-->
logo

ANIES’ SPIRITUAL LEADERSHIP: Memimpin Perubahan Untuk Keadilan Sosial

Hot News

Hotline

ANIES’ SPIRITUAL LEADERSHIP: Memimpin Perubahan Untuk Keadilan Sosial

SKJENIUS.COM, Jakarta-- Sejarah bangsa ini tak bisa dilepaskan oleh keinginan perubahan untuk keadilan sosial. Lahirnya Syarikat Dagang Islam menjadi titik awal kesadaran akan perubahan menuju keadilan sosial untuk melawan penjajahan. 

Oleh karena itu, perubahan dan keadilan sosial menjadi kata kunci perjuangan yang pada akhirnya menjadikan Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Perubahan dan keadilan sosial tidak akan bisa berjalan sendiri kalau tidak ada yang memimpin. 

Seperti apa yang dilakukan oleh Soekarno dan Hatta dalam membebaskan bangsanya dari cengkeraman penjajah dan mewujudkan Indonesia merdeka demi tercapainya keadilan sosial, Anies Baswedan adalah sosok yang diharapkan.

Sebagaimana sudah kita rasakan Bersama betapa pahitnya selama 10 tahun dalam cengkeraman oligarki jahat, mengalami disharmoni dan ketiadaan keadilan sosial, maka Anies Baswedan adalah figur yang diharapkan dapat Memimpin Perubahan Untuk Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sebagai sosok yang diharapkan, Anies tidak hadir dalam sekedar pencitraan sebagaimana pemimpin dan calon pemimpin yang lainnya, Anies syarat dengan prestasi – prestasi yang mensyaratkan dia layak menjadi pemimpin.

Anies Baswedan, sewaktu menjadi Gubernur Jakarta, menjadi contoh sosok pemimpin baik yang dimiliki Indonesia saat ini. Pengetahuan, pengalaman, dan jiwa kepemimpinan yang sudah tertanam sejak bangku kuliah mampu mengantarkannya menjadi orang nomor satu di ibu kota Indonesia.

Sebagai seorang Spiritual Business Consultant, saya bukan big fans nya Anies. Juga bukan bagian dari tim medianya. Namun, saya mengagumi cara kerja dan cara respon Gubernur DKI Jakarta ini. Padahal, begitu hebatnya hantaman demi hantaman di media sosial yang konon kabarnya datang dari para buzzer. 

Ia berhasil mengabaikan itu semua. Luar biasa. nampaknya orang tuanya melatih aspek kesabaran dalam hidupnya dengan sangat baik. Sering saya bayangkan saya di posisi Anies, kemungkinan besar saya sudah meledak. Tapi di dunia Anies, sepertinya tidak ada buzzer. Dia fokus melakukan kewajibannya.

Keunggulan Anies, menurut saya adalah karena dia mempunyai “Spiritual Leadership” yang mumpuni. Anies mampu memimpin dengan tanggung jawab sekaligus menjadi teladan yang mencerdaskan. Kepemimpinan Anies pun Unggul dalam Penguatan Kerukunan Umat Beragama.

Tidak banyak yang seperti itu saat ini. Sangat tidak banyak. Negeri ini tidak kekurangan orang pintar, tapi kekurangan orang yang memiliki kecerdasan spiritual. Kalaupun ada, bisa dibully rame-rame. Anies sudah merasakan hal itu.

Insya Allah, melalui paparan ringkas ini, saya berupaya mendeskripsikan peran kepemimpinan spiritual (spiritual leadership) atau kepemimpinan profetik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat segera terwujud.

Kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual. Allah adalah pemimpin sejati yang mengilhami, mempengaruhi, melayani dan menggerakkan hati nurani hamba-Nya dengan cara yang sangat bijaksana melalui pendekatan etis dan keteladanan.

Allah membimbing manusia kepada cahaya-Nya : Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis/ nuurun ‘ala nuurin), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An-Nuur:35).

Sejarah Nusantara mencatat dengan tinta emas bahwa kepemimpinan spiritual ala Maha Patih Gadjah Mada dari kerajaan Majapahit terbukti berhasil membawa kemajuan suatu negara. Demikian pula kepemimpinan spiritual Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon dan Raden Fatah di Kesultanan Demak telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang Beliau-beliau pimpin.

Seiring dengan itu masih ada sederet kisah heroik para pemimpinan spiritual di Bumi Nusantara ini, seperti Ratu Kalinyamat, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Tuanku nan Renceh, Sultan Hasanuddin, Sultan Iskandar Muda, Sultan Alam Bagagar Syah dan lainnya.

Jadi, kepemimpinan spiritual sangat efektif untuk membangun masyarakat madani. Kepemimpinan spiritual terbukti mampu menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan Kualitas Hidup Umat. Kepemimpinan berlandasan spiritual itu menyangkut beberapa hal, sebagai berikut :

  1. Kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kesalehan, Hati, kepala, dan tangan mereka digunakan untuk melayani Allah melalui pelayanan kemanusiaan 
  2. Kepemimpinan Spiritual adalah bagaimana menciptakan keadilan bagi yang dipimpinnya
  3. Spiritualitas yang berkembang dalam kepemimpinan adalah spiritualitas transformatif.  Spiritualitas dalam ketaatan yang intensif kepada Allah yang menghasilkan amal shaleh

Dengan demikian, Spiritual Leadership (Kepemimpinan Spiritual) itu  Menggerakkan Orang Untuk Melakukan Perubahan Menuju Keadilan Sosial dengan cara sebagai berikut:

  1. Menjadi Khalifah-Nya di Bumi
  2. Menegakkan Keadilan
  3. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar
  4. Beramal Shaleh
  5. Membangun Masyarakat Madani. Baldhatun Thayyibah wa Rabbun Ghafur
  6. Membangun Peradaban Adhi Luhung. Toto Tentrem Kerto RaharjoGemah Ripah Loh Jinawi.
  7. Mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seleuruh Rakyat Indonesia

Kepemimpinan spiritual itu dilandasi semangat amal shaleh. Pemimpin spiritual bekerja karena panggilan dari hati nurani semata mengharap ridha Allah. Mengembangkan perilaku etis dalam bekerja melalui pembudayaan rasa syukur, ikhlas, dan sabar mengemban amanah. 

Seorang Pemimpin Spiritual rela bersusah payah, tak kenal waktu dan lelah untuk memberikan kontribusi terbaiknya. Ia bekerja bukan semata karena jabatannya, melainkan panggilan hati nuraninya, panggilan spiritualitasnya sebagai hamba Allah dan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Allah.

Karena ia memiliki kesadaran pribadi dan jati diri kokoh serta kepercayaan mendalam bahwa Allah  senantiasa membimbingnya, mampu membuat dirinya menjadi tenang dan bahagia dimanapun berada. Alquran mengatakan: “Ketahuilah, dengan menghadirkan Allah dalam dirinya, hati akan menjadi tenang” (QS Al-Ra’du : 28).

Menjadi Pemimpin Umat di Negara sehebat Indonesia memang tidak Mudah. Indonesia adalah Negara besar yang mempunyai 17.491 pulau, mulai dari Sumatera hingga Papua, seluas 5.180.053 km persegi. 

Penduduknya saat ini berjumlah 265 juta orang dari beragam etnis bangsa yang menganut berbagai agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Letaknya yang strategis, terbentang di antara dua benua, diapit oleh dua samudera dengan kekayaan alamnya yang melimpah di darat dan di lautan tentu saja menjadi incaran Negara-negara lain.

Oleh karena itu, seorang calon Pemimpin Umat masa depan setidaknya harus menguasai tiga hal utama, yaitu:

  1. Memahami, Menghayati dan Mengamalkan Spiritual Transformatif,
  2. Sadar Budaya dan Menguasai Sejarah Nusantara,
  3. Cerdas Intelektual dan Mumpuni dalam Sains Islam Modern.

Karena itulah, pentingnya seorang Calon Presiden di Tanah Air kita ini melakukan Perjalanan Spiritual Napak Tilas Sejarah Kejayaan Nusantara. Pada saat kita menelusuri Sejarah Nusantara, berarti kita sedang  Menapaki Jejak Para Tokoh Spiritual Nusantara. Bila Kita tekun menelisik, mempelajari dan melakoni ajaran dan laku spiritual Beliau-beliau itu, Insya Allah, kita mampu Menyingkap Tabir Rahasia Kekuatan Spiritual Nenek Moyang kita.

Dalam perjalanan menapak tilas para tokoh spiritual Nusantara, maka kita akan berjumpa dengan istilah Satrio Piningit dalam berbagai literature kuno, cerita rakyat (folklore) maupun kisah-kisah penuh hikmah dari para Guru Mursyid kita. Satrio Piningit merupakan sosok pemimpin yang merangkum tiga karakter kepemimpinan, yaitu,

1.     Pertama, Satria Bayangkara yaitu sosok pemimpin yang bersikap adil, berjiwa pemaaf terhadap lawan-lawan politiknya dan mengayomi

2.     Satria Panandita merupakan sosok pemimpin yang religius, jujur, adil, tegas, dan pengemban amanah kemaslahatan umat

3.     Satria Raja adalah sosok negarawan yang mengabdi demi rakyat, bukan abdi negara demi kekuasaan yang korup.

Karena itulah, untuk menyelesaikan permasalahan bangsa dan mengembalikan kejayaan Nusantara, kita harus memiliki pemimpin yang “Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu."

Guru Mursyid kita, Allahyarham, H. Permana Sasrarogawa menegaskan untuk kebangkitan Indonesia yang sesungguhnya, diperlukan seorang pemimpin yang ksatria, menguasai peta masalah, jantan tegas, professional, cakap manajemen.

Sering dengan itu dia juga harus pinandito: memiliki kapasitas spiritual, aura, wibawa, berani menepis nafsu keduniawian. Bahkan, dia pun harus sinisihan wahyu: setiap langkah dan perilakunya relevan dan terbimbing oleh “al-yad al-khair”, tangan bajiknya Allah.

Jadi, Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu adalah tokoh pemimpin yang amat sangat religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang resi begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum dan petunjuk Tuhan Yang Maha Esa (Sinisihan Wahyu). Insya Allah dengan selalu bersandar hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka bangsa ini akan mencapai zaman keemasan yang sejati.

Semoga Allah berkenan, menjadikan Anies Basweda sebagai tokoh Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu untuk memimpin Indonesia ke depan. Semoga Anies menjadi pemimpin yang berkarakter pinandhita dan sinisihan wahyu, yakni mendapat Ilham, rahmat, kurnia dari Allah SWT.

Mari kita berdoa’:

"Ya Allah! Lantiklah untuk urusan kami (pemerintahan) orang-orang yang terbaik di kalangan kami. Janganlah Anda lantik untuk urusan kami orang-orang yang terburuk di kalangan kami.”

Aamiin Yaa Rabbal 'Alamin! (az)

Silakan Kunjungi, Subscribe, Like dan Share Link SKJENIUS.COM :

1.    TIDAK ADA ALASAN MENGANGGUR !!! Kembangkan Potensi Diri : https://youtu.be/AB2d_YOnywE

2.    PELIHARA NAFSU SEBAGAI KEKUATAN PERUBAHAN : https://youtu.be/6AlYex1iK-Y

3.    Bagaimana Menyelesaikan Masalah Dengan Cara Spiritual???: https://youtu.be/KcPmAjjHf2U

 

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.