-->
logo

Mendidik dan Melatih Pencipta Lapangan Kerja

Hot News

Hotline

Mendidik dan Melatih Pencipta Lapangan Kerja


SKJENIUS.COM, Jakarta.-- PRIHATIN! Sekalipun sudah 75 merdeka, namun masalah pengangguran masih menjadi problem serius yang dihadapi oleh pemerintah.  Pengangguran terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara pencari kerja dan lowongan kerja yang tersedia. Sehingga pengangguran bukan lagi masalah pribadi, namun menjadi masalah bersama yang harus diatasi baik pemerintah, perusahaan, organisasi, dan masyarakat sekitar. Menurunkan angka pengangguran menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama untuk meningkatkan kinerja ekonomi negara.

Sehubungan dengan hal itulah, LPK President mendorong lulusan perguruan tinggi dan sekolah menengah atas agar tidak hanya menjadi pencari lapangan kerja. Namun juga harus mampu menciptakan lapangan kerja, sehingga berkontribusi langsung bagi perekonomian masyarakat.  

Lulusan perguruan tinggi jangan hanya menjadi pencari lapangan kerja (job seeker) namun juga harus mampu menjadi pencipta lapangan kerja (job creator). Untuk itulah, mereka harus mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Anti Nganggur Nusantara. Sehingga jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dan inovasi itu dapat ditumbuhkan melalui pendidikan dan pelatihan di LPK President .

Sebagaimana kita ketahui bersama, kunci untuk menciptakan lapangan pekerjaan saat ini adalah jiwa kewirausahaan (Entrepreneurship), penguasaan teknologi, dan inovasi. Entrepreneurship adalah keyakinan kuat yang ada dalam diri seseorang untuk mengubah dunia melalui ide dan inovasinya.

Keyakinan ini kemudian ditindaklanjuti dengan keberanian mengambil risiko untuk mewujudkan ide dan inovasinya tersebut melalui organisasi yang didirikan, mulai dari membangun, memelihara, mengembangkan, hingga menghasilkan dampak nyata bagi dunia. Orang yang memiliki keyakinan tersebut disebut entrepreneur atau wirausahawan.

Menjadi seorang entrepreneur merupakan salah satu langkah untuk mencapai sebuah kesuksesan. Hampir setiap orang ingin menjadi wirausahawan atau entrepreneur sukses, namun hanya segelintir orang yang serius untuk “take action” dan mewujudkan impiannya menjadi entrepereneur sukses.

Creativity and Innovation: The Keys to Business Success

Menurut Konsep Kewirausahaan yang dikembangkan LPK President, untuk menjadi wirausahawan atau entrepreneur sukses kuncinya adalah kreativitas dan inovasi. Seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan.

Kreatif dan inovatif merupakan dua unsur yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang. Apabila sejak kecil kita di latih untuk bisa berlaku kreatif, maka dewasa ini kita juga diharapkan bisa melakukan inovasi untuk menemukan hal-hal baru.

Adapun kreativitas seseorang memang tidak bisa terjadi secara instan, namun perlu proses panjang yang harus di lalui untuk terus berkembang hingga mencapai titik tertentu, begitu juga inovatif yang mana perlu dilatih dan di upayakan dalam mengembangkan ide-ide yang sudah ada.

Arti dari kata 'kreatif' sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan arti dari kata 'inovatif' adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda.

Demi menunjang jiwa entrepreneur para peserta Diklat Anti Nganggur Nusantara, LPK President menyelenggarakan Mata Kuliah Wajib Kewirausahaan bertajuk “Menumbuhkan daya Kreativitas bagi Peserta Diklat."

Dalam mata kuliah tersebut para peserta akan diberikan pemahaman mengenai arti wirausahawan dan kreativitas. Pelaku wirausaha atau wirausahawan merupakan seseorang dengan jiwa kreatif untuk menghasilkan produk hasil pemikiran kreatif. Tentunya, juga memerlukan proses operasi yang mengubah input seperti pegawai, material, maupun energy menjadi output (produk). Setelah itu, marketing harus dilakukan secara terpadu.

Ciri-ciri wirausahawan adalah pandai atau berbakat mengenali produk yang baru, menyusun operasi untuk mengadakannya, dan memasarkan serta mengatur permodalannya.

Kreativitas didefinisikan sebagai dorongan pada aktivitas yang menghasilkan alternatif jalan keluar atau sesuatu yang baru. Kreativitas merupakan daya penggerak yang memaksa manusia untuk kelangsungan hidup yang berpotensi kuat menghasilkan sesuatu yang baru. Karena itu, seorang wirausahawanperlu memahami dan mengamalkan kiat 3i untuk sukses dan kreatif berwirausaha, yakni invention (penemuan), innovation (pembaharuan), dan improvement (perbaikan).

Kreativitas dapat terlahir sebab suatu kebutuhan. Kebutuhan adalah ibu dari invensi (penemuan). Dari situ, muncul kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan. Jadi, sebuah ide tak lain dan tak bukan adalah sebuah kombinasi baru dari elemen-elemen lama. Selain itu, dasar kreativitas yang lain ialah terus mengasah kreatifitas. Kreativitas bisa dipelajari dan diasah. Hal lain yang tak kalah penting bagi seorang wirausahawan adalah memiliki kemampuan untuk menghubungkan hal-hal biasa dengan cara yang tidak biasa.

Selain kreatif, hal lain yang diperlukan dalam berwirausaha adalah inovatif.  Kreativitas sebagai proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya.

Kreatif adalah sifat yang selalu mencari hal-hal baru sedangkan inovatif adalah sifat yang menerapkan solusi kreatif. Jadi Kreatif tapi tidak inovatif adalah hal yang mubazir karena ide hanya sebatas pemikiran tanpa ada realisasi, alias Nol Besar atau Omdo-Omong Doang.

Dengan inovasi, wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru maupun pengelolahan sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Jadi, inovatif adalah suatu kemampuan manusia dalam mendayagunakan pikiran dan sumber daya yang ada di dalam diri dan disekelilingnya untuk menghasilkan suatu karya yang benar-benar baru yang orisinil, serta bermanfaat bagi banyak orang.

Be Creative like your Creator

Ekspresi pertama tentang Allah yang diperkenalkan pada kita di dalam Al-Qur'an adalah sebagai pencipta – creator, sekaligus inovator. "Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang Menciptakan.'' (QS Al-'Alaq : 1).

Dari posisinya sebagai wahyu pertama serta dari cara Jibril menyampaikan kepada Rasulullah SAW, ayat ini memiliki kedudukan istimewa. Ia berisi pesan-pesan fundamental yang diberikan kepada Rasulullah SAW secara khusus dan umatnya secara umum.

Di antaranya, pesan untuk 'membaca'. Pesan ini sangat penting agar manusia memfungsikan sejumlah perangkat indrawi yang Allah SWT anugerahkan, seperti penglihatan, pendengaran, hati, dan akalnya secara optimal. Itulah perangkat utama untuk membaca tulisan yang terdapat dalam kitab ataupun di jagad raya. Dari sini, manusia menjadi cerdas, berpengetahuan, dan berwawasan luas.

Hanya saja, proses membaca itu harus disertai spirit mulia. Sebab, banyak orang cerdas sesudah membaca, tidak memberikan manfaat apa-apa. Bahkan, tidak jarang pengetahuan dan kecerdasan yang dimilikinya digunakan untuk menipu, menjerat, memperdaya, memanipulasi, dan mendatangkan bahaya.

Karena itu, Allah SWT menyatakan, ''Bacalah dengan nama Rabb-mu!'' Artinya, tidak boleh hanya sekadar membaca. Tapi, proses membaca tadi harus dilakukan karena Allah SWT, untuk dan atas Nama-Nya. Inilah pesan selanjutnya yang bisa diambil dari ayat di atas.

Ini pula yang seharusnya menjiwai proses penelaahan, penalaran, pengamatan, dan pembelajaran oleh seorang Muslim. Dirinya harus selalu terkait dengan Allah Sang Pencipta (Creator).

Kreatif (creative) berasal dari kata create yang berarti menciptakan sesuatu. Menariknya, penciptaan merupakan hal pertama yang diceritakan di Al-Qur'an. Proses penciptaan menjadi awal yang sangat penting bagi rencana Allah di dunia. Kreativitas bersumber dari Allah, Pencipta yang pertama dan utama. Dan, kita semua merupakan buah kreativitas-Nya.

Allah adalah sumber kreativitas yang sejati. Tak hanya menciptakan dunia, Dia juga berinovasi, mengembangkan dan memelihara segala sesuatunya dengan luar biasa. Sebagai contoh, lihatlah jumlah suku bangsa manusia, serta spesies hewan dan tumbuhan yang. Berdasarkan penelitian para ahli, bumi memiliki sekitar 8,7 juta spesies, dan sebagian besarnya (kurang lebih 86%) belum teridentifikasi. Dibutuhkan waktu lebih dari seribu tahun untuk mendata seluruh spesies makhluk hidup dengan metode tradisional!

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Mulk: 3-5)

Dunia memerlukan Kita untuk senantiasa kreatif. Dan, untuk menjadi kreatif, kita membutuhkan Allah, sumber kreativitas sejati. Apa pun kemampuan kita, semuanya milik Allah dan berasal dari-Nya. Maka, kita dapat memahami bahwa Allah adalah dasar dan sumber dari kreativitas manusia.

Menurut Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak, kita dapat mendekati-Nya secara rohani, yaitu menghiasi diri sebanyak mungkin dengan "sifat-sifat" Allah, seperti sifat bijak-bestari (hikmah), sifat ilmu, sifat penyantun, dan kasih sayang.

Setiap kita tentu berbeda-beda kedekatannya dengan Allah, bergantung dan setingkat dengan upaya yang kita lakukan. Menurut Syekh Islam Ibnu Taimiyyah dalam sekian banyak karyanya, orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok.

Pertama, kelompok al-muqtashidun, kelompok sedang atau pertengahan, yaitu orang-orang yang mendekati Allah dengan menjalani semua kewajiban dan menjauhi semua larangan Allah SWT.

Kedua, kelompok al-muqarrabun, kelompok terdepan, yang mendekati Allah bukan saja dengan melakukan seluruh kewajiban dan menjauhi semua larangan, melainkan juga melengkapi diri dengan berbagai ibadah-ibadah sunnah (al-mandubat). Bahkan mereka mampu menjadikan semua aktifitasnya, meski tidak bersifat khas keagamaan, bermakna dan memiliki nilai pengabdian.

Allah akan menyambut hamba-Nya yang dengan tulus dan ikhlas hendak kembali ke jalan-Nya. Dalam sebuah hadits Qudsi yang sangat populer di kalangan kaum sufi, Allah SWT berfirman, "Jika hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal, maka aku telah datang menghampirinya sehasta. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang menyambutnya dengan berlari. Dan jika ia datang kepada-Ku dengan berlari, maka aku datang menyongsongnya lebih cepat lagi."

Selanjutnya, “Adapun jika hamba-Ku melaksanakan yang sunah, niscaya Aku akan mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakan untuk memukul, dan kakinya yang digunakan untuk berjalan.” 

Tak sampai di situ, “Jika dia meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.“ Segeralah mendekati Sumber Kreativitas dan muliakanlah Dia dengan kreativitas yang dianugerahkan-Nya! (HR. Bukhari). (az).






This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.