-->
logo

Spiritualisme Tasawuf Transformatif sebagai Solusi Spiritual Bangsa Hadapi COVID-19 dan RESESI Ekonomi

Hot News

Hotline

Spiritualisme Tasawuf Transformatif sebagai Solusi Spiritual Bangsa Hadapi COVID-19 dan RESESI Ekonomi

 


SKJENIUS.COM, Jakarta.— Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) sebagai sebagai kelompok-sosial, selain diwajibkan solid, juga penting menyikapi  wabah corona, sebagai momen belajar bersama dalam mengatasi Masalah Umat, berbagi dan berkontribusi bersama serta memahami pentingnya social distancing dan stay at home dalam menghadapi pandemi dan resesi ekonomi.


Pengalaman, penghayatan dan pengetahuan spiritual Jama’ah MDA yang berbasiskan Tasawuf Transformatif dan Kemudahan Menjadi Azas Fundamental dalam Gerakan Dakwah Problem Solving punya peluang sebagai satu tawaran alternatif solusi spiritual bangsa dalam menyikapi Covid-19 dan dampak resesi.


Bagaimana penghayat dan pengamal Tasawuf Transformatif melibatkan diri dalam pertukaran pemikiran merespon covid-19 dan Resesi Ekonomi, terutama nilai spiritualitas untuk membangun karakter bangsa yang tangguh? 


Insya Allah, berbagai pertanyaan tersebut akan kita bahas dalam tulisan ringkas ini. Semoga uraian singkat ini dapat kita diskusikan lebih lanjut secara mendalam. Semoga Anda dapat meluangkan waktu untuk membaca tulisan dengan seksama serta mencermati makna yang terkandung di dalamnya.


Tasawuf Transformatif sebagai Solusi Problematika Manusia Modern


Tasawuf transformatif pertama kali digagas oleh Guru Mursyid kita, Allahyarham KH. Muhammad Zuhri, merupakan satu jenis tasawuf yang berpijak pada ruh dan nilai-nilai ajaran fundamental tasawuf yang ditampilkan sesuai dengan konteks masanya, dan didiskusikan dengan persoalan manusia.  


Tasawuf transformatif merupakan upaya untuk pelibatan diri seorang sufi dalam memperbaiki dan mengubah kehidupan masyarakat. Tasawuf transformatif tidak menekankan sikap spiritualisme pasif dan isolatif (i’tizaliyah), tetapi tasawuf dijadikan spiritualisme aktif dan dinamis dengan menjadikan tasawuf sebagai sumber nilai dan semangat untuk menjadikan masyarakat lebih berkarakter, mandiri, dan sejahtera. 


Tasawuf transformatif ingin membantu masyarakat untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Salah satunya adalah problem dari keterasingan (alienasi). Keterasingan yang dimaksud antara lain: 

  1. Alienasi kesadaran,
  2. Alienasi ekologis, dan 
  3. Alienasi sosial. 

Karenanya, sistem yang biasanya dipakai berawal dan bermuara pada pengetahuan tentang Allah (ma’rifah) serta konsepsi transendensial (tauhid). Titik relevansinya adalah bagaimana manusia kemudian mampu membangun kesadaran dirinya terhadap alam semesta dan saudara manusianya.  


Kesadaran tersebut kemudian dikontekstualisasikan ke dalam dimensi permasalahan manusia modern.  Kontekstualisasi ajaran sufi ini menjadikan tasawuf transformatif tidak hanya aktual, tetapi juga relevan untuk “membebaskan” manusia modern dari belitan berbagai persoalan yang dihadapinya.  


Karena itulah semangat tasawuf transformatif yang dibawa oleh Guru Mursyid kita, KH. Muhammad Zuhri sarat dengan tindakan sosial dan aspek kemasyarakatan.


Spiritual Care – ‘A deeper immunity’ – A response to Covid-19 pandemic


Pandemi COVID-19 telah menyadarkan masyarakat akan pentingnya spiritual care (perawatan spiritual) sebagai komponen penting dari manajemen kesehatan holistik, terutama dalam hal mengatasi, menghadapi penyakit, penderitaan, dan akhirnya kematian.  Hubungan dengan yang transenden atau sakral memiliki pengaruh yang kuat pada keyakinan, sikap, emosi dan perilaku seseorang.  


Masyarakat akan akan menemukan hiburan batin melalui keimanan atau spiritualitas mereka selama masa kesulitan pribadi dan kecemasan atau bencana yang meluas. Maka, jama’ah MDA sangat bersyukur karena selama ini mereka sudah akrab dengan spiritual care atau perawatan kesehatan ala Rumah Sehat Al-Hikmah. Perawatan spiritual berkaitan dengan pemberian kasih sayang dan empati selama periode stres, kesusahan, dan kecemasan yang meningkat dalam masa perawatan.  


Sehubungan dengan hal itulah Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) meluncurkan MDA CARE Hotline. Melalui MDA Care, Majelis Dakwah Al-Hikmah memberikan wawasan tentang perlunya memberikan perawatan spiritual sebagai sarana untuk mengatasi dan kesejahteraan bagi keluarga, pasien, dan petugas layanan kesehatan, terutama selama pandemi COVID-19.


Aplikasi MDA Care, Memudahkan Masyarakat Mengakses Layanan Kesehatan Berbasis Spiritual secara online. Aplikasi MDA Care berisi fitur-fitur yang bisa membantu penggunanya mendapat layanan medis. Seperti chat, panggilan suara, dan panggilan video dengan Spiritual Therapist dan Spiritual Counselor yang tersedia 24 jam.


“Kami ingin agar akses layanan kesehatan bisa lebih sederhana, sehingga siapapun dan dimanapun mereka berada bisa dengan mudah terhubung dengan Spiritual Therapist dan Spiritual Counselor, dan membeli kebutuhan obat herbal lewat ponsel pintar,” ujar Direktur MDA Care, Nita Yuliana. 


Perawatan spiritual terdiri dari aktivitas yang dilakukan oleh spiritual therapist untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan klien. Aktivitas yang dilakukan oleh spiritual therapist dan orang-orang yang terjangkit COVID-19 termasuk kehadiran yang penuh kasih, mendengarkan ketakutan pasien, harapan dan impian, memperoleh riwayat spiritual, memperhatikan semua bidang kehidupan pasien dan keluarganya


“Insya Allah, Perawatan Spiritual yang dikembangkan MDA Care akan memberi Kekebalan yang lebih dalam kepada pasien terhadap ancaman pandemi Covid-19,” kata Nita Yuliana. 


The Seven Spiritual Principles that Give Us Strength in Times of Crisis


Terpukulnya ekonomi yang Gagal Meroket dihantam pandemi COVID-19 membuat perekonomian Indonesia mengalami kontraksi sangat tajam. Akhirnya, Indonesia pun terjerambab ke jurang resesi


Karuan saja Kondisi ini mengkhawatirkan banyak orang. Pasalnya, resesi biasanya mengakibatkan efek domino kepada kehidupan warga suatu negara yang sedang mengalaminya. Misalnya investasi yang anjlok saat resesi akan secara otomatis membuat angka pemutusan hubungan kerja (PHK) naik signifikan dan menghilangkan sejumlah lapangan pekerjaan. Produksi atas barang dan jasa pun merosot sehingga menurunkan PDB nasional.


Maka, jumlah pengangguran akan meningkat karena banyak orang akan kehilangan pekerjaan, atau sulit mencari peluang kerja baru dan promosi. Para sarjana dan lulusan sekolah yang mencari pekerjaan untuk pertama kali, kemungkinan akan sulit mendapatkan pekerjaan. Gaji para pegawai yang masih bekerja mungkin tidak akan naik-- atau mereka harus bekerja lebih lama, atau gajinya terpaksa dikurangi.


Namun, di sisi lain, musibah ini telah membangkitkan Kesadaran Spiritual kita bahwa ada Kekuatan Maha Dahsyat Yang Mengatur alam semesta ini. Berikut ini adalah Tujuh Prinsip Spiritual yang Memberi Kita Kekuatan di Saat Krisis:


1.Kekuatan Transformatif Energi Iman 


Sebagai Muslim, di tengah situasi yang tidak menentu ini kita harus meningkatkan  Kekuatan Iman agar tidak stres dan putus asa. Allah telah berjanji untuk menyertai kita juga pada saat krisis. “Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang beriman.” (QS al-Anfaal : 19).


2.Harapan dan Keyakinan. 


Pesimisme itu beracun dan tindakan tidak percaya pada Allah. Jika kita memiliki iman yang kuat, kita tidak putus asa atau menyerah pada keputusasaan atau pesimisme.  Selama kita hidup, mudah untuk goyah dan merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, menjadi mangsa ketakutan dan kelemahan.


3.Tenggelamkan Diri Anda dalam Firman Allah 

 

Ada ruang di dalam hati yang tidak mungkin tercahayai kecuali dengan kalam Ilahi. Di sinilah kita bertemu dengan janji Allah bahwa hanya dengan zikrullâh (mengingat Allah)-lah. Adapun sebaik-baik zikrullâh adalah membaca Al Quran. 


Jadi, ada jaminan bahwa dengan membaca Al Quran hati menjadi tenang. Maka, Tenggelamkanlah Diri Anda dalam Firman Allah.


4.Zikir Mengakses Sumber Solusi.


Perlu kita sadari bahwa kehidupan kita sehari-hari sebetulnya adalah manifestasi dari seberapa kuat kita terhubung dengan Sang Pencipta, Sumber yang sejati. Karena itulah kita perlu berzikir untuk mendekatkan diri pada Allah. Sehingga kita bisa mengakses 

Sumber Solusi dari segala masalah yang kita hadapi.


5.Minta Tolonglah dengan Sabar dan Shalat


Allah akan menolong siapa yang dikehendakiNya. Pertolongan Allah datang kepada orang yang beriman yang sabar sambil memohon pertolongan kepada Allah serta beribadah dan bertawakal hanya kepada-Nya.


“Hai orang yang beriman jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar" (Q. S. Al- baqarah : 153).


6.Kekuatan Do’a.


 Iman kita terhubung langsung dengan do’a kita.  Do’a bisa memiliki banyak bentuk.  Faktanya, setiap pikiran yang kita miliki adalah do’a yang akhirnya terwujud dalam hidup kita.  Do’a dapat membantu kita mencapai hasil ajaib yang tidak akan pernah bisa kita capai sendiri.  


7.Sedekah Menolak Wabah, Menarik Rezeki


Sedekah menciptakan banyak peluang kebaikan, baik terhadap diri maupun lingkungan sosialnya. Kebaikan sedekah akan dipantulkan kembali kepada pelakunya dalam beragam bentuk, apakah itu kesucian jiwa (hatinya bebas dari rasa kikir), sembuh dari penyakit, maupun bertambahnya harta itu sendiri secara fisik.


Sedekah adalah energi positif yang menggulung energi negatif. Nabi SAW bersabda : ”Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah, karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah“ (HR Thabrani).


Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memberi inspirasi dan menambah semangat dalam upaya Kembali ke Jati Diri Bangsa. Kita adalah bangsa yang Cerdas Secara Intelektual dan Kokoh Secara Spiritual. Silakan Anda share Kepada karib kerabat dan kawan-kawan melalui Group WA, Facebook, Twitter dan Media Sosial lainnya. Wassalam! (az).





This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.