-->
logo

Corona Masih Mengganas, Gerakan Spiritual Solusinya

Hot News

Hotline

Corona Masih Mengganas, Gerakan Spiritual Solusinya

SKJENIUS.COM, Jakarta.- Bukannya mereda, Prahara Corona Masih Mengganas, korban terus bertambah. Update 30 Agustus: Tambah 2.858 kasus baru dalam 24 jam terakhir yang terinfeksi Virus dari Cina itu. Kasus Covid-19 Indonesia Capai 172.053 orang. Sementara itu, pasien yang meninggal bertambah sebanyak 82 orang sehingga totalnya menjadi 7.343 orang. Kasus Covid-19 di Tanah Air sudah tersebar di 487 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terdampak.

Sementara itu, Pandemi virus Corona telah membuat ekonomi Indonesia terkapar. Bagaimana tidak, aktivitas sosial dan ekonomi hampir lumpuh dan membuat roda perekonomian terhenti. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang anjlok, minus 5,32%. Namun kejatuhan ekonomi RI diprediksi mencapai dasarnya di kuartal III-2020. Banyak pihak yang memprediksi ekonomi RI di kuartal III-2020 pun akan minus. Jika hal itu terjadi, maka Indonesia terperosok ke jurang resesi!?

Karena itulah, kalangan dunia usaha semakin dilanda kecemasan, jika penyebaran wabah ini berkepanjangan. Pasalnya, sekarang saja mereka sudah porak poranda, pemasukan menipis, produksi terganggu, tapi beban pengeluaran tetap yang membuat dunia usaha di ambang kebangkrutan massal. Bahkan UMKM yang Dulu Jadi Penyelamat Krisis 1998, Kini Babak Belur Lawan Covid-19

Hal tersebut di atas tentu saja menjadi pertanyaan besar kepada pemerintahan Jokowi. “Sampai sejauhmana keseriusan pemerintah dalam mengatasi wabah coronavirus ini dan segala dampak negatif yang ditimbulkannya. Padahal alokasi dana untuk penanganan Covid-19 sangat besar, senilai Rp 677,2 triliun. Namun hingga kini belum juga menunjukkan tanda pandemi akan melandai, dan selanjutnya..?”

Itulah yang menjadi persoalan dan tanda tanya bagi siapa saja. Kapan mulai dapat diatasi? Kapan berakhir? Bagaimana dampaknya? Cara apa lagi yang harus ditempuh? Dan pertanyaan-pertanyaan lain, yang semua belum ada yang berani memberi jawaban pasti.

Prahara virus corona adalah bencana nasional. Maka, harus ada upaya gotong royong, sinergi sumber daya dan strategi dari semua komponen bangsa menghadapi rasa cemas yang dirasakan masyarakat internasional dan tentu masyarakat Indonesia. Jangan sampai ada kepanikan dan silang pendapat yang ditimbulkan di luar konteks penanganan virus itu sendiri, bahkan menjadi komoditas politik dan ekonomi.

Mari hilangkan pertikaian, politisasi, dan saling nyinyir. Perjuangan mengatasi wabah corona adalah arena jihad kemanusiaan, bukan arena politik maupun ekonomi. Namun bukan berarti melumpuhkan daya kritik kita terhadap kinerja pemerintah. Karena itu tidak perlu segan mengecam oknum dari unsur mana pun yang menjadikan bencana Covid-19 sebagai komoditas politik maupun komoditas ekonomi. Seperti yang dilakukan oleh oknum yang tidak memiliki empati kemanusiaan dengan memanfaatkan kepanikan masyarakat.

Menurut hemat saya, sebagai seorang Spiritual Business Consultant, dalam mengatasi pandemi ini tidak bisa hanya mengandalkan Rasional Empirik dan Medis serta teori Ilmu Ekonomi semata. Namun, diperlukan pendekatan yang holistik, memadukan Science dan Spirituality. Sains dan Spiritualitas merupakan dua kekuatan utama yang memengaruhi umat manusia, dalam perjalanannya mencari makna kehidupan dan keberadaan alam semesta serta menemukan solusi atas berbagai problematika kehidupan yang dihadapinya.

Segala aspek dalam kehidupan tidaklah lepas dari yang spiritualitas. Kehidupan nyata tidak lengkap jika tidak dilihat dari sudut metafisika, termasuk virus corona (covid-19). Saya Percaya Ada Tujuan Spiritual (Hikmah Ilahiyah) di Balik Pandemi Covid 19 ini. Virus mengingatkan kita -- bahwa nasib kita saling terkait. Untuk itulah Kita harus bekerjasama dan saling membantu, berbagi, memberi, serta mendukung satu sama lain. Maka, pemerintah pun harus mau mendengar saran dan bekerjasama dengan rakyatnya.

Karena itulah, road map pencegahan corona, tidak cukup dengan  pendekatan fisik dan medical tapi juga pendekatan jiwa dan spiritual. Jadi, perlu ada pendekatan non medis dalam pencegahan virus Corona. Sebagai bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, spritualitas sangatlah penting dalam mengatasi hal ini. Selain medis, tentu tindakan (non-medis) juga dapat membantu mengurangi tingkat penyebaran virus di masyarakat. 

Dengan pendekatan spritualitas, setidaknya akan membantu menurunkan tingkat tekanan batin yang tentunya baik bagi kondisi fisik. Karenanya, kita berharap, pemerintah juga mendorong agar pemuka agama turut berperan serta terkait penyebaran Covid-19. Untuk itulah Pemerintah Perlu Mengajak Ulama untuk mengadakan Gerakan Spiritual di tengah Umat Cegah Corona.

Peran tokoh agama inilah yang diharapkan mampu mengkonsolidasi umat untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Saya pikir setiap agama punya tradisi masing-masing dalam berdo’a, di Islam sendiri ada doa tolak bala dan wabah. Jadi, Kita perlu melakukan Gerakan Spiritual Nasional, seperti Taubat Nasional, Khataman Qur'an Meruqyah Negeri, Muhasabah, Do'a Qunut Nazilah, Wirid Al-Hasyr dan Santunan Yatim, Dhua'fa dan Warga yang terdampak corona. 

Ada pula yang mengadakan Istighosah dan Dzikir Li Khomsatun atau membacakan Qasidah Burdah. Kegiatan yang dianjurkan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asyari ini sudah menjadi semacam tradisi pesantren Madura-juga pesantren di Jawa-ketika menghadapi suatu wabah. Bisa juga melakukan arak-arakan keliling desa, seiring membaca shalawat thoun. Yaitu shalawat  untuk meminta penghentian penularan wabah dan penyakit kepada Allah. Arak-arakan salawat thoun itu adalah upaya menghambat penularan corona secara spiritual.

Sementara secara fisikal, ikuti protokol kesehatan, jauhi keramaian, (social distancing), hati-hati  kontak badan, diam di rumah (stay at home), tutup mulut dan hidung (cover your mouth and nose with a mask) dan perkuat imunitas tubuh, serta jaga kesehatan. Sedangkan untuk memenuhi  kebutuhan vitamin maupun suplemen tambahan, memaksimalkan manfaat bumbu dapur serta berbagai tanaman yang mengandung khasiat tertentu jauh lebih penting untuk dilakukan daripada mengandalkan obat – obatan maupun multivitamin buatan pabrik. Tanpa gabungan keduanya, niscaya tak banyak artinya dalam upaya pecegahan wabah corona. Karena virus corona sebagaimana ciptaan Allah yang lain adalah makhluk fisikal dan spiritual. (az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.