-->
logo

Menguak Kebijakan-kebijakan Jokowi yang Kontroversial Selama Pandemi Corona

Hot News

Hotline

Menguak Kebijakan-kebijakan Jokowi yang Kontroversial Selama Pandemi Corona

SKJENIUS.COM, JAKARTA.- Prahara Corona Menguji Kemampuan Jokowi dalam Manajemen Krisis dan Migitasi Kesehatan serta Pemulihan Ekonomi. Pasalnya, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih terus bertambah. Sementara itu, daya beli masyarakat makin merosot. Badai PHK pun melanda, jumlah kemiskinan dan pengangguran meningkatkan. Kesenjangan Sosial makin lebar.


Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu, KGPH Eko Gunarto Putro, SE, dalam diskusi bertajuk Menguak Kebijakan-kebijakan Jokowi yang Kontroversial Selama Pandemi Corona", di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. “Jokowi harus mendengar suara rakyat. Jangan sampai Pandemi Covid-19 bermuara pada ancaman krisis multidimensi. Tidak hanya bermuara di sektor kesehatan, tetapi juga berdampak pada sektor ekonomi hingga politik," tambah Kangjeng Eko. 


Kangjeng Eko mengungkapkan banyak Kebijakan-kebijakan Jokowi yang Kontroversial Selama Pandemi Korona. Sehingga menuai kritik keras dari berbagai kalangan. "Saya lihat sangat kental nuansa penanganan ekonomi ketimbang kesehatannya. Kan corona belum sampai puncaknya. Artinya public health potensial dimarginalkan,"kata Kangjeng Eko.


Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu itu, mengatakan potensi meminggirkan sektor kesehatan itu terlihat ketika Satgas Penanganan Covid-19 tak berdiri sendiri untuk menangani pandemi virus corona. Satgas itu justru dilebur dalam satu kesatuan dalam komite yang baru dibentuk. "Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk lembaga ad hoc baru untuk menangani dampak pandemi virus corona (Covid-19) bernama Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional," kata Kangjeng Eko.


Melihat perkembangan upaya penanganan pandemi oleh pemerintah dan respon publik terhadap hal tersebut, Kangjeng Eko mengingatkan bahwa transformasi pandemi COVID-19 menjadi krisis sosial-kemasyarakatan yang lebih luas mungkin untuk terjadi serta memiliki dampak lanjutan pada jangka menengah dan panjang.


“Pandemi Covid-19, telah memberikan efek domino ke berbagai aspek kehidupan, dari persoalan biologis (kesehatan) menjadi persoalan ekonomis, dan telah bertransformasi menjadi persoalan politis. Dan semua itu, merupakan hal yang sifatnya ideologis,” katanya.


Menurut Kangjeng Eko, timbul pertanyaannya kemudian, ideologis macam apa yang harus kita kembangkan dalam mengatasi wabah coronavirus ini dan segala dampak negatif yang ditimbulkannya? "Nah, seharusnya kita melihat bahwa Indonesia memiliki keunikan yang tak banyak di miliki oleh negara lain, yaitu bahwa bangsa ini adalah bangsa spiritual dan religius," tandasnya.


Kangjeng Eko memaparkan, Sekitar 267 juta rakyat Indonesia adalah orang-orang yang memiliki keyakinan kokoh dan patuh menjalankan ibadah kepada Tuhan menurut agama mereka masing-masing, apakah Islam, Kristen, Hindu atau Budha.


“Karena itulah, kita merayu Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto agar tidak melupakan aspek Spiritual dan Religius dalam menanggulangi Wabah Corona dan Segala Macam Dampaknya di berbagai Aspek Kehidupan, Bisnis, Politik dan Negara," pungkas Ketua Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu itu. (az).



This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.