-->
logo

Menjadikan Pandemi Corona Sebagai Titik Balik Kebangkitan Umat Islam Nusantara

Hot News

Hotline

Menjadikan Pandemi Corona Sebagai Titik Balik Kebangkitan Umat Islam Nusantara


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Subhanallah 🙏 Ternyata Virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19) lebih mengerikan dari virus HIV (human immunodeficiency virus). Bukan hanya mengancam kesehatan manusia, krisis ekonomi global akibat dampak pandemi virus corona atau Covid-19 ini telah memporakporandakan tatanan ekonomi dunia. Bank Dunia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa 0 Persen. Sri Mulyani Mengingatkan Tidak Ada yang Yakin Prospek ke Depan.

Sementara itu, kasus infeksi virus corona di Indonesia melampaui catatan jumlah infeksi di China pada Sabtu (18/7/2020). Berdasarkan data pemerintah Indonesia hingga Sabtu pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.752 kasus baru Covid-19. Sehingga total kasus infeksi di Indonesia berjumlah 84.882 kasus. Surabaya masih daerah Hitam Covid-19. Sedangkan Jakarta, Samarinda, Balikpapan dan 53 daerah lainnya Terus Berada di Zona Merah. 

Karuan saja Sejak kemunculan virus corona (Covid-19) pada Desember lalu, mulai banyak menghadirkan teori konspirasi dari sejumlah sosok di dunia dan di tanah air. Bahkan Mardigu Wowiek Prasantyo dan Seorang dokter di Jakarta membongkar rahasia besar di balik serangan Virus Corona atau COVID-19. Bahkan, Mardigu dan dokter itu percaya bahwa wabah itu hanya sebuah konspirasi.

Namun demikian, terlepas dari benar tidaknya konspirasi di balik Pandemi Covid-19 ini, tetap saja, Umat Islam Nusantara berada dalam posisi teraniaya dan terzalimi. Akibat ulah tangan-tangan jahat yang bermain dan mencari keuntungan pribadi dan bisnisnya di tengah wabah yang mencemaskan rakyat Indonesia itu.

Jadi, sebagai orang Beriman yang Teraniaya, sesungguhnya Umat Islam Nusantara Berpeluang Membalik Keadaan. Dengan Mendayagunakan Energi Spiritual Kekuatan Do'a dan Kekayaan Sumber Daya Alam yang ada, kita bisa menjadikan Pandemi Covid-19 ini sebagai Titik Balik (Turning Point) Kebangkitan Umat Islam Nusantara, sekaligus melakukan Rekonstruksi Nusantara.

Untuk itu, kita harus Sadar dan Yaqin bahwa Do'a orang orang yang terzalimi adalah mujarab alias "tokcer" langsung didengar dan dikabulkan oleh Allah, sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits, yang berbunyi:

“Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada suatu penghalang pun antara doa tersebut dan Allah.” (HR Bukhari).

Di tangan mereka, doa lebih tajam dari pedang dan lebih hebat dari pasukan bersenjata. Maka, hati-hatilah terhadap doa orang terzalimi! Karena jika sudah keluar dari mulut, ia akan berjalan menuju langit. Segera melampaui cakrawala, menembus angkasa, dan diijabahi Sang Maha kuasa.

Seiring dengan itu, mari kita Gali dan Kembangkan Kekuatan Spiritual, Potensi Diri, Kekayaan Alam, Sumber Daya Manusia Nilai-nilai Luhur Budaya Nusantara dan Kearifan Lokal. Sehingga dapat kita dayagunakan untuk mengatasi wabah coronavirus ini dan segala dampak negatif yang ditimbulkannya. 

Mari kita dayagunakan 7 Kekuatan yang sudah dianugerahkan Allah kepada Rakyat, Bangsa dan Negara Indonesia untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat Indonesia di Bumi Nusantara ini. 

  1. Kekuatan Do'a Orang yang Dizalimi dan Teraniaya,
  2. Ideologi Pancasila Pancasila sangat dikagumi oleh negara-negara lain. Tidak jarang beberapa negara barat kerap mengkaji, mengamati, bahkan meniru ideologi Pancasila. Hasilnya selalu disepakati bahwa Pancasila dapat membentuk sebuah peradaban yang tinggi dan menjadi solusi permasalahan yang terjadi,
  3. Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif. Bebas, artinya negara Indonesia tidak memihak salah satu blok kekuatan yang ada di dunia ini. Sedangkan politik Aktif artinya, negara Indonesia selalu aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Negara Indonesia sudah sejak merdeka aktif dalam menyelesaikan permasalahan - permasalahan yang ada di dunia,
  4. Populasi Umat yang besar dan mayoritas. Pada 2020, penduduk muslim Indonesia diperkirakan akan mencapai 229,62 juta jiwa,
  5. Memiliki Aneka Sumber Daya Alam yang kaya. Kita memiliki aneka jenis bahan tambang seperti, emas, nikel, batu bara, dan lainnya,
  6. Letak Geografis yang Strategis antara Benua Asia dan Australia. Kepulauan Indonesia Terletak diantara Samudera Indonesia dan Samuder Pasifik,
  7. Alam yang subur dengan iklim tropis dan Mempunyai Lautan luas yang kaya aneka ikan dan sumberdaya mineral.

Namun sayangnya, Indonesia sedang Mengalami Darurat Krisis Kepemimpinan. Pada saat ini pula banyak pemimpin yang hanya sekedar "memimpin" tetapi tidak mencerminkan perilaku seorang pemimpin. Mereka tidak jujur, mereka membohongi rakyatnya, mereka melupakan janji-janji manis yang telah mereka berikan, mereka perlahan-lahan menggerogoti kekayaan negeri ini untuk keuntungan dan kepuasan mereka sendiri

Tapi tidak berarti bahwa kita kekurangan orang-orang yang mumpuni dan berkualitas. Cuma orang yang memiliki kualitas tersebut tidak mendapatkan kesempatan dan panggung karena kurangnya kemampuan ekonomi, dan idealisme yang menuntut dia tidak sanggup berkompromi dengan kepentingan golongan lain (Partai), yang menyebabkan dia memilih untuk menjadi pengamat gawang.

Mahalnya biaya politik menyebabkan orang yang memiliki kemampuan kepemimpinan, hati yang bersih tapi tanpa kemampuan keuangan tidak akan mampu ikut bersaing. Kalaupun dia sanggup ikut bersaing dengan bantuan dari kolega atau orang yang mendanainya, maka dia akan terikat untuk balas budi dan memenuhi kepentingan orang yang mendukungnya.

Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Dalam islam, pemimpin harus mempunyai empat sifat, antara lain : Sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (senantiasa menyampaikan kebenaran). Seorang pemimpin yang mempunyai empat kriteria tersebut merupakan sosok pemimpin sejati. Pemimpin yang dibutuhkan dan pemimpin yang diidamkan oleh anggotanya.

Jadi, kepemimpinan adalah kunci untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia. Pemimpin yang baik 
adalah manusia yang selesai dengan dirinya (secara sosial­ekonomi dan sosial­religius). Mereka adalah pengabdi kemanusiaan dan berbakti untuk kesejahteraan umum. 

Indonesia membutuhkan Pemimpin yang berkomitmen kuat untuk mengabdi, dan hal tersebut bersumber pada prinsip­prinsip etika, moral, dan agama. Oleh karena itu, SPIRITUAL LEADERSHIP merupakan prasyarat mutlak bagi Calon Pemimpin Indonesia Masa Depan. Tanpa spiritualitas, pemimpin ibarat badan tanpa jiwa. (az).

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.