SKJENIUS.COM, Jakarta.-- MIRIS!
Negeri ini memang paradoksal. Indonesia ialah negara besar, tetapi
sudah berpuluh-puluh tahun gagal menunjukkan kebesarannya.
Penduduk Indonesia tercatat 279 juta orang,
tetapi teramat sukar mencari seorang pemimpin yang mampu meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya. Karuan saja, sampai Februari 2022, masih ada 8,4 Juta
Pengangguran di Tanah Air. Seiring dengan itu BPS melaporkan 26,16 juta orang miskin pada Maret
2022.
Padahal, konsepsi politik, mengajarkan kepada kita bahwa
negara merupakan suatu titik di mana orang-orang meletakkan harapan dan
cita-cita bersama. Pada titik inilah, orang-orang bersepakat untuk mengatur dan
menata kehidupan dalam upaya mencapai kesejahteraan hidup.
Maka, pemimpin negara dan pemerintahan, berkewajiban
mencarikan jalan untuk mewujudkan tujuan bernegara yang bermuara pada
kesejahteraan rakyatnya. Karena
itulah, berbagai sejarah suksesi kepemimpinan Nusantara menunjukan,
jika pemimpin tidak mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka amanat penderitaan rakyat akan
lahir
Lahirnya amanat penderitaan rakyat akan memberikan
jalan suksesi pergantian seorang pemimpin di
Nusantara. Semakin banyak kesalahan dan kekeliruan yang dikerjakan oleh
penguasa, akan semakin besar pula kekecewan rakyat. Jika Rakyat sudah kecewa, Maka Kewibawaan
Pemerintah pun Tidak Ada.
People Power adalah
Suara Tuhan
Seorang pemimpin seharusnya menyadari bahwa seringkali suara
rakyat adalah merupakan suara
Tuhan, jadi jangan abaikan aspirasi rakyat. Pasalnya, People
Power atau “kekuatan rakyat,” bisa terjadi dan muncul dalam
aneka bentuk, Demontrasi, Kritik, Protes dan lain-lain.
Ketika Rakyat Sudah Bergerak, Sekuat Apapun Rezim yang Berkuasa Tentu akan Tumbang. Rakyat
menginginkan perubahan dan pergantian pemimpin yang dinilai tidak lagi membela
kepentingan masyarakat.
Kita bedo’a semoga pemimpin di Era Generasi Millenial ini mampu membawa Indonesia dalam keadilan dan kemakmuran serta
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga Indonesia menjadi kuat di
mata dunia.
Karena itulah Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki
hati yang bersih, pikiran positif serta memiliki sikap yang baik dan bijaksana.
Kebaikan dan kebijaksanaan adalah nilai-nilai spiritual yang tidak ada
kaitannya dengan pendidikan, usia, kekayaan, jabatan, jenis kelamin,
bahkan agama.
Seperti kita ketahui bersama bahwa manusia itu tidak hanya
terdiri dari tubuh atau fisik yang bisa terlihat wujudnya saja, melainkan juga
ada yang tersembunyi di baliknya. Yang tersembunyi (inner power)
itu adalah jiwa, akal, pikir dan hati
nurani.
Nah, bagian dari diri kita yang tersembunyi itu sesungguhnya
adalah kekuatan yang
sangat besar yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi
seorang pemimpin yang baik dan bijaksana.
Insya Allah melalui paparan ringkas ini, kami berupaya
mendeskripsikan peran kepemimpinan spiritual sebagai Solusi untuk mengatasi
Krisis Kepemimpinan di Era Generasi Millenial ini.
Kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang
membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual. Karena itu,
kepemimpinan spiritual sering disebut juga kepemimpinan yang berdasarkan pada
etika ilahiyah.
Allah adalah pemimpin sejati. Dia yang memberi
ilham, mempengaruhi, melayani dan menggerakkan hati nurani hamba-Nya dengan
cara yang sangat bijaksana melalui pendekatan etis dan keteladanan.
Allah Memimpin di Segala Jalan. Jalan Lahir Maupun Batin. Meskipun
jalan-jalan yang harus kita lalui acapkali terasa tidak menyenangkan. Namun
sesungguhnya Allah tahu persis jalan mana yang harus ditempuh untuk sampai ke
tempat tujuan
Allah membimbing kita kepada cahaya-Nya : “Cahaya di
atas cahaya (berlapis-lapis/ nuurun ‘ala nuurin), Allah membimbing
kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.” (QS.
An-Nuur:35)
Kepemimpinan
Spiritual Sangat Efektif
Sejarah Nusantara mencatat dengan tinta emas bahwa
kepemimpinan spiritual ala Maha Patih Gadjah Mada dari kerajaan Majapahit
terbukti berhasil membawa kemajuan suatu negara.
Demikian pula kepemimpinan spiritual Sunan Gunung Jati dari
Kesultanan Cirebon. Raden Fatah di Kesultanan Demak pun telah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang Beliau pimpin.
Seiring dengan itu masih ada sederet kisah heroik para
pemimpinan spiritual di Bumi Nusantara ini, seperti Ratu Kalinyamat, Sultan
Agung, Pangeran Diponegoro, Tuanku nan Renceh, Sultan Hasanuddin, Sultan
Iskandar Muda, Sultan Alam Bagagar Syah dan lainnya
Kepemimpinan spiritual sangat efektif untuk membangun
masyarakat madani. Kepemimpinan spiritual terbukti mampu menggerakkan
masyarakat untuk meningkatkan Kualitas Hidup Umat
Kepemimpinan berlandasan spiritual itu menyangkut beberapa
hal, sebagai berikut :
- Kepemimpinan yang didasarkan pada kesalehan
- Hati, kepala, dan tangan mereka digunakan untuk melayani umat.
- Pemimpin Spiritual menegakkan keadilan bagi yang dipimpinnya.
- Spiritualitas yang berkembang dalam kepemimpinan adalah spiritualitas asketis, ketaatan yang intensif kepada Allah SWT.
Seorang Pemimpin Spiritual rela bersusah payah, tak kenal
waktu dan lelah untuk memberikan kontribusi terbaiknya.
Ia bekerja bukan semata karena jabatannya, melainkan
panggilan hati nuraninya, panggilan spiritualitasnya sebagai hamba Allah dan
mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Allah.
Dengan demikian, Kepemimpinan Spiritual itu Menggerakkan Orang ke Agenda Allah,
antara lain:
- Beribadah Kepada Allah SWT
- Menjadi Khalifah-Nya di Bumi,
- Menegakkan Keadilan,
- Amar Ma'ruf Nahi Munkar,
- Beramal Shaleh,
- Membangun Masyarakat Madani. Baldhatun Thayyibah wa Rabbun Ghafur,
- Membangun Peradaban Adhi Luhung. Toto Tentrem Kerto Raharjo. Gemah Ripah Loh Jinawi.
Menurut Guru Mursyid kita, Allahyarham KH. Abdurrahman
Siregar, kepemimpinan spiritual itu dilandasi semangat amal
shaleh (berbuat kebajikan). Pemimpin spiritual bekerja karena
panggilan dari hati nurani semata mengharap ridha Allah SWT. Mengembangkan
perilaku etis dalam bekerja melalui pembudayaan rasa syukur, ikhlas, dan sabar
mengemban amanah
Pemimpin Spiritual memiliki kesadaran pribadi dan jati diri
yang kokoh serta keyakinan mendalam bahwa Allah senantiasa membimbingnya.
Keyakinan itulah yang mampu membuat dirinya menjadi tenang dan bahagia di manapun
berada. Pasalnya, dia merasakan kehadiran Allah dalam setiap gerak
dan langkahnya
Allah menjelaskan hal tersebut dalam Al-Qur’an: “Ketahuilah,
dengan menghadirkan Allah dalam dirinya, hati akan menjadi tenang” (QS
Al-Ra’du : 28).
Menjadi Pemimpin Umat di Negara sehebat Indonesia memang
tidak Mudah. Letaknya yang strategis, terbentang di antara dua benua, diapit
oleh dua samudera dengan kekayaan alamnya yang melimpah di darat dan di lautan
tentu saja menjadi incaran Negara-negara lain.
Oleh karena itu, seorang Pemimpin Umat di Era Generasi
Millenial, setidaknya harus menguasai tiga hal utama, yaitu:
- Memahami, Menghayati dan Mengamalkan Spiritual Islam Transformatif,
- Sadar Budaya dan Menguasai Sejarah Nusantara,
- Cerdas Intelektual dan Mumpuni dalam Sains Islam Modern.
Karena itulah, pentingnya seorang Pemimpin Umat di Bumi
Nusantara ini melakukan Perjalanan Spiritual Napak Tilas Sejarah
Kejayaan Nusantara. Pada saat kita menelusuri Sejarah Nusantara,
berarti kita sedang Menapaki Jejak Para Tokoh Spiritual Nusantara. Bila
Kita tekun menelisik, mempelajari dan melakoni ajaran dan laku spiritual
Beliau-beliau itu, tentu banyak hikmah yang dapat kita petik.
Insya Allah, kita mampu Menyingkap Tabir Rahasia Kekuatan Spiritual Nenek Moyang kita.
Semoga Allah berkenan mengutus seorang Pemimpin Spiritual yang Mumpuni dalam
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Wa Billahi Taufiq wal Hidayah
Silakan Kunjungi, Subscribe, Like dan Share
Link SKJENIUS.COM:
1. Etika Bagian
Tak Terpisahkan Dari Arena Bisnis : https://youtu.be/jKwi1rcZ2gw
2.
TIDAK ADA ALASAN MENGANGGUR !!! Kembangkan
Potensi Diri : https://youtu.be/AB2d_YOnywE
3.
PELIHARA NAFSU SEBAGAI KEKUATAN PERUBAHAN
: https://youtu.be/6AlYex1iK-Y