-->
logo

Sisi Lain dari Kemelut Ekonomi : Merangkul Solusi Spiritual

Hot News

Hotline

Sisi Lain dari Kemelut Ekonomi : Merangkul Solusi Spiritual

 


SKJENIUS.COM, Jakarta.-- MIRIS! Bagaikan orang jatuh ditimpa tangga, begitulah nasib rakyat kecil di Tanah Air hari ini. Pasalnya, di tengah jepitan pandemi, dihantam pula badai resesi. Padahal sudah tujuh purnama perekonomian Indonesia melorot terus. Bahkan, sampai anjlok drastis pada Kuartal II 2020 Minus 5,32%, Terburuk Sejak 1999. Akibatnya, baanyak masyarakat kecil yang mengalami kesulitan berusaha untuk menafkahi keluarga.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menjelaskan, dampak yang paling dirasakan masyarakat saat pertumbuhan ekonomi RI minus 5,32 persen adalah menurunnya pendapatan secara signifikan. "Selain itu, tidak menutup kemungkinan akan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal atau dirumahkan tanpa digaji dan diberi tunjangan," katanya.

Ya..Memang benar adanya. Dalam segala hal yang disebut musibah, rakyatlah yang selalu jadi korban. Terutamanya ekonomi yang menjadi morat-marit. Ya, sekadar bantuan dari pemerintah, itu hanya mengganjal perut. Tapi, kehiduan kan bukan perut saja yang diisi, masih banyak lagi. Kontrakan, bayar cicilan utang sana sini. Wah, banyak deh! Nah, inilah yang nggak bisa dipenuhi.

Tapi, jangan khawatir, resesi ekonomi bukanlah akhir segalanya. Jadi, meski jurang resesi terbentang di depan, rakyat Indonesia harus tetap optimistis. Situasi sulit ini harus kita sikapi dengan langkah cerdas, apalagi menyangkut keuangan. Maka, jangan panik dan tetap tenang. Berpikir positif dan terus berusaha agar kamu dapat bertahan di tengah kondisi resesi

Saat resesi melanda, hidup hemat akan mampu menyelamatkan keuangan kita. Mau tidak mau harus semakin mengencangkan ikat pinggang. Perketat pengeluaran. Prioritaskan uang hanya untuk membeli kebutuhan pokok yang mendesak. Menahan diri dari keinginan belanja yang sifatnya masih bisa ditunda. Pangkas pengeluaran yang tidak penting, alihkan ke tabungan maupun untuk dana darurat. Karena kita semua tidak akan pernah tahu sampai kapan resesi akan berakhir.

Seiring dengan itu, perlu juga kita melihat resesi dari sisi lain. Pasalnya, sebagai orang Beriman dan Berakal, kita harus yakin sepenuhnya bahwa Pena Allah Telah Menulis Semua Takdir dan Ketentuan Ini. "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Taghabun : 11).

Sebagian orang, boleh jadi, menyangka bahwa mereka terkena dampak resesi karena Allah SWT sedang memurkai dirinya. Padahal justru terkadang Allah menguji kita dengan musibah ini karena Allah sedang menyiapkan kita ke tempat yang mulia di sisi-Nya. Atau justru Allah bermaksud menerima kembali kita sebagai hamba-Nya, jika dengan musibah itu kita beristighfar, bertaubat, dan mengakui segala kesalahan kita, dan mengakui segala kemahabesaran Allah.

Living in the Power of Allah

Ketika terjadi Krisis Moneter 1998 yang berujung pada lengsernya Suharto, saya sedang dalam perjalanan bisnis ke Semarang. Berdua dengan rekan usaha, kami rencananya akan menerima pembayaran sebuah unit Traktor seharga Rp.125 juta dari sebuah perusahaan real estate di sana. Selanjutnya operasional traktor itu di lokasi dalam proses cut and fill pun team kami yang mengoperasikan. Selain itu, perusahaan kami pun telah ditunjuk sebagai pemasok bahan baku untuk proyek perumahan mewah itu. Tentu saja sudah dapat dikalkulasi berapa keuntungan yang akan diperoleh dari penjualan traktor dan penghasilan setiap bulannya. Rencananya selesai transaksi saya, bersama seorang direktur perusahaan real estate tersebut akan mengadakan Perjalanan Spiritual, Ziarah ke Masjid dan Makam Walisongo.

Namun apa daya. Laa Haula wa Laa Quwwata illa Billah. Manusia boleh berencana, tapi Allah yang menentukan. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Sedang asyiknya kami menikmati hidangan sop dan sate kambing mudah di Tanjung, Brebes, tiba-tiba terdengar pengumuman pemerintah di Siaran Televisi bahwa Indonesia mengalami Krisis Moneter karena itu ada beberapa Bank yang dihentikan operasionalnya dan dilikuidasi. Satu diantaranya adalah Bank pemberi kredit pada perusahaan real estate yang akan kami kunjungi.

Silakan Anda bayangkan bagaimana sikap kami berdua ketika itu. Langit rasa runtuh, bumi bagai terban. Kami saling berpandangan terpana dengan kegalauan dan kerisauan masing-masing. Apalagi saat itu, saya sedang membangun masjid baru naik bata satu meter. Innalillahi wa inna ilaihi Raji'un.

Sesampai di Semarang, kami pun diterima oleh rekan bisnis di sana dalam suasana muram. Sekalipun kami saling memahami, namun tetap saja kontrak kerja ditunda dan jual  beli traktor batal. Karena Bank yang membiayai proyek tersebut dilikuidasi.

Namun demikian,  saya bersama seorang direktur perusahaan real estate tersebut tetap melanjutkan perjalanan spiritual kami. Sedangkan kawan saya kembali ke Jakarta. Alhamdulillah dalam perjalanan ziarah Walisongo itulah saya mendapatkan "Pencerahan" dari Allah.

Saya teringat akan Nasehat Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak yang mengingatkan, "Setiap menghadapi masalah janganlah terpaku pada masalahnya. Tapi fokuslah kepada Yang Mendatangkan masalah tersebut. Karena hanya Dia-lah yang dapat menyelesaikan masalah. Dia adalah sumber solusi untuk semua masalah kita."

Jadi, kata Syaikh Inyiak Cubadak, fokuslah kepada Siapa yang menguji kita dengan masalah. Siapa yang menyebabkan diri kita dari "air yang hina", embrio kecil itu menjadi manusia?  Siapa atau apa yang menumbuhkan kuku jari kita dan mendebarkan jantung kita bahkan saat kita tidur?  Siapa atau apa yang ada di balik pergerakan angin, yang kita rasakan tetapi tidak pernah kita lihat?  

"Insya Allah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, maka akan terbuka "hijab" antara diri kita dengan-Nya. Nah ketika hijab sudah terbuka, maka kita akan mendapat Pencerahan dari-Nya melalui Nama dan Sifat-Nya," kata Syaikh Inyiak Cubadak.

Allah SWT adalah Dzat yang paling tepat untuk diserahi segala urusan, maka Allah swt disebut "al-Wakil" yang artinya Maha Mengurusi. Al-Wakil (Maha Mewakili), Al-Wakil adalah yang diwakilkan kepadanya berbagai perkara. Sering dikatakan, ni'mal mawla, ni'man nashir wa ni'mal wakil (sebaik-baik penjaga, sebaik-baik penolong dan sebaik-baik pemelihara).

Dia Energi Yang Maha Ghaib, tak terlihat yang merupakan sumber dan penopang kehidupan di planet ini. Kekuatan dan Kuasa-Nya dapat menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi. Jadi, selalu ada solusi spiritual untuk setiap masalah, kita hanya perlu belajar bagaimana mengaksesnya.

The Other Side of the Recession: Embracing a Spiritual Solution

Sebagaimana sudah kita alami dan rasakan dampak negatif dan positifnya, wabah corona dari masalah darurat kesehatan telah berkembang menjadi problem ekonomi dan nampaknya sedang bertransformasi ke persoalan politik. Dan kesemuanya itu bermuara pada Keimanan. Karena itulah, harus kita sadari bahwa pandemi Covid-19, sesungguhnya adalah Ayat-ayat Allah yang membawa pesan spiritual dari Langit.

Karena itulah, perlu Solusi Holistik untuk mengatasi dan menyelesaikan segala dampak negatif yang ditimbulkannya. Keadaan ini tentu akan memberi tekanan mental masyarakat dan kecemasan yang terus meluas apalagi berdampak kondisi ekonomi yang parah. Bahkan ancaman resesi. Oleh karena itu, diperlukan  formula Spiritual dan melihat Sisi Lain dari Musibah sebagai solusi holistik agar pendemi dan ancaman resesi dapat diatasi bahkan dapat dilewati dengan dengan baik,

Insya Allah, melalui tulisan ringkas ini, saya ingin memberikan pemahaman agar dalam menghadapi jepitan  pandemi dan ancaman resesi tidak hanya menggunakan pendekatan rasional semata. Namun juga harus menggunakan pendekatan spiritual sehingga terjadi keseimbangan antara lahir dan batin.

Maka, dalam tulisan ini saya akan menjelaskan cara-cara yang saya pelajari dan saya temukan untuk melihat sisi lain dari Kemelut Ekonomi dan Keuangan yang kita hadapi hari dan bagaimana memecahkan dan menyelesaikannya dengan Solusi Spiritual.

Saya akan mulai dengan menjelaskan Lima langkah dasar untuk menemukan solusi spiritual Anda untuk masalah.

Pertama: Pertanyaan yang kita masing-masing harus jawab adalah, "Menurutmu Anda, Siapakah ?

Pasalnya, selama ini, mungkin kita telah salah mengira identitas kita sebagai "hanya manusia", kita telah menerima batasan yang tidak memungkinkan realisasi potensi tertinggi kita.  Sampai sekarang, kita telah kehilangan kesempatan luar biasa untuk hidup sejahtera, penuh kasih, dan penuh kegembiraan!

Guru Mursyid kita, KH. Abdurrahman Siregar mengingatkan bahwa manusia adalah Makhluk Ajaib yang bisa menjadi Manusia Sejati, bisa bersikap seperti Malaikat sementara Malaikat tidak bisa seperti manusia. Namun dilain kesempatan manusia juga bisa menjadi syaithan, sedangkan syaithan tak bisa .menjadi manusia. Jadi, sesungguhnya manusia adalah Makhluk yang Luar Biasa.

Kita adalah manusia sakral yang kuat, dengan kemampuan untuk memfokuskan pikiran dan perasaan kita dengan cara yang benar-benar akan  mengubah hidup kita.  Dengan kesadaran dan latihan, kita bisa menjadi Jati Diri kita yang suci.  Bagi mereka yang haus akan perubahan, inilah waktunya untuk pindah dengan gembira ke Sisi Lain Krisis.

Kedua: Setelah kita menyadari siapa kita, maka marilah kita gali dan kembangkan seluruh Kekuatan dalam Diri (inner power) yang sudah diberikan Allah kepada kita.

Potensi diri adalah kemampuan atau kelebihan dalam diri seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk dikembangkan. Potensi diri ini melekat pada setiap orang, namun sayangnya tak semua orang mampu menggali dan mengembangkan.

Padahal dengan menggali potensi diri itu sedini mungkin, Anda akan memahami apa minat dan bakat Anda. Sehingga dapat mencapai titik terbaik dalam karier atau bisnis yang Anda tekuni selama ini.

Ketiga : Temui Guru Mursyid. Permasalahan besar ini biasanya akan mengarahkan kita mengalami konflik-konflik dan hambatan dalam memenuhi kebutuhan yang kita harapkan. Bahkan terkadang akan menimbulkan tekanan yang sangat mengganggu kita. Kondisi demikian inilah, yang menuntut adanya media yang dapat membantu menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.

Konseling merupakan satu diantara  upaya untuk membantu mengatasi konflik, hambatan, dan kesulitan yang kita hadapi dalam memenuhi kebutuhan. Sekaligus merupakan upaya untuk meningkatakan kesehatan mental. Konseling merupakan satu diantara bentuk bantuan yang secara khusus dirancang untuk mengatasi persoalan-persoalan yang kita hadapi.

Karena itulah, kita perlu menemui seorang Guru Mursyid atau Pembimbing Spiritual yang dapat kita percayai dan dan memberi jawaban atau solusi atas masalah yang kita hadapi hari ini. Seorang Guru Spiritual tidak hanya mengacu pada orang yang berpakaian putih atau berjubah hijau,  seorang guru bisa menjadi siapa saja yang menjadi cahaya penuntun bagi Anda. Seorang guru, yang mengajari Anda untuk melawan hal-hal negatif dan hidup dengan positif.  Teknik ini perlu dilakukan dengan cinta, dedikasi, ketulusan dan keyakinan yang tinggi. 

Keempat : Bersedakahlah untuk menarik Rahmat dan Rezeki. Yuk! Kita bantu mereka yang saat ini terkendala perekonomiannya, bersama-sama membantu para korban terdampak covid-19 melalui sedekah. Dalam Islam, sedekah adalah salah satu cara menolak bala.

Semoga kita semua dapat terhindar dari wabah corona dan resesi ekonomi serta keluarga kita mendapat banyak keberkahan, melalui gerakan memperbanyak sedekah. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.'' (HR Muslim).

Yakinlah seluruh Amal Shaleh dan Sedekah kita ini dapat mengundang Simpati Langit. Semoga Allah segera mengembalikan virus corona ini ke asalnya dan kita terhindar dari kemelut ekononi akibat resesi. Aamiin

Kelima : Berdo'a. Tentunya Anda harus tetap berdo'a memohon pertolongan Yang Maha Kuasa, sebagai kekuatan spiritual Anda, dan yakinkan dalam diri Anda bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan Allah tidak akan memberikan masalah kepada seseorang diluar kemampuannya.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 286).

Akhirul Kalam, kita hidup di dunia ini adalah ladang akhirat, dan selama kita masih hidup di dunia ini Allah pasti akan menguji kita untk menilai sekuat apa iman kita dan seberpa tingginya derajat kita di sisi Allah.(az).




 

 

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.