-->
logo

Modal Kearifan Lokal Bagi Milenial Mengatasi Tantangan Global

Hot News

Hotline

Modal Kearifan Lokal Bagi Milenial Mengatasi Tantangan Global

SKJENIUS.COM, Cikarang.-- Masuknya beragam nilai yang berasal dari “luar” melalui beragam piranti modern, adalah akibat yang tak terhindarkan dari proses global. Dan kesemuanya itu, telah memberi warna dan corak tersendiri pada sendi-sendi kehidupan para generasi muda.

Demikian terungkap dalam dalam acara “Ngobrol Spiritual Bareng Aby” yang diselenggarakan GEN-Z Entertainment di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. Acara yang dipandu oleh Tokoh Spiritual Nusantara, Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman itu, akan ditayangkan dalam Konten NGOPI (Ngobrol Spiritual Bareng Aby) melalui GEN-Z Entertainment YouTube Channel, pada Jum’at yang akan datang.

“Di era milenial ini, penetrasi dampak globalisasi menjadi semakin kuat seiring semakin meningkatnya tingkat kemajuan teknologi informasi,” kata NitaYuliana, SE.

Menurut Nita Yuliana itu, berkat revolusi teknologi informasi dewasa ini, informasi begitu mudah diakses oleh semua orang dan mengubah perilaku millenial dan generasi z.

“Nah, melalui konten Ngobrol Spiritual Bareng Aby ini, kami ingin berbagi resep agar para Millenial tidak terpengaruh oleh budaya luar yang mulai berdampak negatif terhadap Gaya Hidup generasi muda,” tambahnya.

Seiring dengan itu, Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman mengingatkan, memang tak dapat dipungkiri bahwa arus globalisasi telah mengubah gaya hidup masyarakat kita, terutama di kalangan generasi muda.

“Sehingga Gaya Hidup mereka jadi kebarat -- baratan. Misalnya dengan menggunakan pakaian seperti gayanya orang barat, gaya hidup seperti orang barat, pesta pora, sikap menjadi inividualistis, materialistis, kesenjangan sosial, pola hidup yang konsumtif, dan jiwa nasionalisme pun makin memudar,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Kyai Ageng perlu adanya revitalisasi dan upaya menanamkan kembali Nilai-nilai Kearifan Lokal di tengah masyarakat, sebagai Modal Bagi para  Milenial untuk Mengatasi Tantangan Global ini.

“Untuk itu, perlu kita sadari bahwa sebagai Pewaris Nusantara, sesungguhnya Kita memiliki “aset spiritual” berupa kearifan lokal dan etika berbagai agama yang ada di Indonesia,” paparnya.

Pasalnya, kata Kyai Ageng, saat ini, tampaknya Indonesia makin terkooptasi oleh berbagai kepentingan ekonomi dan politik global yang didominasi oleh negara Barat dan negara maju lainnya. “Maka, tanpa revitalisasi, kearifan lokal yang sesungguhnya juga merupakan identitas bangsa, kita akan semakin hilang di panggung dunia,” tegas Kyai Ageng.

Sebagai contoh, Kyai Ageng, mengingatkan, berbagai masalah ekonomi yang terjadi sekarang ini, pada dasarnya karena amanat UUD 1945 yang disebutkan dalam Pasal 33 Ayat 1 dan ayat 2 tidak dijalankan dengan baik. Yaitu : Bahwa Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

“Maka, disadari atau tidak, perekonomian kita saat ini cenderung didominasi oleh Sistem Kapitalis. Sehingga, banyak dari kita sudah berubah menjadi Individualistis, melakukan Persaingan Tidak Sehat yang saling menjatuhkan dan mengutamakan kepentingan pemilik modal,” tandasnya.

Nah, sehubungan dengan hal tersebut, kata Kyai Ageng,  kita harus membangkitkan Kesadaran akan pentingnya menanam Kearifan Lokal dalam kehidupan sehari-hari sebagai solusi dalam mengatasi dampak negative Globalisasi tersebut.

Kiyai Ageng memaparkan, selama ini, nampaknya kita tak menyadari, bahwa sesungguhnya kearifan lokal adalah sumber inspirasi bagi kemajuan ekonomi . Pdahal, kearifan lokal adalah sumber inspirasi bagi kegiatan ekonomi dan bisnis. Jika diterapkan secara tepat dan konsisten, kearifan lokal bisa menjadi kekuatan yang dahsyat untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.

“Namun sayangnya, gotong royong sebagai wujud kearifan lokal kita tampaknya belum terimplementasikan dalam perekonomian nasional yang makin didominasi oleh asing dan perusahaan multinasional dengan semangat neoliberalisme dan neokapitalisme,” paparnya.

Kyai Ageng menegaskan, para pemilik modal, telah menciptakan perusahaan menjadi makhluk tanpa perasaan dalam upaya meraup  keuntungan individu para pemilik modal.

“Karena itulah, melalui konten Ngopi ini kita ingin mengajak agar rakyat Indonesia, terutama para sobat Millenial dan Generasi Z untuk membangun perekonomian nasional yang berdasarkan kearifan lokal warisan nenek moyang kita,” ungkapnya.

Jadi, menurut Kyai Ageng ada PR (Pekerjaan Rumah) bagi para Millenial dan Generasi Z untuk menggali khazanah kearifan lokal sebagai modal untuk mengembangkan usaha yang solid agar perekonomian kita tidak lagi didominasi oleh Sistem Kapitalisme Barat.

Sebagai contoh, Kyai Ageng yang juga adalah CEO Spiritual Business Consultant itu, menjelaskan dalam upaya membentuk tim kerja yang solid, maka, para chief executive officer (CEO) bisa mengadopsi nilai-nilai kolektif yang terkandung dalam budaya musyawarah dan gotong royong.

Berbekal tradisi bangsa Indonesia itu, perusahaan bisa segera mengambil keputusan yang bulat dan refresentatif saat manajemen dituntut membuat aksi korporasi yang cepat dan tepat.

“Budaya Indonesia sangat kolektif. Orang Indonesia suka berkumpul dan menghabiskan waktu bersama, misalnya dengan nongkrong atau kongkow-kongkow. Itu modal penting untuk membentuk tim kerja yang solid." Katanya.

Seiring dengan itu, semangat Gotong Royong akan mengubah Persaingan atau kompetisi menjadi Kolaborasi atau kemitraan. “Demikian juga Nilai Kekeluargaan bangsa kita, sebagaimana disebutkan dalam UUD 45 sebagai dasar perekonomian kita akan dapat mengubah sikap Individualis menjadi Usaha Bersama atau Koperasi,” pungkas CEO Spiritual Business Consultant itu. (az).

Silakan Subscribe, Like dan Share Link Majelis Dakwah Al-Hikmah :

https://www.youtube.com/watch?v=W-XvA...

https://www.youtube.com/watch?v=4tYC6...

https://www.youtube.com/watch?v=vYcbt...

https://www.youtube.com/watch?v=s_IRV...

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.