-->
logo

KELUAR DARI KEMELUT BISNIS DAN KRISIS EKONOMI DI TENGAH PANDEMI COVID-19 MELALUI SHALAT DHUHA πŸ™

Hot News

Hotline

KELUAR DARI KEMELUT BISNIS DAN KRISIS EKONOMI DI TENGAH PANDEMI COVID-19 MELALUI SHALAT DHUHA πŸ™


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Mencemaskan, Gelombang Pertama Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Berakhir. Padahal, Pandemi Virus Corona, bukan hanya mengancam kesehatan rakyat Indonesia, namun telah Merembet Jadi Masalah Ekonomi dan Sosial.


Pemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona di masyarakat yang menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Berdasarkan data pemerintah hingga Selasa (14/7/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.591 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan kini ada 78.572 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.


Sayangnya, respon pemerintah dalam menghadapi pandemi belum menjadi solusi yang ampuh. Pasalnya, sejauh ini pemerintah di NILAI banyak kalangan lamban dalam melakukan langkah penanganan COVID-19. Kelambanan pemerintah pertama ada dalam penanganan aspek kesehatan dan ekonomi dari pandemi COVID-19. Selain itu, banyak pihak menilai bahwa terdapat koordinasi yang kurang baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, khususnya dalam antisipasi sektor ekonomi dan keuangan.


Bersamaan dengan itu, sistem kapitalisme yang telah lama mencengkeram perekonomian Indonesia, nampaknya berpotensi menciptakan wabah-wabah yang lebih ngeri dan ganas. Seolah, tidak ada harapan bagi kita, rakyat kecil, untuk bisa lolos dari krisis ini tanpa kehilangan banyak pencapaian di berbagai bidang; ekonomi, politik, budaya, sains, seni dan tentunya populasi.


Oleh karena itu, kita dihadapkan pada pertanyaan besar: “Apa yang harus kita lakukan untuk menang dalam perang melawan pandemi saat ini? Upaya apa yang bisa kita tempuh untuk mengantisipasi wabah, bencana, dan sejenisnya yang berpotensi datang di masa depan?”


Berbagai aturan, kebijakan dan teori yang lahir dari buah akal manusia semata dan beraroma kapitalisme telah menimbulkan polemik yang sejatinya hanyalah memberikan solusi tambal sulam bahkan memperparah kondisi yang ada. Kapitalisme akan melegalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan. Jadi jangan heran terkadang kebijakan tidak pada posisinya yakni rakyat melainkan hanya kepentingan ekonominya. 


Karena itulah, ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi yang sedemikian curam, eksploitasi manusia atas manusia, serta ketidakadilan pembagian kekayaan dan kesejahteraan di masyarakat adalah aroma khas dalam tubuh kapitalisme.


Maka, dari kenyataan ini,  semestinya kita membuka mata bahwa inilah kelemahan manusia yang tak mampu mengatur atau menentukan baik buruknya untuk diri sendiri maupun untuk mengatur Negara. Jadi, marilah kita kembali kepada sistem ekonomi Pancasila yang menomorsatukan Ketuhanan Yang Maha Esa.


Karena itulah, Pandemi Corona dapat dijadikan momentum dalam mengembangkan Pancasila menjadi spiritualitas baru bangsa Indonesia dalam rangka menghadapi tantangan dunia yang berubah cepat, baik tantangan domestik maupun internasional. Maka, Pancasila sebagai spiritualitas baru diharapkan menjadi energi gerak kolektif bangsa Indonesia untuk perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.


Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berpotensi menjadi spiritualitas baru atau energi gerak karena ia merupakan kristalisasi dari nilai-nilai dan tradisi luhur bangsa yang digali oleh the founding fathers Indonesia.


Dengan demikian, Nilai-nilai Pancasila Menguatkan Karakter Kita di Tengah Pandemi Covid-19. Maka, langkah terbaik yang harus kita ambil agar keluar dari kemelut ekonomi ini haruslah mengikuti Petunjuk Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Nilai Pancasila dan Seiring dengan Suri Tauladan Rasul-Nya.


Rasulullah SAW memberi teladan kepada kita, bahwa Salat Dhuha adalah solusi bagi umat yang sedang kesulitan ekonomi. Sebagaimana hal terebut tergambar dalam Sabda Beliau tentang Do'a Shalat Dhuha: 


 “Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu”


“Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran Dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh”


Jadi, Shalat Duha, adalah Amalan Penting di Tengah Pandemi Covid-19. salat duha memiliki banyak keutamaan. Amalan ini paling berfaedah untuk mendekatkan diri dan berdo’a agar wabah covid-19 segera berakhir. Seiring dengan itu kita pun diberi kesempatan Menjemput Rezeki ke Langit Melalui Shalat Dhuha. 


Selanjutnya, dengan mendirikan shalat Dhuha, Allah memenuhi segala kebutuhan hidup kita. Dari Nu’aim bin Hammar Al-Ghathafaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad, 5: 286; Abu Daud, no. 1289; At Tirmidzi, no. 475; Ad Darimi, no. 1451 . Syaikh Al-Albani dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)


Dari hadist tersebut, maka kita tidak perlu khawatir terhadap persoalan kebutuhan hidup karena Allah Subhanallahu Wa ta’ala menjanjikan kecukupan bagi siapa yang mengerjakan shalat Dhuha. (az).


This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.