-->
logo

AL-HIKMAH WAY : Mengukir Sejarah Baru Indonesia

Hot News

Hotline

AL-HIKMAH WAY : Mengukir Sejarah Baru Indonesia


SKJENIUS.COM, Jakarta.— PRIHATIN! Betapa tidak, di tengah eskalasi pandemi meningkat, pertumbuhan ekonomi pun MELOROT. Indonesia berada di tepi Jurang Resesi. Bahkan, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, Indonesia sudah mengalami resesi sejak terjadi perlambatan ekonomi di awal tahun lalu. 


Apalagi setelah kuartal II pelemahan ekonomi semakin dalam. Di mana pada kuartal I perekonomian melambat yang tercatat 2,97% dan pada kuartal II anjlok lebih dalam menjadi minus 5,32%. Sedangkan Ekonomi RI Kuartal III-2020, diprediksi Bakal Terkontraksi hingga Minus 2,9%. Maka secara teknis, Indonesia masuk ke kubangan lumpur resesi.


Karuan saja, ancaman resesi ini, semakin menambah kekhawatiran masyarakat kecil. Padahal, dalam tujuh purnama ini saja himpitan ekonomi sudah membuat Rakyat jelata menjerit. Apalagi, jika resesi, tentu efek dominodari resesi menyebar ke sektor lain. Mulai dari macetnya kredit perbankan hingga lonjakan inflasi yang sulit dikendalika. Jika bukan lonjakan inflasi, maka bisa juga deflasi yang tajam karena perekonomian tidak bergerak. Selain itu, neraca perdagangan pun bisa menjadi minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa.


Resesi memang mengerikan. Pasalnya, Resesi bersifat destruktif karena biasanya menciptakan pengangguran yang tersebar luas. Itulah mengapa banyak orang akan terkena dampak saat resesi terjadi. Ketika tingkat pengangguran meningkat, pembelian konsumen semakin turun. Bisnis bisa bangkrut.


Dalam banyak resesi, orang kehilangan rumah ketika mereka tidak mampu membayar cicilan rumah. Kaum muda sulit mendapatkan pekerjaan yang baik setelah lulus sekolah. Resesi juga bisa membuat orang lebih sulit untuk mendapatkan peluang dan promosi baru. Mereka yang tetap bekerja mungkin akan tidak mengalami kenaikan gaji - atau harus bekerja lebih lama atau menerima pemotongan gaji.


Namun demikian, perlu kita Fahami, Sekalipun Indonesia di Ambang Resesi, Tapi Faktanya Itu Bukan Kiamat. Jika resesi bukan berarti semuanya selesai. Sebab, masih ada produksi dalam kehidupan dan perekonomian masih tetap jalan. Kita masih berproduksi, masih hidup, output kita masih ada. Jadi masih ada sektor ekonomi dan peluang bisnis yang dapat dikembangkan. 


Karena itulah, sebagai orang beriman, tentu saja resesi tidak perlu ditakuti. Pasalnya, kita  Meyakini bahwa di balik Jepitan Pandemi dan Ancaman Resesi, Ada RENCANA BESAR ALLAH untuk Indonesia. Karena itu, resesi harus dijadikan suatu momentum untuk kembali ke Jati Diri Bangsa dengan mengembangkan Sistem Ekonomi Pancasila. Sekaranglah kesempatan kita untuk memperbaiki perekonomian agar bisa lebih berdaya tahan dibandingkan sebelumnya.


Maka, resesi jangan sampai disia-siakan. Resesi sesuatu yang harus dihadapi dan dimanfaatkan. Saat resesi adalah saat terbaik untuk melihat yang harus diperbaiki dari kondisi ekonomi. Kita perlu transformasi agar semakin kuat setelah keluar dari resesi,


Mengukir Sejarah Baru Indonesia


Saudaraku, di dalam Al-Qur'an, Buku Sejarah Nusantara dan Kisah para Auliya Allah yang dituturkan oleh para Guru Mursyid, kita membaca dan mendengar tentang sosok-sosok manusia yang luar bisa yang mengukir sejarah dalam hidup mereka. Mereka telah memiliki perjalanan bersama Allah yang indah. Dan ini menjadi satu pelajaran yang sangat berharga bagi kita, supaya kita juga memiliki warna hidup seperti yang mereka miliki.


Mudah-mudahan Majelis Dakwah Al-Hikmah sebagai Gerakan Dakwah dan Pendidikan bisa selalu memberikan kontribusi dalam pengembangan peradaban Islam melalui sumber ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Budayawan Kunto Wijoyo, inilah kemudian tuntutan serta substansi bahwa agama tidak sekadar hadir dengan ritus formal dan melalaikan persoalan sosial yang terjadi di sekitar kita. 


Islam harus hadir sebagai agama profetik, agama yang mengedepankan humanisasi, emansipasi dan transendensi. Hal tersebut merujuk pada nash Al-Quran surat Al-Imran: ayat 110 yang berbunyi, “Umat Islam adalah umat terbaik yang pernah diciptakan untuk manusia, yang bertugas melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar (dalam arti keberimanan kepada Allah SWT)”. Praksis keberagamaan dalam memerangi kemiskinan ini menjadi cita-cita dan tujuan agama Islam.


Dengan demikian, Amal Shaleh harus dipahami sebagai kontribusi seorang Muslim dalam sejarah. Jadi, implementasi amal shaleh itu adalah sejauhmana seseorang berjihad  untuk membebaskan keterbelengguan umat dari ketertindasan, kemiskinan, kebodohan, dimana emansipasi-liberasi teologis menjadi jalan dari stagnasi keberagamaan selama ini. 


Islam, sejatinya mampu membebaskan umat dari kebodohan, kemiskinan, hegemonisasi sosial budaya adat-istiadat dan tradisi yang kurang arif, dimana masyarakat menuhankan tradisi dan adat itu. Tradisi dan adat istiadat telah menjadi formasi sosial baku yang meng-hegemoni masyarakat. Seakan-akan, melanggar adat lebih berat dosanya daripada melanggar dogma agama.


"Karena itu, Umat Islam, bukan saja harus membaca dan memahami sejarah Keagungan Islam Nusantara, namun Kita harus membuat sejarah. Untuk itu, Mari kita Mengukir Sejarah Baru Indonesia. Kita mesti menentukan masa depan yang sesuai dengan keperluan Rakyat Kecil, Yatim dan Piatu, Kaum Dhu'afa, Buruh serta Memberdayakan Masyarakat. Sehingga terwujud Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," kata Ketua Dewan Syura Majelis Dakwah Al-Hikmah, Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman.


Ada waktunya di dalam sejarah dimana seorang individu dapat membuat perbedaan yang fundamental bagi kaum, bangsa dan negaranya. Mereka itulah para agen perubahan (agent of change) di tengah masyarakat. Mereka itulah yang Mengukir Sejarah Baru Indonesia.


Para Agent of Change harus menjadi motor perubahan di tengah umat dengan kemampuan membaca tanda-tanda zaman dan memahami ke arah mana perubahan masyarakat sedang bergerak. Untuk itulah mereka harus mencerdaskan diri dan mengaktualisasi diri dalam berbagai siuasi dan kondisi negara Indonesia. Sehingga mereka dapat memberi jawaban atas berbagai tantangan zaman now terkait dengan masa depan Indonesia.


Untuk itu, bukan saja tekad yang diperlukan tetapi juga semangat dan profesionalisme. Setiap peluang,  tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan setiap tantangan harus dihadapi dengan sikap dan tindakan yang terbaik. Sikap dan tindakan yang terbaik hanya akan dimiliki jika Sang Agen Perubahan mampu meningkatkan ketajaman pemikiran dalam menangkap dan menerjemahkan aspirasi yang berkembang di masyarakat.


Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, ada kalanya kita harus keluar dari jalur yang biasa dan menciptakan haluan baru, namun harus tetap berada dalam koridor konstitusi.

Menciptakan haluan baru untuk bangsa dan negara Indonesia yang lebih baik tidak hanya memaparkan konsep kosong belaka dan berkoar-koar menuju haluan baru. Namun, semuanya harus mempunyai rencana agar segala tindak tanduk yang akan kita lakukan sesuai dengan visi dan misi.


Menciptakan sebuah rencana strategis untuk menciptakan haluan baru memang perlu proses yang cukup lama dan pemikiran yang dalam. Sebagai corong aspirasi rakyat Indonesia, Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu harus mempunyai program kerja yang terarah dan yang pasti pro kepada rakyat serta mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia seutuhnya yang meyakini Ketuhanan  Yang Maha Esa, merdeka, berdaulat, adil dan makmur serta beradab berlandaskan Pancasila.


Rekonstruksi Nusantara Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Kecil


Tak bisa dipungkiri, sekalipun tak ada pandemi, sebenarnya ekonomi Indonesia selama pemerintahan Jokowi memang GAGAL MEROKET. Dalam Lima Tahun pertama perintahannya pertumbuhan ekonomi hanya mentok 5,02 persen. Bahkan, Ekonomi RI Makin Melambat pada Kuartal IV 2019 Hanya Tumbuh 4,97%. Kemudian Tersungkur pada Kuartal I 2020 Tersungkur, hanya mencapai 2,97 persen. Akhirnya Anjlok pada Kuartal II-2020, Minus 5,32 Persen.


Karena itulah sampai hari ini 

Mengingat kondisi Indonesia masih jauh panggang dari api, kesejahteraan rakyat belum tercapai meski memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah, maka perlu segera diadakan Rekonstruksi Nusantara. 


Kita perlu Menata Ulang, memulihkan, mengembalikan, serta memajukan fungsi pemerintahan Indonesia kepada cita-cita Proklamasi 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan berbangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.


Rekonstruksi adalah SOLUSI atas persoalan-persoalan pembangunan dan kebudayaan dilihat jauh kedepan dan bila perlu diusahakan terbentuknya tata peradaban yang baru. Rekonstruksi  Nusantara berarti membangun atau pengembalian kembali sesuatu berdasarkan Cita-cita Kemerdekaan Indonesia, dimana dalam rekonstruksi tersebut terkandung nilai – nilai primer berupa Kearifan Luhur Nusantara yang harus tetap ada dalam aktifitas membangun kembali Peradaban Indonesia. 


Untuk kepentingan pembangunan kembali Peradaban Nusantara yang kini menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), apakah itu peristiwa, fenomena-fenomena sejarah masa lalu, hingga pada konsepsi pemikiran yang telah dikeluarkan oleh pemikira-pemikir terdahulu, maka kewajiban para Rekonstrktor adalah melihat pada segala sisi, agar kemudian Peradaban yang coba dibangun kembali sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan terhindar pada subjektifitas yang berlebihan, dimana nantinya dapat mengaburkan susbstansi dari peradaban yang ingin kita bangun tersebut.


Satu diantara permasalahan yang terpetakan pada saat ini adalah betapa “tidak setianya” pewaris tradisi Nusantara pada kebudayaan asli. Budaya asing semakin meraja lela, sedangkan Kearifan Luhur Nusantara kian lama kian tersingkir. Anak-anak sekarang dibesarkan dengan internet dan TV, yang tak jarang mengedepankan kebudayaan asing.


Melalui gerakan Rekonstruksi Nusantara, Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu  menawarkan konsep pembangunan karakter berbangsa dan bernegara yang dilandasi semangat Kearifan Luhur Nusantara berupa, Persaudaraan, Kesetaraan, Kepedulian, Musyawarah, Gotong royong, dan Solidaritas.


Negeri ini membutuhkan perubahan yang fundamental, tidak sekadar perubahan sirkulasi kekuasaan, tapi transformasi karakter kembali pada jati dirinya yakni Spiritualitas Nusantara.


Konsep Rekonstruksi Nusantara adalah harapan baru bagi arah negara Indonesia berdasarkan sejarahnya yang Gemilang di masa lampau. Rekonstruksi Nusantara memberikan sinar terang bagi masyarakat yang terbelenggu kegelapan. Rekonstruksi Nusantara merupakan Langkah Fundamental menuju strategi lebih baik di masa depan, untuk itu, diperlukan upaya untuk mengumpulkan dan merekonstruksi berbagai inisiatif dari seluruh Stakeholder Indonesia, terutama para Raja, Sultan dan Pemangku Adat se Nusantara. (az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.