-->
logo

Virus Corona Makin Mengganas!? Spiritual Converging Solusinya.

Hot News

Hotline

Virus Corona Makin Mengganas!? Spiritual Converging Solusinya.

SKJENIUS.COM, Cikarang.- Perekonomian Indonesia, porak-poranda dihantam perfect strom, pandemi corona adalah realita yang tak bisa dinafikan. Faktanya pertumbuhan ekonomi anjlok hingga Minus 5,32 persen pada Kuartal II 2020. Setelah sebelumya Ekonomi Kuartal I 2020 Tersungkur, Indonesia pun Berada di Tepi Jurang Resesi?

Pada hari ini, Rabu (2/9/2020), terhitung sejak diumumkannya pasien pertama terinfeksi virus corona pada 2 Maret 2020. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda penularan virus corona menurun. Pemerintah bahkan memperlihatkan data bahwa jumlah kasus Covid-19 semakin bertambah. Berdasarkan data pemerintah hingga Rabu ini pukul 12.00 WIB, total ada 180.646 kasus Covid-19 di Indonesia sejak awal pandemi. Jumlah itu disebabkan adanya penambahan 3.075 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Demikian terungkap dalam Diskusi bertajuk "Menyingkap Konspirasi Global di Balik Prahara Corona," yang diselenggarakan Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. "Namun demikian, kita juga perlu menyadari adanya keterlibatan Konspirasi Global dalam penyebaran virus corona yang berawal dari Wuha, Cina ini," kata Ustadz Arif Fadhillah, S.Ag.

Menurut 'Ulama yang dikenal sangat vokal dalam berdakwah di Kawasan Jabodetabek itu, banyak orang mempercayai teori konspirasi bukan karena mereka bodoh. Asal-usul penyebaran Covid-19 yang tidak jelas serta media-media arus utama yang sering kali tertangkap basah berbohong telah menciptakan kebingungan besar di antara rakyat. Semua ini mendorong narasi-narasi berbahaya bertebaran di masyarakat.

"Dalam masa krisis seperti ini, banyak orang ketakutan dan ingin mencari penjelasan. Maka, sebagai pendakwah pun saya mersa punya kewajiban untuk memberi solusi dan jawabn. Alhamdulillah, di tengah "Lockdown", saya berhasil membongkar adanya ulah konspirasi di balik Pandemi Covid-19. Karena itulah saya menulis buku "VIRUS CORONA MENYERANG DUNIA : Sebuah Konspirasi Global Penuh Dengan Rekayasa dan Kebohongan." Insya Allah, apa dan bagaimana para Elite Global bermain di tengah Wabah Covid-19 ini, sudah diuraikan dalam buku tersebut," tegas Ustadz Arif Fadhillah.

Ulama yang gemar melakukan riset dan kajian keislaman dan politik serta menulis puluhan buku itu, mengingatkan keterlibatan Konspirasi Elite Global itu bisa ditelusuri mulai dari Bill Gates, seorang miliarder filantropis dan pendiri Microsoft yang telah menjadi target utama berbagai konspirasi yang muncul selama pandemi.

"Namanya dihubungkan sebagai konspirator elite global yang menyebarkan Covid-19 karena presentasinya di Ted Talk 2015 yang mengatakan bahwa dunia tidak siap menghadapi epidemi selanjutnya. Video ini diputar ulang ribuan kali dalam waktu yang singkat dan dijadikan pembenaran bagi para pendukung teori konspirasi bahwa elite-elite global seperti Bill Gates menyebar virus ini untuk keuntungan mereka," pungkasnya.

Perlu "Spiritual Converging", di antara "Social Distancing"

Ketakutan akan ketidakpastian merupakan hal yang alami dalam menghadapi bencana. Pandemi ini merupakan peristiwa besar yang mengguncang kesadaran dari atas hingga bawah. Kehidupan normal tiba-tiba dikejutkan oleh satu peristiwa yang tampaknya acak. Mereka yang tidak mempunyai persiapan teoritis akan dengan mudah memeluk teori konspirasi, tidak terkecuali sebagian aktivis.

Peristiwa besar yang tampak tidak masuk akal membutuhkan penjelasan yang sama-sama tidak masuk akal juga. Oleh karenanya, dalam masa kebingungan besar seperti ini, tidak mengherankan bila banyak orang menginginkan jawaban.

Karena itulah, Budayawan Jaya Suprana dalam sebuah tulisannya, "Kedekatan Batiniah", Melawan Prahara Corona di antara "Social Distancing", di kompas.com menilai istilah social distancing dalam protokol kesehatan, terkesan kontradiktif terhadap naluri maupun nurani sosial umat manusia. Physical distancing lebih tepat untuk mencegah penularan penyakit lewat physical contact alias kontak ragawi antar sesama manusia. "Namun, istilah distancing tetap kurang cocok untuk prahara corona yang sebaiknya dihadapi secara kolektif di mana masing-masing insan manusia diharapkan lebih mengutamakan kepentingan bersama ketimbang kepentingan diri sendiri," katanya.

Maka sebenarnya, menurut Jaya Suprana, masih ada sebuah istilah lagi demi melengkapi bekal perjuangan umat manusia melawan angkara murka Covid-19 yaitu spritual converging alias kedekatan batiniah. Ditegaskannya, kita membutuhkan Spiritual Converging, Melawan Prahara Corona di antara Social Distancing. Pada hakikatnya, kata Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan itu, spiritual converging lebih selaras makna sila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" maupun "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" serta juga "Persatuan Indonesia".

"Pada saat bersama menghadapi virus corona memang dibutuhkan semangat kebersamaan dan persatuan bukan dalam makna lahiriah namun justru batiniah. Spiritual converging mempersatukan energi batiniah etika, moral, adab, akhlak dan budi pekerti umat manusia demi melawan prahara," papar Jaya Suprana.

Pada saat bersama-sama menghadapi virus corona, sebaiknya kita menjauhkan diri dari angkara murka destruktif seperti saling menyalahkan, menghujat, menghina, menjelekkan, memfitnah, membenci. "Namun di sisi lain, kita wajib lebih mendekatkan diri ke kearifan konstruktif seperti saling perhatian, peduli, belarasa, menolong, membantu, menyelamatkan, menyemangati, demi saling mempersembahkan welas asih dan kasih sayang kepada sesama manusia," pungkas Jaya Suprana. (az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.