-->
logo

Bagaimana Mengatasi Masalah di Tengah Jepitan Pandemi dan Ancaman Resesi !?

Hot News

Hotline

Bagaimana Mengatasi Masalah di Tengah Jepitan Pandemi dan Ancaman Resesi !?


SKJENIUS.COM, Jakarta.— Mungkin Anda dan saya sebagai rakyat kecil dalam Tujuh Purnama ini mengalami situasi dan problem yang sama. Kita menghadapi masalah selama tujuh bulan berkepanjangan. Banyak problem yang menjerat kehidupan dan bisnis akibat melorotnya perekonomian di Tanah Air. Usaha macet, tagihan harus dibayar, kredit harus dicicil, sementara omzet makin merosot, penghasilan semakin sulit, tabungan pun mulai menpis. Tentu saja kesemuanya itu, cukup memusingkan kepala dan membuat tensi darah naik.


Sementara itu, ancaman resesi sudah di depan pintu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sulit pulih. Pasalnya, pandemi nyaris belum terkendali dan angka penularannya terus meningkat setiap hari. Indonesia mendekati jurang resesi. Ketika resesi terjadi pasti yang terdampak adalah masyarakat kelas bawah atau miskin itu langsung tidak punya pendapatan. Masyarakat kelas bawah itu akan sulit mendapatkan pekerjaan baru. Dan implikasinya adalah ketimpangan semakin tinggi.


Tentunya banyak sekali masyarakat yang menjadi korban krisis ekonomi ini. banyak sekali perusahaan yang mem-PHK karyawanya dan merumahkan karyawanya yang dikarenakan perusaahaan saat ini banyak sekali yang bangkrut dan tidak ada pemasukan sehingga pemiliknya harus mem PHK kan karyawan nya. Selain karena pandemic ini banyak karyawan yang dirumahkan , untuk saat ini sangat sulit adanya lapangan pekerjaan yang tersedia di saat situasi seperti ini. Semakin Tinggi nya SDM yang dimiliki dan kurang nya lapangan pekerjaan dapat mengakibatkan tinggi nya angka pengangguran.


Kondisi itu pun bisa menimbulkan gejolak sosial yang dapat mengancam keselamatan rakyat Indonesia sendiri. Jadi secara psikologis masyarakat terlihat jelas mulai banyak yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan banyak terjadi gejolak sosial, misalnya timbulnya angka kriminalitas yang tinggi. Ini yang harus diwaspadai!


Menurut saya Tidak ada cara lain jika Indonesia mengalamai krisis ekonomi selain dari diri kita sendiri harus merubah mindset tentang diri kita untuk mencari cara dan mencoba untuk beralih usaha sampingan, banyak cara yang dapat di kerjakan disaat situasi seperti ini.


How to Solve Problems With Spiritual Help?


Setiap orang memiliki banyak masalah di tengah jepitan pandemi dan ancaman resesi ekonomi. Bahkan orang terkaya di dunia pun memiliki tantangan dalam hidup.  Harus kita akui bahwa masalah yang kita temui saat ini terasa membebani dan sepertinya sulit bagi kita untuk dapat melewatinya.  Tetapi dengan mengambil tanggung jawab atas masalah tersebut, saya yakin Kita akan menemukan jalan untuk memperbaikinya dengan cara yang konstruktif.


Jadi, mau tidak mau masalah harus dihadapi. Tak perlu kita hindari. Pasalnya, masalah adalah bagian dari kehidupan.  Tidak ada yang bisa lepas dari masalah. Bahkan masalah itu sesungguhnya ujian dari Allah. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :


“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah : 155).


Mungkin selama ini sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan melalui upaya cerdas. Misalnya dengan Menetapkan Jalan untuk Memperbaiki Masalah :


  1. Tetap setenang mungkin.
  2. Terima tanggung jawab atas masalah tersebut.
  3. Evaluasi situasi sebelum Anda merespons.
  4. Temukan solusi cepat.
  5. Identifikasi pola yang bermasalah. 
  6. Tetapkan tujuan untuk memecahkan masalah.
  7. Percayalah pada diri sendiri.


Namun, pendekatan tersebut di atas yang rasional, ilmiah dan eksperiensial mungkin tidak berhasil diterapkan di tengah resesi yang berkelindan dengan wabah covid-19 ini. Karena itu, masalahnya terlalu kompleks untuk dipahami. Disamping itu, kita pun tidak dapat memutuskan solusi karena ketidakpastian, ketakutan, atau kecemasan.  Terkadang sulit untuk meramalkan konsekuensi dari memilih solusi tertentu karena kita tidak memiliki semua informasi.  


Seiring dengan itu, sebagaimana pernah kita hadapi dan rasakan bersama bahwa terkadang ketika kita memiliki masalah, kita tidak dapat dengan mudah mengendalikan pikiran dan emosi serta berpikir jernih Rasa takut tentu saja merupakan masalah yang membatasi.  Pasalnya, hambatan mental dan filter yang dipegang orang dalam pikiran mereka juga mengganggu kemampuan mereka untuk membuat penilaian yang tepat.


Ketika masalah yang kompleks sulit untuk diselesaikan, apa yang harus Kita lakukan?  Apa pilihan terbaik?  Ketika pikiran rasional Kita gagal memberikan solusi, Kita perlu berkonsultasi dengan pikiran kita. yang lebih tinggi dan memanfaatkan potensinya yang sangat besar.  


Perlu kita sadari bahwa Cara menyelesaikan problem kehidupan bukan hanya melalui teori-teori rasional empirik dan sains (ilmu pengetahuan) seperti pendekatan ekonomi, politik, keamanan dan kesehatan tetapi yang tak kalah pentingnya ialah pendekatan spiritual  (batin/ruhani), taubat, zikir dan berdo'a


Kita harus berani mengakui kesalahan  dan   ketakberdayaan diri di hadapan Allah SWT, Rabb Yang Maha Kuasa. Tidak mungkin manusia sendiri mampu menyelesaikan seluruh problem yang dihadapinya. Kita memerlukan uluran tangan kasih-sayang Allah sebagai Sang Maha Kuasa untuk membantu kita menyelesaikan persoalan berlapis-lapis dipundak kita.


Untuk itulah kita perlu sabar dan berserah diri pada-nya, seraya menyerahkan segala masalah yang kita hadapi seiring dengan itu memohon petunjuk dan bimbingan serta solusi terbaik dari Allah. Yakinlah! Dia akan menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah : 155).


“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un"   (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Rabb-nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 156-157).


Maka, segeralah mandi taubat lalu laksanakan shalat taubat, selesai shalat taubat mohon ampunlah (istighfar) kepada Allah. Bacalah do’a istighfar Nabi Yunus A.S sebanyak-banyaknya: “Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin”. (Artinya: Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau (ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat zalim/aniaya).


Selanjutnya laksanakan Shalat Hajad. Mohonlah kepada Allah tiga permintaan khusus yang sangat Anda butuhkan segera. Sholat hajad merupakan ibadah shalat sunnah yang dilakukan seorang muslim agar segala keinginannya dikabulkan oleh SWT. Shalat sunnah ini dapat dikerjakan 2 sampai 12 rakaat pada waktu siang maupun malam hari, kecuali waktu yang dilarang melaksanakan shalat hajad.


Selesai Shalat Hajad, berzikir dan pasrah diri pada Allah. Silakan Duduk yang santai, relax, lemaskan otot-otot,  pejamkan mata, atur nafas. Dalam setiap tarikan nafas pasrahkan diri kepada Allah, iringi dengan ucapan,"Allah" dalam hati. 


Lalu, hembuskan nafas perlahan dari hidung sambil tumbuhkan rasa syukur seraya mengucap,"Allah" dalam hati. Lakukan berulang-ulang sampai terasa irama nafas, gerak jantung dan aliran darah menjadi harmonis, dada terasa lapang, hati pun tentram dan pikiran menjadi jernih. Berdo’alah dalam zikir sesuai kebutuhannya.


“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah : 152).


Taubat Pembuka Pintu Rezeki


Saudaraku, satu diantara masalah yang kita hadapi hari ini adalah berkaitan dengan rezeki. Pasalnya perekonomian Indonesia  sedang merosot, daya beli rendah, sehingga omzet usaha pun menurun drastis. Sementara itu, kita pun harus mengikuti aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menghindari kerumunan serta mena’ti protokol kesehatan. Kesemuanya itu, tentu saja menghambat keleluasaan dalam berusaha.


Sekalipun demikian sulitnya situasi dan kondisi yang kita hadapi, sebagai orang beriman dan beraqal kita pun harus menyadari bahwa dalam konsep teologi Islam, rezeki seseorang tidak berdiri sendiri. Ada hubungan kausalitas, sebab musabab. Ingin rezeki banyak, maka bergeraklah dan berdinamika mendapat rezeki.


Namun, di saat bersamaan, ingatlah, tutur Abu Abdullah Muhammad bin Abdurrahman, ‘Ulama salaf pengarang kitab al-Barakah fi Fadhl as-Sa'yi wa al-Harakah ini, ada beberapa faktor penghalang rezeki yang diakibatkan oleh ulah para pencari rezeki itu sendiri. Sederet perkara tersebut mesti dihindari agar rezeki tidak terhambat.


Dzat Yang Mencipta kita, sekaligus menjamin rezeki bagi penghidupan kita, adalah Pemilik, Pemelihara, dan Pengatur segala urusan kita. Dialah Allah, tiada sekutu bagiNya. Maka bagaimana kiranya, jika anugrah dariNya justru kita gunakan untuk mendurhakaiNya? Maka apa jadinya, jika dengan karuniaNya kita malah tenggelam dalam maksiat dan dosa?


“Sesungguhnya seseorang dihalangi dari rezekinya disebabkan dosa yang dilakukannya.” (HR Ahmad).


Ya... Harus kita akui. Kita sebagai manusia memang tidak terlepas dari perbuatan salah dan dosa. Namun seringkali kita tidak sadar, ternyata perbuatan dosa itu mengakibatkan Allah murka. “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (An Nuur 24 : 63).


Karena itu, marilah kita bertaubat  atas segala dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan. Semoga Allah menerima taubat kita dan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Yakinlah!  Allah SWT Maha Mengasihi dan Maha Pengampun. Selanjutnya Kita berjanji tidak mengulangi dosa yang pernah diperbuat. Semoga pertaubatan kita ini dapat mencegah kita dari kejahatan dan agar kita lebih banyak melakukan kebaikan.


Al-Qur’an menjelaskan bahwa barangsiapa yang memohon ampunan / taubat ia akan dimudahkan segala urusannya.


"Maka aku katakan kepada mereka, "Mohonlah ampunan pada Rabb-mu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai (Q.S. Nuh : 10-12).


Menurut ulama tafsir hujan dalam ayat tersebut di atas adalah kata kiasan saja. Hujan pada dasarnya menyimpan kemakmuran. Daerah yang senantiasa mendapat limpahan hujan tentu saja setiap tanaman akan tumbuh dengan mudah di sana. Buah-buahan dan hasil panen melimpah. Makanan yang diperoleh karena limpahan hujan itu adalah rezeki kita. Jadi hujan di sini diartikan sebagai limpahan rezeki.


Ditegaskan pula dari kalimat berikutnya : “Allah akan membanyakkan harta dan anak-anakmu." Betapa bahagianya kita jika kita memiliki harta melimpah dan anak yang banyak. Kekayaan bisa membuat hidup kita lebih mudah. Begitu juga dengan anak. Bukankah ada pepatah orang tua kita yang mengatakan banyak anak banyak rezeki ? Bukankah anak merupakan hiasan mata yang membuat hidup jadi ceria? Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin. (az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.