-->
logo

Miris ! 75 Tahun Merdeka, Nasib Petani Masih Memprihatinkan

Hot News

Hotline

Miris ! 75 Tahun Merdeka, Nasib Petani Masih Memprihatinkan

SKJENIUS.COM, Jakarta.- IRONIS ! Nasib Petani, Belum Menjadi Prioritas di Negara Agraris. Padahal sudah 75 tahun merdeka, namun masih banyak petani lokal yang belum menikmati hasil jerih payah mereka dalam bertani. Selain jumlah produksi yang tidak optimal, produk pertanian lokal pun mendapat gempuran dari barang impor. Maka, hasil produksi kita sulit berswasembada. Karena itulah, perlu kita pertanyakan sejauhmana keperpihakan pemerintah kepada petani kecil?

Padahal, potensi alam Indonesia sangat diunggulkan di bidang pertanian yang tidak dimiliki oleh negara lain. Misalnya iklim tropis yang sangat mendukung pertumbuhan komoditas pangan strategis seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kedelai termasuk komoditas yang lain seperti buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah.

Bermodalkan potensi alam demikian, seharusnya Indonesia mengungguli negara-negara yang lain dalam hal ekspor hasil pertanian atau setidaknya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri yang berpengaruh pada pencegahan impor hasil pertanian yang semakin hari semakin membludak. Bahkan mungkin, kontribusi PDB-nya bisa melampaui sektor industri.

Namun bagaimana kondisi pertanian Indonesia saat ini? Sebagai negara agraris, apakah kebijakan pemerintah telah berpihak pada petani yang merupakan pahlawan pangan bangsa?

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor [IPB] Dwi Andreas Santosa menuturkan, arah kebijakan pemerintah masih jauh dari cita-cita swasembada lima komoditas: beras, jagung, kedelai, gula dan daging. Keran impor pangan terus dibuka. “Program pemerintah relatif sama, tidak ada perubahan berarti dalam 20 tahun terakhir,” katanya.

Program yang dimaksud adalah pola pemerintah dalam upaya mencapai swasembada. Orientasi terpaku pada peningkatan kuantitas produksi. Abai terhadap petani yang sesungguhnya ujung tombak peningkatan pangan itu sendiri. Padahal seharusnya, Petani dijadikan tokoh sentral dalam upaya mempertahankan lahan pertanian.

Langkah Untuk Meningkatkan Taraf Hidup Petani dan Hasil Pertanian

Nasib Petani Memang Masih Memprihatinkan di Tengah Sistem Ekonomi yang tidak Adil. Ekonomi Indonesia saat ini, cenderung mengikuti pola perekonomian liberal. Petani kecil akan menghadapi risiko tersisihkan akibat posisi tawar yang lemah dan terisolasi dari akses informasi dan pasar.

Berikut ini ada 7 langkah yang perlu dilakukan pemerintah membela kaum tani dan meningkatkan hasil pertanian.

1. Pengembangan SDM Jadi Kunci Majukan Pertanian Indonesia.

Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) harus fokus menggenjot pengembangan SDM pada bidang pertanian.

Peningkatan SDM tidak hanya dibatasi peningkatan produktivitas petani. Namun, juga peningkatan kemampuan petani untuk lebih berperan dalam proses pembangunan.

2. Kebijakan Insentif untuk Petani Muda.

Pemerintah perlu menarik perhatian dan mempertahankan generasi muda petani. Berbagai kebijakan insentif untuk petani muda peru dikembangkan. Sebagaimana di negara-negara maju, pemerintah membantu mereka berkarir di sektor pertanian, khususnya pertanian on farm.

Selain kebijakan insentif yang bersifat bantuan finansial, juga diberikan bantuan dalam bentuk dukungan lain. Misalnya, Kebijakan untuk mempermudah akses modal dan penguasaan lahan sangat diperlukan selain diversifikasi usaha di perdesaan.

3. Melakukan intensifikasi pertanian

Apabila Anda petani dari Jawa dan Bali yang luas lahannya sempit, langkah intensifikasi pertanian ini bisa dicoba. Intensifikasi pertanian adalah langkah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lahan yang ada. Bahkan, ada juga yang menggunakan alih sarana penanaman, tidak hanya memanfaatkan sawah, tetapi juga dengan metode hidroponik.

4. Diversifikasi pertanian

Meningkatkan hasil pertanian juga bisa dilakukan melalui diversifikasi pertanian. Apa itu diversifikasi pertanian? Ini merupakan cara meningkatkan hasil pertanian dengan cara menanam beberapa jenis tanaman produksi sekaligus dalam satu lahan pertanian. Di Indonesia, praktik yang paling sering dijumpai adalah menanam padi dan jagung sekaligus dalam satu lahan.

5. Mekanisasi pertanian

Tidak dapat dimungkiri bahwa pertanian Indonesia masih tertinggal karena peralatan yang digunakan pun masih bermodel lama. Bahkan di beberapa daerah, pertaniannya masih mengandalkan tenaga manusia. Padahal, jika dilakukan perhitungan, tenaga manusia untuk bertani sudah tidak efisien karena sangat menghabiskan waktu.

6. Pertanian Indonesia Butuh Badan Penyangga

Dibutuhkan badan penyangga perranian, baik  penyangga pembayaran maupun penyangga penanganan  pasca panen untuk menjamin kontinuitas dan stabilitas harga produk pertanian lokal di berbagai daerah. 

Adanya badan penyangga akan menguntungkan bagi penjual dan pembeli karena ada kepastian harga maupun ketersediaan produk hasil pertanian.

Lembaga penyangga ini bisa menjadi solusi strategis sejumlah persoalan terkait dengan pemanfaatan dan pemasaran produk pertanian lokal. Di antaranya penyediaan cash flow, untuk kebutuhan yang mendesak bagi supplier. Karena itulah, lembaga penyangga pembayaran itu penting.

7. Pemerintah harus punya strategi perbaiki tata niaga pertanian & peternakan

Dari tahun ke tahun, operasi pasar selalu digunakan pemerintah dalam mengendalikan harga pangan. Hal ini menunjukkan pemerintah belum punya cara yang lebih efektif dan memberikan dampak jangka panjang untuk memperbaiki dan menjaga supplay-demand beberapa kebutuhan pokok rakyat Indonesia.

Karena itulah, tata niaga produksi komoditi yang menjadi kebutuhan pokok rakyat termasuk telur ayam harus diperbaiki. Rantai produksi dari mulai bibit sampai pasar harus ditinjau ulang. Pemerintah jangan lagi berteriak-teriak cari kambing hitam. Semua itu terjadi karena ada mafia.

Jangan sampai ada regulasi-regulasi yang tidak perlu dan membatasi sektor produksi dan perdagangan justru menciptakan korupsi, nepotisme dan monopoli baru oleh segelintir elite politik dan pengusaha yang dekat dengan pejabat-pejabat tertentu.

Semoga, refleksi dari 75 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia ini menjadi momentum bagi peningkatan kesejahteraan petani dan bangsa kita tumbuh sebagai negara agraris yang lebih maju serta memiliki kedaulatan pangan dan pengelolaan sumberdaya alam untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Merdeka… Wallahu a’lam. (az)



This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.