-->
logo

SPIRITUAL LEADERSHIP: KUNCI SUKSES DALAM MENGATASI PRAHARA COVID-19

Hot News

Hotline

SPIRITUAL LEADERSHIP: KUNCI SUKSES DALAM MENGATASI PRAHARA COVID-19



Jakarta, SKJENIUS.COM.- Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un 🙏 Pandemi Virus Corona (Covid-19) masih menghantui khususnya Indonesia, sejak kasus pertama diumumkan, lonjakan pasien positif terus terjadi dan mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data pemerintah hingga Jumat (17/7/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.462 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan saat ini total ada 83.130 kasus Covid-19 di Tanah Air, terhitung sejak pencatatan pasien pertama pada 2 Maret 2020.


Melihat permasalahan tersebut, di atas tentu saja kita mendesak agar Presiden Jokowi beserta staf dan jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024,  sebaiknya bisa tegas dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dan melawan Covid-19. Termasuk dampak-dampak turunannya, dari masalah sosial, keamanan, poliitik, hingga masalah ekonomi. Rakyat dan sejarah yang akan menjadi saksi. Sehingga tidak ada kebijakan yang bisa dinilai gagap, gugup atau plin-plan  dalam penerapannya.


Lantas apa hubungan antara virus corona dan kepemimpinan? Bukankah virus corona adalah urusan kesehatan dan nyawa manusia? Pada saat krisis, para pemimpin dan pemerintah tidak dapat menyelesaikan masalah sepenuhnya, tetapi pendekatan mereka dapat membuat perbedaan besar. Maka, pada akhirnya, Coronavirus atau Covid-19 ini akan menguji kualitas kepemimpinan seorang pemimpin negara bagaimana menangani virus yang mematikan ini.


Saat pandemi COVID-19 melanda dunia, para pemimpin akan terseleksi. Dari pemimpin kecil, sampai pemimpin dengan wilayah dan otoritas yang luas. Termasuk pemimpin bangsa dan pemimpin daerah. Prahara COVID-19, munculnya mendadak dan tiba-tiba. Semua orang gagap dan panik. Di sinilah kualitas seorang pemimpin akan diuji. Sejauh mana ia punya kompetensi dan narasi dalam menghadapi situasi ini.


Karena itulah, seberapa penting Leadership (Kepemimpinan) dalam Politik  dan bagaimana Cara Mempertajam Keterampilan Kepemimpinan guna meningkatkan pertumbuhan suatu negara adalah topik menarik dalam Diskusi Tasawuf Transformatif yang diselenggarakan Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu, di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat.


Menjadi Presiden, Menteri, Gubernur, atau ditempatkan dalam peran sebagai Ketua pada suatu Lembaga Negara, maupun menjadi Ketua Umum satu Partai Politik, tidak secara otomatis menunjukkan kepemimpinan. Pasalnya, Kepemimpinan yang kuat membutuhkan beberapa elemen yang bekerja secara harmonis, tak obahnya Nakhoda dalam untuk mengarahkan kapal. Panduan yang tepat dapat memaksimalkan hasil dan mencapai tujuan sambil menetapkan yang baru. Jenis kepemimpinan yang salah dapat menenggelamkan seluruh organisasi. Meskipun ada berbagai jenis gaya kepemimpinan, yang paling efektif menggabungkan beberapa atribut.


Thomas Carlyle membuat teori herois. Dia bilang: di tangan pemimpin perubahan bangsa itu terjadi. Betapa besar pengaruh seorang pemimpin sehingga takdir bangsa ada di genggaman tangannya.


Pesan moralnya: jangan salah memilih pemimpin. Jika salah, maka perubahan itu akan menuju ke arah yang salah. Pilihlah pemimpin yang benar, agar sebuah bangsa menuju ke arah yang benar.


Pemimpin sejati adalah mereka yang berusaha memperbaiki sistem dan membuatnya menjadi lebih baik dan efektif.

Meskipun melakukan perubahan merupakan sebuah perjuangan yang berat, seorang pemimpin akan siap untuk bertanggung jawab dalam mewujudkan visi yang mereka miliki.


Dengan demikian, Pandemi Covid-19 juga menguji para tokoh yang hendak menjadi pemimpin Indonesia ke depan. Konsep-konsep setiap tokoh dalam menangani virus corona sangat dicermati oleh publik. Semua orang saat ini mengidamkan kepemimpinan, membutuhkan figure kepemimpinan yang dapat diandalkan, dipercaya dan dapat mengaktualisasikan perubahan-perubahan konstruktif. 


Kita membutuhkan kepemimpinan yang mampu mentransformasikan karakter organisasi, memberikan perubahan-perubahan strategis, sekaligus yang dapat meningkatkan potensi individu-individu yang dipimpinnya, efektif mengelola resources dan memiliki keinginan untuk aktif terlibat dalam proses inovasi dan pertumbuhan. 


Serta yang terpenting, memiliki semangat meraih pencapaian dan mengejar kesuksesan tanpa terdominasi oleh materialism belaka.

Teori Kepemimpinan kini telah berkembang dengan mengapresiasikan nilai-nilai kehidupan (values) dan kemanusiaan. Kepemimpinan tanpa menyertakan values adalah sebuah kepemimpinan yang digerakkan oleh ototarianisme belaka. Nilai-nilai inti kehidupan yang telah teruji berlangsung sepanjang jaman adalah Spiritualitas. 


Spiritualitas, adalah tentang interaksi jiwa kita pada dunia disekitar, respon yang mempengaruhi perilaku kita dimanapun dan dalam kondisi apapun. Spiritualitas bukanlah segalanya tentang agama, spiritualitas adalah tentang mengabsorbsi intisari dari hubungan kita secara roh dan jiwa dengan Yang Suci, Yang Ilahi, Sumber Kebenaran, atau Yang Maha Kuasa yang kita percayai dan bagaimana kita mengaplikasikannya secara universal kepada semua orang di sekitar kita.


Jadi, di tengah CENGKERAMAN KAPITALISME dan JERATAN HUTANG CINA KOMUNIS sertaPRAHARA CORONA saat ini, kita membutuhkan PEMIMPIN yang MUMPUNI, tidak hanya cukup mengandalkan kemampuan intelektual semata melainkan mengharuskan mereka menggunakan KEKUATAN BATIN dan harus berpijak kepada nilai-nilai etis. Kepemimpinan seperti itulah yang disebut SPIRITUAL LEADERSHIP.


Kepemimpinan spiritual (Spiritual Leadership) mempunyai pokok-pokok karakteristik yang berbasis pada etika religious: tasawuf transformatif, kejujuran sejati, fairness, pengenalan diri sendiri, focus pada amal shaleh, spiritualisme yang tidak dogmatis, bekerja lebih efisien, membangkitkan yang terbaik dalam diri sendiri dan orang lain, keterbukaan menerima perubahan, visioner tapi focus pada persoalan di depan mata, doing the right think, disiplin tapi tetap fleksibel, santai dan cerdas, dan kerendahan hati.


KEPEMIMPINAN SPIRITUAL  adalah kepemimpinan yang membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual (keilahiyan). Spiritual Leadership (kepemimpinan spiritual) adalah kepemimpinan yang mampu mengilhami, membangkitkan, mempengaruhi dan menggerakkan melalui keteladanan, pelayanan, kasih sayang dan implementasi nilai dan sifat-sifat Ilahiyah lainnya dalam tujuan, proses, budaya, dan perilaku kepemimpinan. Semoga 🙏 (az).

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.