-->
logo

7 Alasan Yang Bisa Bikin Usaha Bangkrut. Hindari Dari Sekarang !

Hot News

Hotline

7 Alasan Yang Bisa Bikin Usaha Bangkrut. Hindari Dari Sekarang !


Jakarta,- Tadi pagi saya mendapat kabar dari Umy bahwa ada Pengusaha sedang Bangkrut ingin berkonsultasi. Selain itu, ada juga seorang pengusaha dari Jambi yang ingin I'tikaf di Masjid Baiturahman, ingin Memohon Solusi dari Allah. Sementara ini, ada empat perusahaan yang sedang dibimbing di Spiritual Business Consultant agar bisa pulih dari krisis keuangan. Ada juga satu perusahaan yang satu setengah tahun lalu mengalami kesulitan likuiditas, tapi Alhamdulillah, saat ini sedang menata manajemen agar bisa Go Public 3 tahun mendatang.

Setidaknya itulah kesibukan dan beberapa Pekerjaan Rumah Saya di Spiritual Business Consultant, seiring melaksanakan tugas sebagai Direktur Safety Corporation and Risk Analysis di Samudera Group. Insya Allah melalui tulisan ringkas ini saya ingin berbagi pengalaman dengan Anda tentang "Bagaimana Keluar dari Kemelut Keuangan Belitan Utang serta ancaman Kebangkrutan di tengah perekonomian Indonesia yang melambat."

Bismillah. Mungkin Anda tidak mengira, sebuah perusahaan yang sudah berjalan tiga tahun tiba-tiba gulung tikar. Diawali dengan kesuksesan bagai roket, namun tidak disadari ternyata kesuksesan tersebut juga dibarengi dengan ketidakpiawaian pemilik perusahaan dalam mengelolanya. Tidak jarang jika sebuah perusahaan besar pun ternyata tak mampu berdiri kokoh. Anda mungkin bertanya, kenapa perusahaan Anda atau saudara, rekan atau lainnya bisa bangkrut di umur 3 tahun pertamanya? Ada apa? Apakah modal yang menjadi sebabnya? Atau manajemennya?

Berdasarkan pengalaman saya sebagai Spiritual Business Consultant, ada beberapa faktor yang dapat dikatakan sebagai biang kerok tidak berkembangnya sebuah bisnis.

Bagi Anda yang sedang merencanakan untuk terjun ke dunia bisnis, maupun anda yang sedang sedang terseok-seok menghadapi persaingan bisnis yang semakin tajam dan sengit, wajib mengetahui apa saja ketujuh faktor tersebut.

1.       Merasa Sudah Ahli di Bidang Usaha Tersebut

Banyak orang memulai bisnis karena faktor keberuntungan, relasi, dan kesempatan semata. Sehingga mereka lalai dalam menambah Ilmu sebagai bekal untuk mengembangkan bisnisnya.

Kebanyakan orang yang menjalankan bisnis lupa kalau yang paling esensial dari sebuah bisnis bukan apa jenis bisnisnya tetapi siapa yang mengelola bisnis tersebut. Orang sering kali sibuk berpikir bagaimana meningkatkan penjual, omzet, dan lain sebagainya tetapi lupa untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang pengelola bisnis.

2.       Tidak Peduli Pentingnya Unsur Spiritual dalam Bisnis

Banyak pebisnis, bahkan pengusaha muslim yang tidak peduli akan pentingnya Spiritualitas dalam bisnis.

Harus diakui bahwa banyak orang memulai bisnis dengan tujuan ingin menghasilkan uang lebih banyak. Padahal, sudah banyak pebisnis berpengalaman yang menyadari bahwa tujuan itu belum cukup kuat untuk bisa bertahan lama. Spiritual dan aktivitas bisnis sebenarnya tidak dapat dipisahkan.

Karena itu, Sudah selayaknya para pebisnis, apalagi pengusaha Muslim, menerapkan budaya manajemen spiritual, yakni menempatkan nilai-nilai universalitas dalam tujuan pencapaian bisnis. Dalam konsep ini, definisi manajemen berubah dari sekedar getting things done through the people menjadi getting God's will done by the people. Tugas memakmurkan hidup melalui kejayaan organisasi-seperti ditegaskan dalam surah Hud ayat 61 dipandang sebagai tugas suci.

3.       Perencanaan yang Tak Matang

Jika Anda Ingin bisnis dapat berjalan sesuai dengan keinginan. Maka, buatlah perencanaan (planning) bisnis hingga detail bujet. Catatan perencanaan ini akan menjadi panduan Anda untuk bisa menggapai target serta tujuan.

4.       Kurang Serius Menjalankan Bisnis

Keteguhan hati dan keseriusan perlu dimiliki oleh seseorang yang ingin menjalankan bisnis hingga meraih kesuksesan. Bila niat awal berbisnis hanya untuk dipuji karena bisa membangun usaha sendiri, lebih baik urungkan niat tersebut dan pikirkan kembali. Seseorang mungkin dapat memulai bisnis dengan mudah karena sudah memiliki modal yang cukup. Akan tetapi mempertahankan bisnis tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan merupakan tahap tersulit.

5.       Manajemen Keuangan yang Buruk 

Punya omzet penjualan besar tidak menjamin anda punya manajemen keuangan yang baik pula. Padahal, Manajemen keuangan merupakan hal yang penting karena dapat menentukan masa depan bisnis Anda. Pengelolaan keuangan yang buruk akan berpengaruh pada perkembangan bisnis. Apalagi di masa kondisi ekonomi yang cepat sekali berubah ini, manajemen keuangan yang baik dan efektif sangatlah diperlukan.

6.       Tergiur Oleh Usaha Yang Bukan Line Bisnisnya  

Usaha sampingan selalu menggoda buat pengusaha. Impian pendapatan yang besar sekaligus menaikkan gengsi senantiasa menjadi daya tariknya. Tidak sedikit pebisnis yang akhirnya menanamkan uang dan memulai usaha sampingan tanpa memperhitungkan risikonya. Perlu kajian yang sungguh-sungguh sebelum memulainya. Amat penting menggunakan common sense atau akal sehat dalam mengevaluasi tawaran bisnis atau usaha. Apakah tingkat keuntungan yang ditawarkan masuk akal atau tidak.

Keuntungan yang luar biasa tinggi dalam waktu singkat perlu dijadikan alert, bukannya dianggap sebagai keberuntungan. Kata orang – orang, ‘too good to be true’, untuk suatu hasil yang terlalu berlebihan. Celakanya, banyak yang mudah tergiur saat dihadapkan dengan iming – iming keuntungan yang tinggi. Tanpa sempat sadar, bahwa tawaran itu sebenarnya tidak masuk akal. Mimpi untung besar mengalahkan akal sehat. Na'udzubillahi min Dzalik.!

7.       Tidak Membayar Zakat, Infaq dan Sedekah 

Bagi seorang pengusaha, ada kewajiban terhadap hartanya di luar kebutuhan pokoknya yaitu disedekahkan untuk zakat. Namun sebagian kita saat ini melupakan kewajiban ini. Padahal bahayanya teramat besar jika sampai seseorang enggan menunaikan zakat. “Tidaklah zakat itu bercampur dengan harta kecuali merusaknya.” (HR. Bazzar, Baihaqi, Ahmad, Nasa’i, dan Abu Daud).

Di dalam harta yang kita miliki/dapatkan terkandung hak-hak orang lain di dalamnya. Dalam bekerja untuk mendapatkan harta tersebut pasti membutuhkan campur tangan orang lain dan entah sengaja atau tidak kita melakukan sesuatu yang keliru. Dengan mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki untuk kaum yang berhak akan mensucikan harta kita. Setelah menunaikan zakat perasaan juga akan lebih lega dan hati lebih tenang karena salah satu kewajiban sudah dilaksanakan.

Meskipun dengan berzakat secara fisik seseorang memberikan hartanya untuk orang lain, tetapi pada hakikatnya harta itu tidak hilang atau berkurang. Harta itu akan tumbuh menjadi kebaikan dan rezeki si pemberi pun juga akan bertambah karena keikhlasannya.

Semoga kita selalu diberi taufiq oleh Allah subhanahu wata’ala hingga kita mudah untuk melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan mudah menjauhi apa yang dilarang-Nya. Amin ya rabbal alamin. (az).





This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.