-->
logo

KEMBALI KE SURAU MENGKAJI GARAK GARIK RASO JO PARESO

Hot News

Hotline

KEMBALI KE SURAU MENGKAJI GARAK GARIK RASO JO PARESO

Kamang Mudiak, SKJENIUS.COM.-- Garak jo Garik, RASO jo PARESO (gerak dan gerik, rasa dan periksa) adalah INTISARI Adat Minangkabau. Gerak datang dari Allah. Gerik adalah sikap menerjemahkan Gerak dari Allah dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang pandai membaca GERAK dan GERIK tentu ahli dalam membaca masa yang akan datang. Mereka tak mudah terpengaruh isu dan HOAX.

RASA takut kepada Allah, Rasa malu dan sopan terhadap sesama manusia, segan menyegani, TENGGANG RASA dan saling menghargai diantara sesama anggota masyarakat. Dari rasa malu timbul rasa sopan dan santun. 

Limbago jalan Batampuah

Itu karajo Niniak Mamak

Sarugo di Iman Taguah

Narako di laku awak

(Lembaga jalan ditempuh

Itu pekerjaan Ninik mamak

Surga karena Iman yang Teguh

Neraka karena prilaku awak)

Pakailah RASO jo PARESO (rasa dan periksa), adalah pedoman hidup Minangkabau, harus mempunyai sikap yang bijak dalam bertindak. Harus bisa bercermin diri (pareso dibao turun) dalam berbuat dan sesuaikan tindakan dengan nilai-nilai syar'i / Islam (raso dibao naiak). Senantiasa berzikir sebelum berpikir. Gemar  MENGOLAH RASA mempertajam pandangan BATIN. Suka MENGOLAH PIKIR untuk meningkatkan KECERDASAN. Sehingga di masa lampau banyaklah Orang Minangkabau menjadi ULIL ALBAB.

Allah ta’ala pun memuji Ulul Albab (orang yang berakal/cerdas) dan menjelaskan kebiasaan mereka mentadaburi ayat ayat Allah ta’ala berupa ciptaan Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Qs. Al Imron : 190-191).

Namun sayangnya, bulan beredar, musim berubah, hari pun berganti, Adat lama Pusaka Usang, Rumah Gadang pun mulai ketirisan. Surau pun sunyi dari suara kaji. Minat masyarakat mempelajari adat mulai luntur. Semangat umat untuk berthariqat pun makin lemah. Makin hari makin sulit kita berjumpa dengan Beliau-beliau yang tahu dengan Gerak dan Gerik serta Rasa dan Periksa. Nampaknya Adat mulai tinggal di Pepatah, Syara’ pun tinggal di Suratan. Sulit berjumpa Pemangku Adat yang paham Thariqat, susah bersua Ulama yang yang mengerti Adat. Seakan Adat dan Thariqat berjalan masing-masing.

Berdasarkan KEPRIHATINAN terhadap situasi yang berlangsung di tengah masyarakat maka, Dewan Kemakmuran Surau Suluak Inyiak Cubadak di Nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agama, Sumatera Barat, mengajak Umat untuk kembali ke Surau. Kembali mengkaji Adat dan Thariqat.  Setidaknya dalam pandangan Dewan Kemakmuran Surau Suluak Inyiak Cubadak, ada tiga alasan masyarakat Adat Minangkabau harus BERTHARIQAT. 

Pertama, Thariqat  merupakan basis fitri setiap manusia. Ia merupakan potensi Ilahiyah yang berfungsi mendesain peradaban dunia. Karena itulah, Thariqat di masa lampau  dapat mewarnai segala aktivitas sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan Minangkabau.

Kedua, Thariqat sebagai Jalan Sufi dapat berfungsi sebagai alat pengendali, agar dimensi kemanusiaan tidak ternodai oleh modernisasi yang mengarah dekadensi moral dan anomali nilai, sehingga tasawuf mengantarkan pada “supreme morality” (keunggulan moral) di tengah derasnya terjangan arus globalisasi. 

Ketiga, Thariqat sangat mempunyai relevansi dengan problem manusia di Zaman Now ini. Hal ini dikarenakan Thariqat  secara seimbang memberi kesejukan batin dan disiplin syariah sekaligus. Selain itu, Thariqat  dapat membentuk tingkah laku melalui pendekatan SULUK dalam Thariqat. 

Seiring dengan itu, ajaran Thariqat  dapat memuaskan dahaga intelektual melalui pendekatan tasawuf falsafi. Ia bisa diamalkan tiap muslim lapisan manapun. Secara fisik mereka menghadap satu arah (Ka’bah), dan secara rohaniah mereka berlomba menempuh jalan (tarekat) melewati ahwal dan maqam menuju Rabb yang Satu, Allah SWT.

Sehubungan dengan hal di atas, Dewan Kemakmuran Surau Suluak Inyiak Cubadak, mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk berkunjung ke Surau agar dapat mempelajari adat dan Thariqat. Insya Allah ada Enam Ulama Thariqat dan sekaligus adalah Pemangku Adat yang Mumpuni tentang Adat dan Budaya Minangkabau yang siap memberikan bimbingan kepada siapa saja yang berminat mengkaji Adat Minangkabau dan Thariqat. (az).



This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.