-->
logo

Spiritualisme Keyakinan terhadap Tuhan YME sebagai SOLUSI SPIRITUAL BANGSA Hadapi RESESI EKONOMI

Hot News

Hotline

Spiritualisme Keyakinan terhadap Tuhan YME sebagai SOLUSI SPIRITUAL BANGSA Hadapi RESESI EKONOMI


SKJENIIS.COM, Jakarta.— Disangka Panas Sampai Petang, Kiranya Hujan Tengah Hari. Disangka akan senang selamanya, tetapi tiba-tiba ditimpa wabah corona sehingga ekonomi melorot tak terduga. Maka, Panas setahun dihabiskan hujan sehari. Ekonomi Tak Jadi Meroket, Bahkan Resesi Datang Melanda! Benarlah kata Guru Mursyid kita, “Mujur Tak Dapat Diraih, Malang Tak Bisa Ditolak.” Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan. Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya.


Ya... Ekonomi Indonesia dipastikan akan mengalami kontraksi pada kuartal ketiga tahun ini. Artinya, Indonesia akan memasuki fase resesi ekonomi. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2020 akan terkontraksi lebih dalam, pada kisaran -2,9 persen hingga -1,0 persen. Setelah Indonesia Resesi, Ancaman Depresi Ekonomi Semakin Dekat? Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan Indonesia dapat jatuh pada jurang depresi ekonomi bila resesi berlanjut hingga 2021.


Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sebagai bangsa yang berdasarkan Pancasila dan Percaya Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, maka selain diwajibkan solid dan tetap merawat kebhinekaan, penting juga menyikapi situasi bangsa saat ini, sebagai Momentum Refleksi Pembangunan Sosial Ekonomi dan Politik bagi para elit dan rakyat untuk meninjau kembali sistem ekonomi yang tengah dilanda Krisis Kesehatan dan Resesi Ekonomi. Apakah tata kelola pembangunan sosial, politik dan ekonomi kita sudah pada jalur yang benar sesuai dengan cita-cita kemerdekaan?


Semoga dengan refleksi tersebut, kita dapat mengambil langkah perbaikan demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Untuk itulah diperlukan konsolidasikan gagasan-gagasan masyarakat khususnya insan akademik yang ingin berkontribusi bersama secara langsung dalam proses pemulihan ekonomi dan sosial Indonesia. Diharapkan Pengalaman dan Pengetahuan Spiritual Penghayat dan Pengamal Keyakinan terhadap Tuhan YME punya peluang sebagai satu tawaran alternatif solusi spiritual bangsa dalam menyikapi Resesi Ekonomi di tengah Pandemi Covid-19 ini. 


Kembali ke Jati Diri Bangsa, Sistem Ekonomi Pancasila 


Selama ini, banyak pemimpin dunia, politisi, filsuf dan ahli ekonomi telah bertungkus lumus dalam berusaha untuk membawa perubahan pada sistem yang dibangun di atas gagasan untuk mempromosikan kepentingan pribadi dan individualisme para pemilik (kapitalis) tanpa dipikirkan untuk menciptakan kemakmuran bagi seluruh umat manusia. Celakanya, hari ini, Negara Super Power Amerika Serikat dan berbagai negara kapitalis sekutunya yang disebut sebagai negara maju, mulai dari Inggeris hingga Singapura bersama 45 negara lainnya, justru masuk ke Jurang Resesi. 


Di atas segalanya, epidemi Covid-19 ini telah mengungkapkan semua kebobrokan sistem kapitalisme yang ada, membuatnya terpampang dengan jelas di hadapan seluruh rakyat pekerja. Kontradiksi antara profit versus nyawa manusia terpapar jelas dan membuat geram rakyat pekerja. Sistem pasar bebas kapitalisme telah terbukti tidak mampu melindungi rakyat pekerja dari epidemi Covid-19. Ini karena kapitalisme dirancang bukan untuk memenuhi kebutuhan manusia tetapi untuk meraup profit. Rezim kapitalis hanya menjaga kepentingan ekonomi para pemilik modal. 


Pertanyaan yang ada di benak saya adalah, apakah kita membutuhkan bencana seperti ini yang telah melumpuhkan seluruh dunia, dan menyebabkan Indonesia terperosok ke jurang resesi untuk menyadarkan kita bahwa selama ini ada yang salah dalam Sistem Perekonomian kita. Sebagaimana disebutkan oleh Sandiaga Uno, “Pandemi Covid-19 Ini Jadi Pengingat Ekonomi Kita yang Terlalu Kapitalis yang pertumbuhannya dari dulu terus naik dan naik. Namun diakibatkan pandemik, pertumbuhannya malah tidak berkelanjutan!”


Bagaimanapun, sistem ekonomi yang cenderung kapitalis akan kehilangan nilai-nilai moral dan spiritual.  Ini karena Sekulerisme Kapitalis telah memisahkan moralitas dan spiritualitas dari sistem ekonomi dan aktivitas ekonomi kita.  Hal ini menyebabkan sistem ekonomi ambruk pada tahun 1998, yang menyebabkan krisis keuangan, namun sayangnya sistem ini terus mengabaikan penderitaan masyarakat miskin.


Apakah kita lupa bahwa alam semesta ini, bumi Nusantara ini telah diciptakan oleh Satu Pencipta, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Bukankah kita semua percaya dan yakin bahwa Taqdir-Nya yang menentukan kita sebagai warga Negara Indonesia yang tersebar di berbagai Pulau dari Sabang sampai Meruake, dari Miangas sampai Pulau Rote. Kita semua adalah penghuninya, jadi mengapa kita tidak bertindak sebagai tetangga atau anggota keluarga?


 Marilah kita sadari bahwa pandemi COVID-19 bukan hanya menciptakan krisis kesehatan, ekonomi, sosial, dan politik, namun juga menyebabkan krisis globalisasi akibat hantaman keras terhadap liberalisasi dan kapitalisme. Hal ini bisa menjadi peluang bagi negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah seperti Indonesia, untuk menegakkan kedaulatannya di bidang ekonomi melalui Sistem Ekonomi Pancasila.


Inilah waktunya Indonesia kembali kepada sistem ekonomi Pancasila warisan founding fathers dari mulai Soekarno - Hatta. Sebagai sebuah sistem ekonomi yang khas dan genuine, Ekonomi Pancasila dijabarkan dalam Pasal 33 UUD NRI 1945 sebagai perwujudan dari sila kelima Pancasila yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


A spiritual solution to economic problems


Adam Smith adalah salah satu pelopor sistem ekonomi Kapitalisme. Selain itu, Adam Smith dikenal sebagi pencetus pertama mengenai free-market capitalist, kebijaksanaan laissez-faire. Prinsip dasar sistem ekonomi yang diperkenalkan oleh Adam Smith adalah manusia selalu bertindak untuk kepentingannya sendiri dan ingin memaksimalkan kepuasannya. Prinsip maksimalisasi kepuasan menciptakan rasa individualisme ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.  Tetapi tren pemikiran ekonomi ini, tanpa campur tangan pemerintah atau badan lain, menciptakan tempat berkembang biak untuk keserakahan dan eksploitasi.  


Sistem Ekonomi Kapitalis ini menghasilkan masyarakat yang kurang empati dan mengabaikan penderitaan orang miskin dan membutuhkan.  Dalam masyarakat tersebut, semangat memberi dan berbagi memudar, dan lambat laun jurang antara si kaya dan si miskin semakin besar.  Menumpuk kekayaan mulai dianggap sebagai pencapaian tertinggi dalam hidup seseorang.  Menjadi kaya menjadi tujuan setiap orang dan biaya untuk mencapai tujuan ini tidak dipertanyakan.


Sehingga, para kapitalis terlepas dari jangkar spiritualnya. Kebutuhan spiritual dan jiwa dianggap menghambat kemajuan material. Ritual dan do’a pun dianggap membuang-buang waktu. Mungkin mereka masih nampak Religius namun tidak perduli dengan Spiritualitas. Mereka beragama formalitas tanpa penghayatan. Nah, ketika tubuh dan kebutuhannya menjadi penghalang atau penghalang bagi kemajuan jiwa, maka muncullah masalah yang serius.  


Hari-hari ini, dalam kehidupan ekonomi umat manusia, tubuh dan keinginannya telah mengambil alih kebutuhan dan keinginan jiwa.  Hamba telah menjadi tuannya, dan nyawa manusia yang berharga disia-siakan demi mengejar keinginan tubuh. Karena manusia telah memprioritaskan kebutuhan tubuh daripada kebutuhan jiwa, situasi ekonomi dunia telah lepas kendali.  


Karena disparitas ekonomi yang besar yang disebabkan oleh penekanan berlebihan pada tubuh ini, kita harus mengakui bahwa hanya spiritualitas yang dapat mengatasi penyebaran penyakit keserakahan dan egoisme ini ke seluruh dunia.  Karena penderitaan besar orang miskin, kita harus menemukan cara untuk membawa rasa keadilan sosia ekonomi baru ke dunia.


 Untuk melakukan semua itu, kita perlu mengambil beberapa langkah ke belakang dan menentukan tujuan dan sifat ekonomi dan kemudian mencoba mencari solusi untuk masalahnya. Kita perlu menggali kembali Khazanah Para Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak, Doctor Bagindo Muchtar dan KH. Muhammad Zuhri yang mengajarkan tentang Cinta, Kasih Sayang, Keadilan, Ta’awun, Musyawarah, Gotong Royon, Kejujuran, Tanggung Jawab, Amanah, Solidaritas, Kesetiakawanan, Win-win Solution dan Integritas Moral.


Spiritual Business Consultant : Business Consulting to Reach Your Full Potential


Spiritual Business Consultant, merupakan suatu wadah yang didirikan untuk menangani dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan, seperti Ekonomi, Bisnis, Keuangan, Manajemen, Buka Aura, Audit Spiritual, Ruqyah, Jual Beli Rumah, Kantor dan Tanah, Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Menyelesaikan Utang Piutang.


Spiritual Business Consultant, juga mengkhususkan pada penanganan perusahaan-perusahaan skala besar dan menengah yang sedang mengalami penurunan Omzet dalam pencapaian target serta perusahaan yang baru akan berdiri maupun yang sedang mengalami kebangkrututan. 


System Penyelesaian Problem Perusahaan

  1. Terlebih dahulu, Kami akan mengadakan Audit Spiritual dan Keuangan. Investigasi berdasarkan laporan-laporan data perusahaan dengan pendekatan manajemen serta melalui metodologi-metodologi penelitian guna mempelajari factor-faktor yang menjadi indicator (internal dan eksternal) dari penurunan omzet pada suatu perusahaan;
  2. Kami akan mengadakan Investigasi secara metaphysic berdasarkan data dan keadaan lingkungan (Internal) perusahaan, juga mencari keterkaitan (Eksternal) perusahaan yang berhubungan dengan competitor, dengan pendekatan supranatural. Guna mengetahui penyebab, sebab dan akibat suatu perusahaan menjadi turun dalam pencapaian target (Omzet). 

Setelah mendapatkan data yang akurat baik secara Ilmu Manajemen maupun Ilmu Spritual dan Supranatural. Kami akan melakukan penanganan-penanganan secara langsung dan berkala dengan melibatkan para counselor dari Spiritual Business Consultant dan Pasukan Wirid sebagai Team Ruqyah dan Do’a dan Menzikirkan agar harapan suatu perusahaan dapat tercapai serta dapat dengan cepat bangkit dan berkembang secara pesat. 


Selanjutnya, kami akan memberikan Management of Soul Workshop sebagai Pendidikan dan Pelatihan Spiritual kepada seluruh Board of Commissioners (BoC), Board of Director (BoD), para Manajer dan seluruh karyawan.


Kuliah Management of Soul berpijak pada tiga landasan keilmuan, yaitu kajian bayani spiritual, kajian irfani spiritual, dan kajian burhani spiritual. Bayani mengkaji spiritualitas Al-Qur’an dan hadis berlandaskan logika berpikir (pendekatan rasional), Irfani lebih menyentuh perasaan dan hati individu dalam mengkaji sumber utama ajaran Islam tersebut (pendekatan emosional), dan Burhani merupakan praktik laku spiritual yang harus dilakukan agar seorang individu mendapatkan kekuatan spiritual.


Management of Soul adalah ilmu yang mempelajari tentang Ruh (spirit), Jiwa (soul), Pikiran (mind), kehebatan ruh atau kekuatan ruhani. Kekuatan ruhani yang dimaksud diperoleh oleh akal dan rasa, didukung oleh Al-Qur’an dan Al-Hadits, dan dilakukan berdasarkan laku spiritual. Solusi ini diharapkan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi manusia melalui jalan mendekatkan diri kepada Allah Swt.


Setelahmelalui tahapan demi tahapan yang Rasional maupun Irasional, kami akan memantau serta memberikan Input (masukan) yang berhubungan dengan kinerja perusahaan secara manajemen maupun secara supranatural, apabila diketemukan masalah-masalah lain (baru) yang akan mengancam atau menjadi hambatan-hambatan suatu perusahaan dikemudian hari. 


Secara logika apa yang kami kerjakan dengan cara Spritual maupun Supranatural memang tidak dapat dilihat karena unsur-unsurnya yang ghaib, namun, Insya Allah, hasilnya dapat dirasakan secara nyata, dari apa yang sedang maupun yang sudah kami kerjakan, khususnya melaui statistic pencapaian omzet suatu perusahaan.(az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.