-->
logo

Berpikir Spiritual, Musyawarah Dan Gotong Royong Adalah “Tigo Tungku Sajarangan” Kemajuan Umat Islam Nusantara

Hot News

Hotline

Berpikir Spiritual, Musyawarah Dan Gotong Royong Adalah “Tigo Tungku Sajarangan” Kemajuan Umat Islam Nusantara


SKJENIUS.COM, JAKARTA.- Subhanallah 🙏 Prahara Covid-19, bukan hanya menghantam ketahanan sistem pelayanan kesehatan. Namun Wabah virus dari Wuhan ini, juga menguji kapasitas dan kemampuan para pemimpin kita dalam menyikapi pandemi yang membuat perekonomian Indonesia anjlok. Kemampuan Pemimpin Umat dalam merespons secara cepat dan tepat menjadi kunci agar kita dapat melalui krisis ini dengan baik.

Pasalnya, Sebaran Virus Corona Indonesia Terus Merebak. Update sebaran kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia per Sabtu (25/7/2020). Berdasarkan laporan data pada akun Twitter @BNPB_Indonesia, Sabtu (25/7/2020) sore, tercatat ada 1.868 kasus baru. Sehingga total kasus virus corona di Indonesia menjadi 97.286 orang.

Padahal, gejolak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini menghantam Indonesia bagaikan sebuah perfect storm yang setidaknya memberi tiga dampak besar bagi perekonomian. Wabah ini menyebabkan konsumsi daya beli masyarakat merosot tajam. Akibat prahara ini harga komoditas turun dan ekspor Indonesia ke beberapa negara juga terhenti. Maka, pandemi akan menimbulkan adanya ketidakpastian yang berkepanjangan sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha.

Namun demikian di sisi lain, dalam pandangan pasitif dengan kaca mata Solutif, maka gejolak ekonomi akibat Covid-19 menjadi momen yang bersejarah bagi rakyat dan pemimpin bangsa untuk kembali ke Jati Diri Bangsa sebagai Pewaris Budaya Spiritual Nusantara. Jadi, marilah kita bangkit bersama Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu dengan Semangat Gotong Royong.

Marilah kita sadari bersama bahwa Sakti Bangsa Karena Budaya, Kuat Rakyat karena Adat, Maju Umat karena Akhlak. Pikir Pelita Hati, Tenang Hulu Bicara, Diam Seribu Akal. Berkat Sabar, Benar pun Datang. Duduk Bersama Berlapang-Lapang, Duduk Sendiri Bersempit-sempit, Kata Seorang Dibulati, Kata Bersama Dimusyawarahkan. Bulat Air Karena Pembuluh, Bulat Kata Dalam Mufakat. Elok diambil dengan Mufakat, Buruk dibuang dengan Perundingan. Ke Bukit Sama Mendaki, ke Lembah Sama Menurun. Ringan Sama Dijinjing, Berat Sama Dipikul.

Demikianlah Falsafah Hidup, Kearifan Lokal yang diwariskan Nenek Moyang kita, para Leluhur Nusantara. Tak diragukan lagi, bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, ratusan bahkan mungkin ribuan, baik budaya yang berupa benda maupun tak benda. Warisan budaya itu semua adalah cerminan, bahwa leluhur kita bangsa Indonesia memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam menciptakan karya budaya beserta simbol-simbol filosofinya.

Namun sayangnya, Seiring berjalannya waktu, dipercepat oleh TERJANGAN arus Globalisasi, Diserang Virus Materialisme, Dicengkeram Sistem Kapitalis, maka Budaya Luhur itu mulai TERGERUS. Mungkin Budaya Berpikir Spiritual dan Kolektif, Musyawarah Mufakat dan Gotong Royong mulai LUNTUR di tengah masyarakat kita. Pasalnya banyak yang terkena wabah INDIVIDUALIS, Voting dan Suara Terbanyak menentukan keputusan, masing-masing sibuk dengan urusannya. Entah disadari atau tidak, mulai banyak yang bersikap “Nafsi-nafsi⁉️ Bahkan mulai ada yang berkata, “Elu...Elu, Gue...Gue‼️

Kemajuan teknologi internet dengan kemampuanya menembus batas-batas geografis, bahkan seakan dunia tak berjarak, bukanlah penghalang untuk tetap melestarikan budaya-budaya kita sendiri. Menebarnya informasi tentang pola kehidupan beserta budaya Barat yang berpaham MATERIALISME, dan berbagai macam asal dan bentuknya, seakan meretas dan membongkar akar budaya bangsa Indonesia yang notabene adalah budaya yang berazaskan SPIRITUAL.

Ini adalah tantangan kita bersama. Maka jika kita lalai akan budaya sendiri, sama saja mencabut akar dari budaya Indonesia, yang akan melahirkan budaya yang tak beridentitas, bahkan akan terjebak kepada euforia budaya asing yang tak jelas arahnya.

Apalagi dewasa ini, alih-alih merawat dan mengembangkan kebudayaan Nusantara, banyak pihak yang justru cuek dan mengabaikannya. Bukan hanya itu saja, ada bahkan kelompok sosial-keagamaan yang malah mendiskreditkan, melecehkan, mengharamkan, dan menabukan tradisi dan budaya lokal Nusantara dengan alasan bertentangan dengan syariat dan aqidah Islam.

Dilatarbelakangi oleh keprihatinan mendalam atas maraknya sejumlah gerakan, kelompok, paham dan ajaran (baik lokal maupun asing) yang kontra tradisi dan budaya Nusantara maupun atas maraknya tradisi dan budaya luar (asing) yang dewasa ini masuk dan "menyerbu” secara masif-intensif di Indonesia, maka Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman bersama Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu mengundang Anda untuk menghadiri Acara “Ngaji  Budaya Luhur Nusantara dalam Persfektif Tasawuf Transformatif”, Insya Allah diselenggarakan pada:

Hari : Setiap Hari Sabtu malam Minggu
Jam : 19.45 - 23.45 WIB 
Tempat : Masjid Baiturrahman
Jalan Raya Sukamantri No. 110, Cikarang, Jawa Barat.

Acara NGAJI ADAT & BUDAYA merupakan respons Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu dan Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman atas situasi dan kondisi serta berbagai Problematika yang dihadapi Umat pada hari ini. Marilah Pandemi Corona ini, kita jadikan Momentum Kebangkitan Umat Islam Nusantara. (az.


This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.