-->
logo

WINTER IS COMING!! INDONESIA RESESI !? Ini 7 Hal yang Harus Dilakukan Pemerintah Jokowi

Hot News

Hotline

WINTER IS COMING!! INDONESIA RESESI !? Ini 7 Hal yang Harus Dilakukan Pemerintah Jokowi

JAKARTA, SKJENIUS.COM.-- Sinyal pertanda ekonomi Indonesia masuk ke zona resesi semakin kencang. Dalam hitungan hari atau kurang dari sepekan menuju akhir September 2020 (kuartal III), pemerintah akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen. Jika, ini terjadi, maka Indonesia resmi menyusul sejumlah negara yang telah lebih dulu masuk jurang resesi. Pasalnya, pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat negatif 5,32 persen secara tahunan.

Sementara para ahli ekonomi mengingatkan, jika resesi, maka daya beli masyarakat semakin merosot, PHL melanda, kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang. Resesi memang hal yang menakutkan dari siklus bisnis atau dalam ekonomi suatu negara. Lantas, apa yang harus dilakukan saat terjadi resesi?

Berikut ini, hasil Analisa team pelaksana Program Anti Nganggur Nusantara Spiritual Business Consultant, ada 7 hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi resesi :

1. Workshop Anti Nganggur

Pelatihan kewirausahaan bakal bisa menurunkan angka pengangguran. Karena itu, pemerintah perlu menggenjot pelaksaan Program Anti Nganggur Nusantara melalui Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Manajemen Ilahiyah.

Workshop Anti Nganggur ini akan melatih para pencari kerja untuk memiliki jiwa entrepreneur atau membuka usaha sendiri. Dengan mengarahkan peserta workshop untuk membuat usaha atau proyek karya sendiri yang sesuai passion dan keahlian pekerja, akan membuat mereka lebih nyaman berwirausaha. Hal ini akan sangat mengurangi angka pengangguran. Apalagi saat usahanya berkembang tentu dia akan merekrut tenaga kerja lainnya dalam usahanya itu. Bila seseorang sudah merasa nyaman dengan usaha yang dia lakukan, maka ini akan mudah untuk diatasi bersama-sama.

Yang membedakan Crash Program Anti Nganggur yang disusun Spiritual Business Consultant ini dengan Program lain adalah :

1.      Mengedepankan perubahan Mindset para Penganggur tentang Pekerjaan dan Usaha.

2.      Penerapan Manajemen Ilahiyah dalam setiap kegiatan Pekerjaan dan Usaha sebagai kunci keberhasilan dengan Konsep Pengembangan Diri dan Kepribadian Manusia Indonesia seutuhnya, yaitu :

a)      Teknik Manggali, Mengembangkan dan Mendayagunakan Potensi Diri secara Berkelanjutan.

b)     Teknik Menyinergikan Olah Rasa, Olah Cipta, dan Olah Karsa dalam Praktek Wira Usaha.

c)      Entrepreneurship.

d)     Spiritual Economic dan Business.

e)     Ilahiayah Management.

f)       Spiritual Money Management.

g)      Spiritual Sales & Strategy Marketing.

h)     Pemberian Pelatihan Kerja tepat guna.

3.      Pendampingan dalam manajemen permodalan pasca Pelatihan

2. Stimulus Ekonomi

Untuk menjaga agar sektor riil tetap bergerak dan daya beli masyarakat tetap terjaga, serta kinerja ekonomi domestik terus terdorong, Pemerintah perlu  memberikan stimulus ekonomi. Stimulus ini berupa stimulus fiskal dan non-fiskal.

Kebijakan stimulus ekonomi untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang disiapkan pemerintah untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perlu disampaikan langsung ke pengusaha agar tidak macet dengan urusan yang berbelit-belit.

Saat ini usaha mikro dan kecil itu hanya butuh dana stimulus modal kerja. Dari jumlah mereka yang diklaim 65 juta itu kalau ada 25 juta saja yang terverifikasi sebetulnya cukup diberikan modal kerja langsung dengan bantuan pendataan di tingkat kabupaten/kota," jelasnya.

3. Pinjaman Modal Usaha dan Relaksasi Kredit.

UMKM Indonesia juga membutuhkan kehadiran pemerintah, terkait suntikan modal usaha dan relaksasi kredit bagi pelaku usaha yang benar-benar terdampak resesi ekonomi .

Pemerintah perlu menganggarkan modal kerja darurat bagi UMKM yang terdampak resesi dengan bunga rendah. Bantuan modal darurat ini dapat disalurkan dalam bentuk pinjaman melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

4. Genjot Konsumsi, Pemerintah

Realisasi anggaran harus terus menjadi perhatian Presiden Joko Widodo dalam beberapa bulan terakhir ini. Ia harusb selalu mengontrol para pembantunya di kabinet agar serius dalam menggenjot penyerapan anggaran agar pertumbuhan ekonomi kuartal IB (Q4) 2020 bisa diperbaiki.

Demikian juga penyaluran bansos perlu dipercepat terutama untuk menggenjot konsumsi rumah tangga. Sejalan dengan itu, upaya meningkatkan serapan anggaran juga didorong melalui perpanjangan bansos sampai Desember 2020, gaji ke-13 ASN TNI-Polri, dan bantuan Rp600 ribu bagi karyawan bergaji di bawah Rp.5 juta. 

5. Siapkan Berbagai Keringanan Pajak

Pemerintah juga perlu memberikan berbagai program keringanan pajak untuk mengurangi tekanan resesi  terhadap perekonomian masyarakat menengah ke bawah.

Pemerintah diharapkan segera merilis kebijakan tentang keringanan pajak untuk meningkatkan konsumsi, perlindungan tenaga kerja, dan meningkatkan ekspor.

Insentif pajak itu diberikan kepada orang pribadi dan korporasi. Insentif pajak itu adalah pajak penghasilan 21 (PPh 21), PPh 22, dan PPh 25, serta percepatan restitusi pajak pertambahan nilai (PPN). Semuanya itu adalah stimulus di tengah tekanan yang diakibatkan resesi ekonomi.

5. Optimalisasi Potensi Dalam Negeri

Pemerintah tidak perlu terlalu mengejar pertumbuhan infrastruktur di tengah resesi. Namun pemerintah harus melakukan optimalisasi ekonomi dalam negeri. Sehingga bisa menciptakan ekonomi yang adil.

Sebaiknya kita tidak mengejar pertumbuhan positif. Tidak apa kita tidak tumbuh tinggi karena kita memang resesi, dan secara global banyak yang resesi. Yang penting adalah mengoptimalkan potensi dari dalam negeri.

Adapun potensi optimalisasi ekonomi dalam negeri berdasarkan empat sumber pertumbuhan ekonomi. Di antaranya konsumsi rumah tangga, pemerintah, ekspor, dan impor. Menurutnya dengan mendorong konsumsi rumah tangga akan memberikan dukungan masyarakat melakukan spending (pengeluaran). Sehingga bisa menyerap produk dalam negeri juga.

6. Saatnya Membela Petani Miskin.

Pemerintah bertanggung jawab mengatasi resesi ekonomi untuk menyelamatkan rakyat miskin, petani dan nelayan, guru/dosen, tenaga kerja bangsa sendiri, pelaku UMKM dan koperasi, serta pedagang Menuntut Pemerintah bertanggung jawab mengatasi resesi ekonomi untuk menyelamatkan rakyat miskin, petani dan nelayan, guru/dosen, tenaga kerja bangsa sendiri, pelaku UMKM dan koperasi, serta pedagang sektor informal, daripada membela kepentingan pengusaha besar, asing dan aseng.

Kinilah saatnya pemerintah membela petani miskin yang selama ini terpinggirkan dalam pembangunan. Pemerintah dapat mendukung petani atau produsen daerah dengan membeli dan mengonsumsi produk lokal agar bisnis mereka tetap berkelanjutan. Tentu mereka juga harus meningkatkan efisiensi dan memperbaiki kualitas produknya sehingga mampu bersaing di pasar sendiri dan pasar mancanegara.

Di sisi lain, kementerian terkait sebaiknya mendukung petani dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam berproduksi. Mari kita upayakan bersama agar petani melek teknologi budidaya dan melek pasar. Pemanfaatan teknologi informasi yang berkembang luar biasa saat ini juga dapat meningkatkan level petani ke jenjang lebih tinggi.

Dengan sinergi semua pihak, kita bisa membuat bisnis petani tetap bertahan, bahkan berkembang melayani kebutuhan pasar lokal dan ekspor. 

7. Membentuk Badan Penyangga Hasil Pertanian

Mengingat banyaknya persoalan pangan dan hasil pertanian, maka sudah seharusnya  pemerintah segera membentuk Badan Penyangga Hasil Pertanian. Pembentukan tersebut bisa dengan dua cara yakni, pembentukan baru atau diserahkan kepada Badan Urusan Logistik (Bulog).

Realitanya, saat ini pemerintah tidak mampu untuk memiliki cadangan pangan yang bisa digunakan untuk stabilisasi harga pangan ketika harga bergejolak, karena tidak ada sebuah badan khusus yang benar-benar mengurus cadangan pangan pemerintah.

Seiring dengan itu, hampir setiap tahun harga hasil pertanian anjlok atau naik turun mendadak dan membuat petani mengalami kerugian. Karena itulah Dibutuhkan badan penyangga hasil pertanian, baik  penyangga pembayaran maupun penyangga penanganan  pasca panen untuk menjamin kontinuitas dan stabilitas harga produk pertanian.

Badan penyangga bisa menjadi salah satu solusi sejumlah persoalan terkait dengan pemanfaatan dan pemasaran produk pertanian lokal. Di antaranya penyediaan cash flow, untuk kebutuhan yang mendesak bagi supplier.

Dengan adanya badan penyangga akan menguntungkan bagi penjual dan pembeli karena ada kepastian harga maupun ketersediaan produk hasil pertanian.

Demikianlah beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah Jokowi untuk  menyelamatkan perekonomian rakyat kecil di tengah resesi. Namun, jika upaya pemerintah ini tidak berjalan secara optimal, maka tidak mustahil pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan mengalami kontraksi lebih parah lagi.

Dan dampak utama dari resesi ekonomi setelah pertumbuhan ekonomi yang minus, menurut Gerry Hukubun adalah kemungkinan keamanan nasional yang akan terganggu. Apalagi banyak pihak oposisi dan barisan sakit hati yang sudah menunggu kondisi ini agar bermain dan menggoreng isu tersebut untuk menyalahkan pemerintah, terutama menyalahkan Presiden Jokowi.

"Dan ujung-ujungnya akan meminta Presiden Jokowi mundur karena dianggap yang paling bertanggung jawab. Ini harus diwaspadai. Tak boleh dicuekin begitu saja," tulisnya di RMco.id  Rakyat Merdeka. (az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.