-->
logo

Thariqat Naqsyabandiyah : Solusi Atas Kegelisahan Umat Di Tengah Wabah Corona

Hot News

Hotline

Thariqat Naqsyabandiyah : Solusi Atas Kegelisahan Umat Di Tengah Wabah Corona


Kamang Mudik, SKJENIUS.COM,- Resah, Gelisah, Galau, Bingung, Rendahnya Kualitas Hidup, Kesulitan Ekonomi, Menganggur, Gaji Kecil, Upah Rendah, Karir Macet, Tarif Listrik Naik, Harga Kebutuhan Pokok yang Terus Meningkat, Biaya Hidup Semakin Tinggi adalah rentetan PROBLEMATIKA KEHIDUPAN dihadapi Umat Islam Indonesia saat ini, di tengah terjangan wabah corona.

Karena itu, Anda tidak usah kaget jika 9 dari 10 orang yang Anda temui akan menyatakan keluhannya Atas berbagai MASALAH yang MEMBELIT kehidupan mereka saat ini. Dan mungkin saja sebagian dari mereka akan MENYALAHKAN Pemerintahan Jokowi ⁉️

Namun demikian, tulisan ini tidak ada kaitannya dengan KINERJA JOKOWI dan KABINET KERJA yang memang PATUT DIPERTANYAKAN. Tapi, tak perlu kita perdebatkan karena akan menghabiskan umur dan membuang waktu saja. Bukankah lebih baik kita Mencari Solusi dan Berbagi Pengalaman, “Bagaimana caranya KELUAR dari KESULITAN ekonomi dan KEUANGAN serta BELITAN utang dan RIBA, di tengah hantaman Badai Pandemi Corona⁉️”

Bismillah. Melalui uraian berikut ini, saya akan berbagi pengalaman dan berupaya memberi SOLUSI agar Umat bisa KELUAR dari KEMELUT yang menjerat. Sehinga kita bisa menikmati hidup Indah, CERIA dan SEJAHTERA. Sebagaimana hal tersebut pernah dijelaskan kepada kami, para murid Guru Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak bahwa Umat Islam tidak perlu KHAWATIR dan PUSING KEPALA dalam menghadapi berbagai KESULITAN. Pasalnya, Umat Islam punya CARA dan jalan (THARIQAT) sendiri agar mereka dapat LEPAS dari himpitan MASALAH. Tanpa harus bergantung Kepada Pemerintahan dan Manusia lainnya. Beliaupun mengutip Surat Ath Thalaq: 2-3)

“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” 

Syaikh Inyiak Cubadak menjelaskan Firman Allah tersebut mempunyai khasiat yang Luar Biasa. Karena itu oleh sebagian Ulama Thariqat dan Hikmah ayat tersebut dinamakan “AYAT SERIBU DINAR”. Ayat ini masyhur  karena KEMUSTAJABANNYA sebagai WASILAH memohon kepada Allah untuk urusan REZEKI lancar. Karena itu disebut sebagai ayat Seribu Dinar. Sekalipun dalam ayat tersebut tidak disebutkan bahwa siapa yang membacanya 1000 kali, maka akan mendapatkan REZEKI yang BERKAH dan MELIMPAH, cepat kaya atau mendapatkan kelapangan rezeki.

Namun, para Ulama Sufi dan Ahli Hikmah menganjurkan para murid Beliau untuk MEWIRIDKAN  ayat tersebut dengan CARA sebagai berikut : Bacalah surat Al-Fatihah, tepat jam 12 Siang dan jam 12 malam sebanyak 7 kali dan membaca surat Al Maidah ayat 114. Lalu baca ayat 1000 dinar yang disebut di atas sebanyak 21 kali. Kemudian dilanjutkan dengan membaca Do’a sesuai dengan Kebutuhannya masing-masing. Alhamdulillah sudah banyak murid Inyiak Cina yang merasakan KEAJAIBAN Wirid Ayat Seribu Dinar ini. 

Sementara itu Bapak Sesepuh, Guru Spritual Pengajian Tawakal, Allahyarham Haji Permana Sasrarogawa menjelaskan kata KUNCI (Password) dari Ayat Seribu Dinar di atas adalah “TAQWA” dan “TAWAKAL”. Karena itu, siapa saja MENGAMALKAN TAQWA dan TAWAKAL dalam hidupnya, Insya Allah akan mendapatkan NIKMAT ALLAH yang tiada tara. 

“Orang yang bertakwa itu tidak pernah merasa fakir (miskin atau merasa kekurangan) sama sekali. Jika mereka BERSERAH DIRI (Tawakal), maka hidupnya dijamin Allah akan BERKECUPAN tak akan mengalami kekurangan. Biarlah harga beras naik dan Kebutuhan hidup Meningkat. Tak perlu RISAU, yang penting kita bisa membelinya,” tegas Bapak Sesepuh, Haji Permana Sasrarogawa kepada kami yang datang mengeluhkan harga beras Yang semakin mahal di era Suharto.

Takwa dan Tawakal adalah kondisi PIKIRAN dan JIWA mukmin yg merasakan kehadiran Allah dimana saja berada (Muraqabah). Dia ridha dg kondisi yg merupakan anugerah Allah. Dia takut untuk bermaksiat kepada Allah. Tapi sekaligus ia Cinta dan penuh harap -tidak putus asa- dari rahmat Allah. Karena itu dia BERSERAH DIRI TOTAL (Tawakal) Pada Allah.

Namun demikian Untuk mencapai Taqwa dan Tawakal ini kita perlu menempuh jalan (Thariqat) yang di mulai dari Pertaubatan, I’tikaf, Tzakiyatun Nafs dan Latihan Kejiwaan atau Riyadhatun Nafs. Jadi, Taqwa dan Berserah Diri itu perlu Metode (Thariqat) dan Latihan (Riyadhah) secara ISTIQAMAH di dalam bimbingan Seorang Guru Mursyid yang Kamil lagi Mukammil. 

Kalau Mursyidnya tidak ahli dan tidak mendapat izin dari guru-guru sebelumnya, tidak mempunyai silsilah bersambung kepada Rasulullah SAW maka Tarekat hanyalah sebuah praktek zikir kosong tanpa POWER. Sudah sekian lama tarekat dikucilkan, tasawuf didebatkan terus menerus bahkan dengan tanpa rasa bersalah memasukkan tasawuf sebagai ajaran di luar Islam, sungguh sangat menyedihkan. Padahal Allah telah mengingatkan dalam Firman-Nya. 

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah. Dan carilah wasilah (media/ thariqah) untuk menuju kepada-Nya. Dan sunguh-sungguhlah kamu semua didalam jalan (menuju kepada)-Nya agar kamu semua memperoleh keberuntungan.” (QS. al-Maidah : 35).

Jadi, Thariqat atau THARIQAH adalah SOLUSI dalam menjawab berbagai tantangan hidup masa kini. Thariqah adalah wadah pengajaran tashawwuf yang menuntun pemanifestasiannya melalui ujian-ujian kehidupan. Adapun yang dimaksud dengan syariat adalah Al-Islam, yaitu syariat lahir yang lebih dikenal sebagai rukun Islam. Antara syariat dan tashawwuf (keihsanan) tidak boleh dipisahkan, sedangkan thariqah—sebagai manifestasi lahiriah tasawuf—adalah perbuatan (af’al) Rasulullah Saw dalam kehidupan dunia, yang tiada lain merupakan syariat juga. 

Apabila syariat adalah permulaan thariqah, maka thariqah adalah permulaan hakikat. Namun, bukan berarti yang sebelumnya sudah tidak berlaku lagi untuk tahap berikutnya, atau bahkan ditinggalkan begitu saja. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Hamzah Fansuri, awal dari thariqah itu adalah taubat. (az).

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.