-->
logo

EKONOMI PANCASILA : Mengelola Kekayaan Alam Sebagai Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Rakyat Kecil

Hot News

Hotline

EKONOMI PANCASILA : Mengelola Kekayaan Alam Sebagai Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Rakyat Kecil

SKJENIUS.COM, Jakarta.-- MIRIS! 75 Tahun RI Belum Merdeka dari Pengangguran & Kemiskinan. Padahal, Indonesia Negara Kaya. Namun Puluhan Juta Rakyatnya Masih Berada Dalam Belitan Kemiskinan. Apalagi Dalam situasi yang sangat berat saat pandemi Covid-19, Ekonom CORE Indonesia Akhmad Akbar Susamto dan Muhammad Ishak Razak berhitung bahwa orang miskin akan bertambah 5,1 juta jiwa hingga 12,2 juta jiwa pada kuartal II 2020. 

Sementara itu, menurut Ekonom CORE Piter Abdullah, akibat wabah Covid-19 ini, dia memproyeksikan tahun ini tingkat pengangguran akan mengalami tambahan hingga 9 juta jiwa. Padahal, pada Maret 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka kemiskinan Indonesia sudah meningkat. Tercatat jumlah penduduk miskin pada periode tersebut mencapai 26,42 juta jiwa.

Selama ini setiap pemerintahan baru selalu menjanjikan kesejahteraan untuk rakyat kecil serta tersedianya lapangan kerja bagi mereka yang masih menganggur. Tetapi anehnya, yang terjadi justru harga kebutuhan hidup terus semakin mahal, ekonomi pun makin merosot. Apakah janji-janji kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi yang meroket itu hanya omong kosong saja?

Mengapa Indonesia miskin? Padahal, jumlah rakyatnya banyak. Banyak yang berbakat, cerdas dan mau bekerja keras untuk mengembangkan diri dan bangsanya. Kekayaan alam pun berlimpah ruah. Kita memiliki minyak, gas dan beragam logam sebagai sumber daya alam yang siap untuk diolah. Kita memiliki alam yang indah, bagaikan untaian zamrud di khatulistiwa.

Kita memiliki tanah yang subur yang siap ditanami beragam jenis tanaman. Kita memiliki lautan yang luas yang kaya dengan aneka ikan. Kita memiliki hutan yang luas yang bisa memberikan udara segar tidak hanya untuk bangsa kita, tetapi untuk seluruh dunia. Akan tetapi, mengapa kita masih miskin, walaupun kita memiliki itu semua!? 

Alhamdulillah, 75 tahun sudah, bangsa Indonesia lepas dari Cengkeraman Penjajah. Musim berganti, pemerintahan pun bertukar. Silih berganti Presiden Memimpin Pemerintahan di Bumi Nusantara yang kaya raya ini. Berbagai jawaban, analisa dan alasan pun telah dikemukakan, saat Beliau-beliau itu ditanya, "Mengapa Sampai Hari ini Belum Terwujud Indonesia yang Adil dan Makmur?"

Namun sayangnya, tidak ada yang mau mengakui, bahwa itu penyebabnya karena masih ada kesalahan dalam manajemen kebijakannya. Padahal menurut mantan Cawapres Sandiaga Uno, Pandemi Covid-19 Ini Jadi Pengingat Ekonomi Kita yang Terlalu Kapitalis. Dia berharap pandemi ini dapat mengubah portfolio serta prinsip ekonomi yang saat ini menurutnya lebih cenderung ke arah ekonomi berbasis kapitalis.

Bukankah dengan kekuasaan yang ada ditangannya dan dukungan Dana APBN yang diajukan dan disetujui para Wakil Rakyat di DPR setiap tahun, seharusnya Beliau-beliau yang duduk sebagai petinggi di pemerintahan itu berjuang memaksimalkan penghasilan dalam negeri dari segi sumber daya alam, dan mengoptimalkan kinerja Perusahaan Negara (BUMN), sehingga Negara punya banyak penghasilan sendiri? Syukur-syukur tidak ada pajak lagi !?

Menurut saya, di tengah Prahara Covid-19 ini, saat yang tepat dijadikan momentum untuk kembali ke Jati Diri bangsa dengan menerapkan Sistem Ekonomi Pancasila secara sungguh-sungguh. Indonesia seharusnya fokus pada sepuluh kegiatan berikut ini :

1.      Pertanian, perkebunan dan peternakan dengan pengembangan industri pangan,

2.      Mengelola kekayaan hasil bumi dan tambang dengan industri pengolahan bahan setengah jadi dan industri manufacturing bukan ekspor bahan mentah,

3.      Menjadikan Indonesia Poros Maritim Dunia dengan meningkatkan Daya Saing Pelabuhan dan Mendukung Perkembangan Industri Pelayaran serta Memanfaatkan seluruh selat yang ada untuk pemasukan devisa,

4.      Mengembangkan Kualitas SDM dan Teknologi para Nelayan dan membangun industri perikanan dengan konsep Perusahaan Inti Rakyat (PIR),

5.      Meningkatkan Daya Saing UMKM dan Industri Kreatif dengan mengembangkan koperasi dan usaha bersama dengan prinsip gotong royong,

6.      Mengembangkan Industri Pariwisata berbasis Budaya dan Kearifan Lokal yang berbasis pada peningkatan Ekonomi Rakyat kecil,

7.      Meningkatkan pengembangan Industri Teknologi tepat guna dan Industri Manufaktur yang berorientasi alih teknologi,

8.      Menempat Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) sebagai basis dalam segala kegiatan Pembangunan Nasional,

9.      Meningkatkan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah adalah sebuah sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, trasparan, dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaan penyelengaraan desentralisasi deng mempertimbangkan potensi dan kondisi suatu daerah. Sehingga dapat mewujudkan tatanan penyelengaraan pemerintah yang lebih baik,

10.   Penerapan clean government dan good governance, terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan hasil pajak dan bea cukai secara transparan dan akuntable untuk pembangunan dan peningkatan kualitas hidup rakyat kecil.

Insya Allah dengan kembali menerapkan Sistem Ekonomi Pancasila secara konsekuen dan Mengelola Kekayaan Alam Sebagai Pemicu Pertumbuhan Ekonomi Rakyat Kecil, yakinlah Indonesia akan terhindar dari resesi. Bahkan, bisa menjadi Titik Balik (turning point) Rekonstruksi Nusantara yang Transformatif. Semoga Allah memberi kemudahan dan kelancaran dalam mewujudkan keingin yang luhur ini. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin! (az).


This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.