-->
logo

KITA SEMUA BUTUH PETUNJUK-NYA UNTUK BISA BANGKIT DARI KETERPURUKAN EKONOMI

Hot News

Hotline

KITA SEMUA BUTUH PETUNJUK-NYA UNTUK BISA BANGKIT DARI KETERPURUKAN EKONOMI


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un. Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup sulit, tak hanya bagi Indonesia tetapi juga untuk negara-negara lain di dunia. Hal ini terjadi akibat munculnya wabah virus corona atau yang dikenal dengan coronavirus disease 2019 (Covid-19). Virus yang berasal dari China dan menyebar luas ke berbagai negara ini berhasil memporak-porandakan kehidupan masyarakat di segala aspek mulai dari kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hingga aktivitas ibadah.

Kondisi ini tentu berdampak pada perputaran roda perekonomian di dalam negeri. Bahkan, dapat memicu munculnya krisis baru. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 2,97 persen pada kuartal I 2020 kemarin. Pertumbuhan itu turun dibandingkan dibanding kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen. Para Ahli memperkirakan, Dampak Pandemi Covid-19, Ekonomi Indonesia baru akan Pulih 2022. Tak hanya itu, perekonomian secara global otomatis juga terganggu. Bukan mustahil, dunia akan terseret ke dalam arus resesi Ekonomi.

Musibah, Penyakit, Kegagalan, kesulitan Ekonomi dan penderitaan adalah bagian dari pengalaman hidup manusia yang tidak dapat dihindari. Dari waktu ke waktu, kita akan berjumpa dengan peristiwa-peristiwa yang tidak terduga, dan mungkin saja membuat kita terjebak dalam keterpurukan. Begitulah roda kehidupan berjalan. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam menanggapi peristiwa kemalangan. Sebagian orang terjebak dalam keterpurukan, tapi sebagian yang lain memilih untuk berusaha bangkit dari keterpurukan dan belajar dari pengalaman sulit itu. Perbedaan cara dalam bereaksi terhadap kemalangan dipengaruhi oleh SUMBER DAYA SPIRITUAL yang dimiliki oleh seseorang.

Dalam perspektif TASAWUF TRANSFORMATIF, sumber daya Spiritual yang mendorong seseorang untuk bangkit kembali dari keterpurukan, akrab disebut sebagai HIDAYAH (Petunjuk Allah). Jadi, berbicara tentang hidayah berarti membahas perkara yang paling penting dan kebutuhan yang paling besar dalam kehidupan manusia.  Betapa tidak, hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.

Allah Ta’ala berfirman:

{مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ}

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).

Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita dalam setiap rakaat shalat untuk selalu memohon kepada-Nya hidayah ke jalan yang lurus di dalam surah al-Fatihah yang merupakan surah yang paling agung dalam Al-Qur-an, karena sangat besar dan mendesaknya kebutuhan manusia terhadap hidayah Allah Ta’ala.

“(Ya Allah). Tunjukilah kami jalan yang lurus (shiratal mustaqim), yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat “ (Al Fatihah:6-7).

Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak berkata: “Seorang hamba senantiasa kebutuhannya sangat mendesak terhadap kandungan doa (dalam ayat) ini, karena sesungguhnya tidak ada keselamatan dari siksa (Neraka) dan pencapaian kebahagiaan (yang abadi di Surga) kecuali dengan hidayah (dari Allah Ta’ala) ini. Lebih lanjut, Syaikh Inyiak Cubadak memaparkan hal ini dengan lebih terperinci, beliau berkata:

“Seorang hamba sangat membutuhkan hidayah di setiap waktu dan tarikan nafasnya, dalam semua (perbuatan)yang dilakukan maupun yang ditinggalkannya. Karena hamba tersebut berada di dalam beberapa perkara yang dia tidak bisa lepas darinya.”

Maka, marilah kita Minta Petunjuk-Nya agar kita bisa bertahan dan pulih dari tantangan yang mengancam stabilitas dan kelangsungan hidup.  Seseorang yang mendapat HIDAYAH memiliki peluang lebih besar untuk bisa menyesuaikan diri, bangkit, dan tetap berkembang meskipun berhadapan dengan situasi sulit atau terpuruk.

Seseorang yang mendapat Petunjuk-Nya memiliki kecenderungan bahwa ia telah mampu MENGENDALIKAN EMOSI negatifnya sehingga ia merasa netral atau merasakan EMOSI POSITIF meskipun berada dalam situasi stres. Emosi positif inilah yang membuat seseorang MAMPU BANGKIT DARI SITUASI TERPURUKNYA.  Dampaknya, orang-orang dengan mendapat HIDAYAH  akan merasakan KESEJAHTERAAN dan KEPUASAN HIDUP  baik secara fisik, psikologi maupun spiritual.

“Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".  (Quran Surat Al-Baqarah Ayat 38).
 (az).

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.