatu yang kita butuhkan untuk kehidupan yang diridhai Allah ada di dalam Al-Qur'an. Seiring kita mulai mengenal firman Allah, kita akan mengenal kehendak-Nya.

Kedua, Allah berbicara melalui penilaian dan akal sehat kita. Namun waspadalah, keputusan-keputusan kita akan sesuai dengan kehendak Allah hanya jika kita mengenal Allah secara pribadi lebih dahulu, dan hanya jika hubungan kita dengan Alla itu benar. Saat kita ada dalam kondisi ini, kita akan bertindak dengan “Tangan” Allah Dia yang akan menuntun nurani dan pemikiran kita.

Sebagaimana hal tersebut dijelaskan dalam Hadits Qudsy : "Adapun jika hamba-Ku melaksanakan yang sunah, niscaya Aku akan mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakan untuk memukul, dan kakinya yang digunakan untuk berjalan.” 

Tak sampai di situ, “Jika dia meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.” (HR. Bukhari). 

Akhirnya yang terakhir dan yang paling umum, Allah berbicara melalui rincian kehidupan kita. Guru Mursyid kita, Syaikh Inyiak Cubadak mengatakannya dengan cara ini: “Allah berbicara melalui bahasa yang paling kita kenal-bukan melalui telinga kita tetapi melalui keadaan-keadaan kehidupan kita.”

Mungkin kita akan berkata dan menganggap hidup kita ini suatu kebetulan. Padahal sesungguhnya apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita tidak ada yang kebetulan. Kita ada karena suatu maksud. Dan apa pun yang kita lakukan memang berarti bagi Allah.

Segala sesuatu yang kita lakukan berarti bagi Allah dan bukan hanya hal-hal yang kita lakukan di Masjir, Mushalah atau Surau, tetapi dalam hal-hal kecil setiap harinya. Di sanalah kita akan paling sering menemukan kehendak Allah.

Dengan demikian, kemampuan kita Memahami Rencana Allah di tengah Ancaman Resesi adalah Kunci Kemenangan kita. Sekalipun Rencana Tuhan Seringkali Di Luar Pemahaman Kita, tapi itulah  Jalan Menuju Kemenangan. (God's Plan Is Often Beyond Our Understanding - Pathway to Victory). Jadi, Yakinlah! Allah memiliki rencana rinci untuk hidup kita, dan rencana-Nya untuk kita  disusun dalam Kasih Sayang-Nya.

Namun, terkadang kita terlalu fokus dengan masalah, cobaan dan beban hidup. Sehingga lupa untuk bersyukur terhadap nikmat yang telah dimiliki. Padahal jika kita mampu berpikir sesungguhnya nikmat yang diberikan Allah itu banyak. Termasuk nikmat waktu dan sehat.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. An Nahl: 18).

Maka, marilah kita jadi Hamba Allah Yang Bersyukur. Kita bersyukur kepada Allah dengan cara menerima apapun yang diberikan oleh Allah. Jadi, bersyukur itu adalah di mana kita tidak pernah mengeluh atas semua kebahagiaan, kesulitan, keresahan semua diterima dengan rasa syukur. "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7). (aby zamri).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.