-->
logo

Menghadirkan Bisnis Berbasiskan Budaya Nusantara Dan Etika Islam

Hot News

Hotline

Menghadirkan Bisnis Berbasiskan Budaya Nusantara Dan Etika Islam


Jakarta, SKJENIUS.COM,- Manusia selain punya pikiran juga punya rasa, namun terkadang keduanya saling berlomba. Ada saat ketika pikiran menjadi pemenang mengalahkan rasa, atau sebaliknya rasa yang menjadi juara. Ketika pikiran menang dan menjadikan rasa sebagai pihak yang kalah, tercipta kemenangan yang sarat ego. Ketika rasa yang juara dan meninggalkan pikir, yang lahir adalah kemenangan semu. 

Ketika hanya pikir atau hanya rasa yang menjadi pemenang, maka selalu menyisakan kecewa bahkan duka nestapa. Untuk mencapai kemenangan hakiki, akal dan rasa harus sama-sama menjadi pemenang. Dan, pada kenyataannya itu sulit. Namun kita harus berupaya menggapainya.

Lalu, apa hubungan olah rasa dan Arena Bisnis yang berbudaya dalam kompetisi pikir dan rasa ini? Penghubungnya adalah kita, manusia, makhluk sosial yang berwujud dan karena itu kita memasuki arena bisnis. Dalam hidupnya manusia tidak dapat melepaskan diri dari dunia bisnis, seperti bisnis ditakdirkan untuk manusia. Beragam bisnis kemudian direkayasa dan dicipta oleh manusia, mulai dari bisnis hasil Bumi, bisnis hasil tambang, bisnis hasil ternak, bisnis hasil cipta, bisnis hasil tenun, Bisnis kapal dan tongkang, sampai Bisnis ruang angkasa.

Bisnis menjadi sebuah konsep bagi manusia untuk berkreasi, namun terkadang ruang dijadikan sebagai sesuatu yang "mati", "bebas" untuk diperlakukan tergantung keinginan "tuannya". Itulah yang kemudian menjadikan banyak bisnis kehilangan makna, tercerabut dari akar budayanya, menghilangkan konteksnya, melenyapkan nilai sejarahnya, dan menggerus nilai pentingnya.

Spiritual Business Institute mengajak Anda untuk kembali ke arena Bisnis yang Berbudaya dan Beretika. Masyarakat Nusantara perlu merevitalisasi kearifan luhur Nusantara untuk menciptakan sebuah arena Bisnis tanpa mengkapitalisasi. 

Kita perlu membangun sebuah jenis Bisnis yang murni berdasarkan relasi manusiawi yang memberi ruang pada kedewasaan, kemandirian, dan kehidupan bersama dengan adil. Pendek kata, masyarakat Nusantara harusnya bisa membangun sebuah bisnis dengan berpondasi pada nilai-nilai dan yang dijalankan tanpa manipulasi sebagai proses hidup bersama dengan penuh makna.

Seiring dengan itu, sebagai Muslim kita perlu menyadari bahwa Bisnis menurut islam adalah suatu yang dihalalkan, bahkan sangat dianjurkan oleh islam. Bisnis bahkan dilakukan oleh Nabi dan Sahabat Rasulullah di zaman dahulu. Sangat banyak sekali sahabat-sahabat Nabi yang merupakan para pembisnis dan dari hartanya tersebut dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi perkembangan islam.

Islam memperbolehkan bisnis asalkan bukan hal hal yang mengarah kepada riba, judi, penyediaan produk atau layanan yang mengandung barang-barang haram. Untuk itu di balik bisnis menurut islam yang dihalalkan ini tentu saja ada etika dan manfaat yang dapat diperoleh. Berikut adalah penjelasan mengenai Etika dan Manfaat dari Bisnis menurut Islam.

Orientasi bisnis menurut islam sejatinya tidak bertentangan dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama . Tentu saja bisnis islam juga berorientasi pada:
  • Keuntungan Penjual dan Pembeli
  • Kemasalahatan Masyarakat
  • Terperdayakannya sosial
  • Hilangnya pengangguran dan bertambahnya lahan pekerjaan
  • Mengoptimalkan sumber daya alam yang telah Allah berikan.
Pelaksanaan bisnis menurut islam adalah dengan etika harus berdasarkan kepada suka sama suka. Untuk itu membuak diri dan menjelaskan produk atau jasa dalam bisnis dengan apa adanya adalah hal yang harus dilakukan. Melakukan penipuan tentu saja dapat merugikan di kemudian hari baik penjual ataupun pembeli. Untuk itu Allah menjelaskan dalam Al-Quran,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS An Nisa : 29).

Jadi, Bisnis yang kita lakukan tentu saja tidak boleh membuat seseorang menjadi tertindas. Bisnis yang kita lakukan haruslah dapat memberikan manfaat yang besar bukan malah menjadikan orang semakin miskin dan lemah atau berdampak buruk kepada sekitar kita. Islam mengajarkan manusia harus dapat memberikan rahmat bagi semesta alam, bukan justru merusaknya atau membuatnya menjadi lemah. (az).


This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.