-->
logo

CORONA DAN SPIRITUALITAS : Krisis Sebagai Pemicu Perubahan Sosial

Hot News

Hotline

CORONA DAN SPIRITUALITAS : Krisis Sebagai Pemicu Perubahan Sosial

SKJENIUS.COM, Cikarang.-- KRISIS global akibat pandemi covid-19, dampaknya bakal lebih berat dari krisis 1930. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan perekonomian global bakal terkontraksi atau tumbuh minus 4,9 persen pada tahun 2020. Bahkan, sudah tercatat 14 negara Kapitalis yang terperosok ke jurang resesi. Termasuk didalamnya, Amerika Serikat, Prancis, Italia, Jerman Korea Selatan, Jepang, Singapura, Hongkong dan Filipina.

Hampir semua negara mengalami krisis yang berat akibat Covid-19. Termasuk ekonomi Indonesia pun anjlok pada Kuartal II 2020, PDB Indonesia minus 5,32%. Karuan saja hal ini menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Jokowi-Ma'ruf dan jajaran Kabinet Indonesia Maju pada Kuartal III ini. Mampukah Jokowi menyelamatkan Indonesia dari ancaman resesi? Wallahua'lam!

Namun demikian, selalu ada kesempatan dalam kesempitan, sesudah kesempitan datanglah kemudahan, habis gelap terbitlah Cahaya-Nya. Satu kesulitan mustahil mengalahkan dua kemudahan. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Kita sering membaca atau mendengar ayat ini, namun kadang hati ini lalai, sehingga tidak betul-betul merenungkannya. Atau mungkin kita pun belum memahaminya. Padahal jika ayat tersebut betul-betul direnungkan sungguh luar biasa faedah yang dapat kita petik. Jika kita benar-benar mentadabburi ayat di atas, sungguh berbagai kesempitan akan terasa ringan dan semakin mudah kita pikul. Semoga Corona bisa kita ubah menjadi Karunia-Nya.

Tak disangka, seiring dengan merebaknya wabah corona, kita mengalami perubahan sosial yang dipercepat, yang jika dapat dikelola dengan baik, akan mempercepat proses Indonesia menuju negara Toto Tentrem Kerto Raharjo, Gemah Ripah Loh Jinawi, Adil Makmur dan Terwujudnya Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia. Sejarah telah mengajarkan kepada kita bahwa Kehadiran Pandemi, Wabah ataupun Krisis, sesungguhnya telah mempercepat proses perubahan tatanan dunia dalam waktu singkat. 

Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa setidaknya ada 7 (Tujuh Perubahan) yang terjadi seiring dengan krisis yang melanda dunia, yaitu:

  1. Revolusi Spiritual,
  2. Renaisans,
  3. Perubahan Sosial Masyarakat (social transformations of society),
  4. Tampilnya Seorang atau Sekelompok Hero yang membela kaum tertindas,
  5. Tumbangnya Rezim yang Dzalim,
  6. Transformasi Sistem Ekonomi,
  7. Tatanan Dunia Baru

Jadi, sekalipun secara sosiologis prahara corona telah memicu perubahan yang tidak direncanakan, mau tidak mau harus diterima dan disikapi dengan bijak. Pasalnya, dampak pandemi Covid-19 harus dihadapi. Karena itulah, komunitas masyarakat harus adaptif terhadap berbagai bentuk perubahan sosial yang diakibatkannya. Ragam persoalan yang ada telah menghadirkan desakan transformasi sosial di masyarakat. 

Perlu kita sadari bahwa masyarakat pada dasarnya memang selalu butuh perubahan. Masyarakat tidak bisa dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, melainkan sebagai proses yang senantiasa berubah dengan derajat kecepatan, intensitas, irama, dan tempo yang berbeda. Karena itulah, setiap perubahan perlu dikelola dengan baik dan benar.

Menjadikan Masjid Sebagai Pusat Perubahan

Maka, perubahan yang terjadi saat ini, perlu diwaspadai dan dikendalikan dengan arif dan bijaksana agar perubahan itu mengarah kepada tatanan sosial masyarakat yang lebih baik. Sebab, walau bagaimanapun dalam setiap proses perubahan sosial akan selalu dipengaruhi, ditunggangi atau dikendalikan oleh sebuah spirit yang mengarahkannya pada satu titik tertentu. Pilihannya berada pada dua kutub yang saling bertolak belakang, yaitu antara spirit sekuler kapitalis atau spirit Ilahiyah, spirit pasar dan spirit masjid.

Sebagaimana kata Rasul SAW, “Sebaik-baiknya tempat adalah masjid dan seburuk-buruknya tempat adalah pasar.” Karena itulah, proses pemahaman dalam pembangunan kesadaran spiritualit menjadi penting untuk memastikan modus-modus perubahan sosial berada pada koridor yang benar.

Maka, dalam upaya mengatasi Krisis Dampak Corona ini, marilah kita Jadikan Masjid sebagai Agen Perubahan Peradaban Manusia. Pasalnya, masjid memiliki fungsi yang sangat strategis sebagai agen perubahan (agent of change) untuk peradaban manusia. Karena itulah, kita harus menjadikan masjid sebagai Pusat Gerakan Perubahan untuk peradaban manusia, baik secara sosial, ekonomi maupun seni udaya dan politik. (az).

This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.