-->
logo

RESPOND WITH IMAN : Apa yang Harus Dilakukan Jika Krisis Datang?

Hot News

Hotline

RESPOND WITH IMAN : Apa yang Harus Dilakukan Jika Krisis Datang?

 

SKJENIUS.COM, Jakarta.— Alhamdulillah! Pagi tadi, saya mendapat kunjungan dari seorang pengusaha pelayaran yang juga adalah aktivis politik. Sekitar 2 jam kami berdiskusi tentang situasi ekonomi, politik dan gerakan serta demo penolakan Omnibus Law yang sedang marak di berbagai daerah di Bumi Nusantara. 


Melalui tulisan ringkas ini, saya ingin berbagi info dengan para pemirsa seputar materi yang kami perbincangkan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi dalam upaya kita menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat dan bangsa kita yang sedang mengatasi ancaman resesi di tengah eskalasi pandemi yang belum diketahui, entah kapan akan mereda?


Semoga tulisan ini, bisa juga menjadi bahan diskusi kita selanjutnya melalui skjenius.com ini. Seiring dengan itu tentu saja, saya berharap saran dan kritik dari sobat seperjuangan semua. Insya dengan kebersamaan dan gotong royong, kita dapat keluar dari kemelut ekonomi dan dampak negatif wabah covid-19. 


Sebagaimana sudah kita alami dan rasakan bersama bahwa selama tujuh purnama belakangan ini, rakyat Indonesia mendapat ujian berat dari Allah. Maka, dapat dikatakan Tahun 2020 menjadi tahun kritis untuk Indonesia. Betapa tidak ! Berawal dari pertumbuhan ekonomi yang gagal merokethanya mentok di 5,02 persen sepanjang 2019. Kemudian tersungkur, ekonomi RI kuartal IV 2019 pada 4,9 %. Akhirnya anjlok pada Triwulan I 2020, Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97 Persen.


Seiring dengan itu, pada Desember 2019 terjadilah wabah virus corona (covid-19) di Wuhan, Cina.  Tak lama kemudian virus itu menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sejak pandemi covid-19 itulah, kehidupan manusia di bumi terhenti sejenak demi melawan dan menanggulangi wabah mematikan. Hampir seluruh negeri di dunia lumpuh dari segala sektor, menghasilkan krisis ekonomi global yang tidak terhindari. Bahkan, Amerika Serikat dan para sekutunya di Eropa bersama 48 negara kapitalis lainnya sudah terperosok ke lumpur resesi


Karuan saja, kehadiran virus dari Cina ini memperburuk kondisi perekonomian di tanah air. Pandemi COVID-19 ini memang tidak bisa dipandang dengan sebelah mata karena sudah menyebar dengan cepat di seluruh pelosok Nusantara  dan menyebabkan sebuah kecemasan di masyarakat. Hal ini tentu menjadi dampak besar terhadap perekonomian.


Karena begitu banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia ini maka, pemerintahpun melakukan gerakan PSBB. PSBB merupakan Pembatasan Sosial Berskala Besar, peraturan ini diterbitkan langsung oleh Kementerian Kesehatan untuk pencegahan virus COVID-19. Aturan PSBB sudah tercatat didalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 tahun 2020. Tujuan dari PSBB yaitu untuk mencegah meluasnya penyebaran virus COVID-19 yang sedang terjadi saat ini.


Namun, tidak semua hal bisa berjalan dengan baik tentang kebijakan ini. Efek samping diberlakukannya PSBB yaitu para pengusaha dan masyarakat lainnya menanggapi bahwa PSBB dapat menyebabkan sejumlah industri dan mata pencaharian menjadi tersendat.

Para pengusaha menganggap PSBB ini menyebabkan sejumlah indsutri mati. Sektor yang paling terdampak adalah pariwisata dan jasa angkutan umum.


Kebijakan yang membatasi aktivitas masyarakat ini memang tidak mudah untuk dijalankan. Terlebih lagi kepada masyarakat yang mata pencahariannya di sektor informal. Masyarakat yang mata pencahariannya disektor informal tentu merasakan kebingungan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.


Jadi, ibarat orang jatuh tertimpa tangga. Begitulah kondisi perekonomian di Tanah Air saat ini. Ekonomi yang gagal meroket dihantam prahara corona, karuan saja tambah amburadul. Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut wabah virus Covid-19 seperti badai yang sangat sempurna (perfect storm). Karena, pandemi ini telah memorak-porandakan segala sendi kehidupan mulai dari kesehatan, sosial, hingga ekonomi.


Akibatnya, Pertumbuhan Ekonomi RI ambruk pada Kuartal II 2020 Minus 5,32%, Terburuk Sejak 1999. Maka, Indonesia sudah dipastikan masuk ke jurang resesi. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, meramal pada kuartal III-2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di zona negatif.


Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 diramal berada di kisaran -1% hingga -2,9%. Artinya perekonomian Indonesia negatif dua kuartal berturut-turut, setelah di kuartal II-2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32%.


Demikianlah gambaran situasi dan kondisi yang sedang dihadapi rakyat Indonesia saat ini. Mari kita diskusikan langkah apa saja yang harus kita lakukan sebagai individu dalam menghadapi masalah Ekonomi dan Keuangan yang makin sulit. Apa saja langkah yang harus dilakukan pemerintah Jokowi dalam usaha mengatasi dampak negatif dari ancaman resesi serta bagaimana pula kebijakan strategis yang harus diambil pemerintah dalam mengatasi pandemi?


Responding in Iman, Not Fear : What to Do if Crisis Comes ?


Recession Is Coming! Ada banyak pembicaraan dan spekulasi tentang apa yang akan terjadi pada saat resesi. Karena itulah diskusi kami pagi tadi berlangsung cukup hangat dan menarik serta tak lepas juga dari rasa khawatir, cemas dan was-was. Betapa tidak! Berdasarkan catatan sejarah dan pengalaman kami menghadapi Krisis Moneter 1997/1998 yang berujung pada kerusuhan Mei 98 dan lengsernya Pak Harto, Resesi menimbulkan efek dominokepada kehidupan warga suatu negara yang sedang mengalaminya.


Resesi sendiri merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Para ahli menyatakan resesi ketika ekonomi suatu negara mengalami Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, meningkatnya tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama. Dampak dari resesi dapat terasa langsung bagi masyarakat.


Meskipun kita tidak dapat menarik kesimpulan atas berbagai analisa dan spekulasi yang berkembang sampai hari ini, namun itu adalah tanda yang membuat orang bertanya-tanya.  Saya pribadi telah mendengar sedikit tentang apa yang akan terjadi di Indonesia pada Oktober ini dengan adanya ancaman resesi di tengah eskalasi pandemiyang terus bertambah, tetapi sangat sedikit tentang apa yang harus kita lakukan.  


Apakah hanya saya atau apakah rasanya seseorang baru saja menghirup udara dari ruangan Ini seperti napas kolektif di sekitar tubuh Nabi Muhammad yang berharap syafaat beliau sekarang karena banyak dari kita yang membeku, terjebak dan tidak yakin apa yang harus dilakukan  Beberapa bahkan dikurung dalam ketakutan sementara musuh hanya tertawa.  Tapi saya yakin Dan percaya Allah membangkitkan Khalifah-nya, orang-orang yang mengerti waktu dan tahu apa yang harus dilakukan (Khalifatullah Malikaz Zaman).


Tidak peduli apa yang terjadi pada saat resesi dan pandemi di tengah tumpukan utang luar negeri yang menggunung ini, tidak ada satupun yang akan mengejutkan Allah. Semuanya sudah ada dalam Rencana dan Genggaman-Nya"Dan berencanalah kalian, Allah membuat rencana. Dan Allah sebaik-baik perencana." (QS. Ali Imran: 54).


Maka, jawaban untuk mengendalikan pandemi dan mengatasi resesi ekonomi yang berpotensi menjerumuskan Indonesia ke dalam jurang krisis ekonomi ini berakar pada Kekutan Iman dan bukan ketakutan.  Jika rencana Anda adalah untuk PSBB Total, memberi stimulan ekonomi, menebar Bansos dan hanya bertahan, teman-teman kami minta maaf Anda melewatkan intinya.  Padahal seharusnya resesi dan pandemi ini akan membantu kita semua untuk menggali ke dalam kitab suci Al-Qur’an untuk melihat gambaran yang lebih besar.


Bukankah Kitab Suci, sudah mengingatkan kita, semua sudah diatur oleh Allah. Segala sesuatu yang ada dalam kehidupan sudah diatur oleh Allah SWT. Tak ada satu pun yang terbentur. RencanaNya sangat teratur sehingga semuanya sudah sangat terukur.


“Segala pujian baik, hanyalah milih Allah, Rabb (Pemilik dan Pengatur) seluruh alam." (QS. Al Fatihah: 2).


Allah mengumumkan diri sebagai yang Maha Mengatur. Karenanya semua teratur. Maka tidak ada yang berjalan ngelantur dan liar bergulir tanpa kendali dan tanpa bisa diukur.


Seperti layaknya pilot yang mengendalikan badan pesawat hingga bisa terbang mengarungi langit. Karena itu apapun yang bakal kita hadapi jauh lebih terukur.


Tinggal bagaimana Anda menerima, menjalani, memaknai dan mensyukuri semua hal dalam hidup. Yang merasa nasib hidupnya tak mujur atau putus asa karena kecewa, sebaiknya dari sini menata keyakinan sesuai alur. Inilah saatnya kita masuk ke dalam Rencana Allah. Tetaplah berdo’a.


“Jangan takut dan khawatir sesungguhnya Allah bersama kita,” ujar Nabi Muhamad SAW kepada Abu Bakar r.a yang risau dan gelisah karena tekepung oleh pasukan jahiliyah di Gua Tsur.


Rasulullah SAW mengajarkan optimisme dalam berbagai situasi. Sesulit apa pun kondisi yang dihadapi, seorang Muslim seharusnya optimistis. Tanpa sikap ini, cobaan kehidupan akan mengempaskan Muslim ke dalam keputusasaan. Dalam Islam, optimisme menyertai kebenaran sebab merupakan bagian dari perilaku orang ber iman


Yakinlah! Allah itu senantiasa bersama kita. Bahkan Dia lebih dekat dari kita dengan urat leher kita sendiri. Dia ada di pihak kita .  Maksud Allah dengan segala ujian ini adalah membuat ciptaan-Nya yang baik menjadi lebih baik, bukan lebih buruk.  Dia tidak meninggalkan kita.  Anda dapat melakukan hal-hal besar jika Anda menaruh kepercayaan Anda dalam dan untuk atas nama Allah.  Itu adalah nama yang bagus;  itu adalah nama yang kuat.  Itu adalah nama Yang Maha Menyelesaikan segala masalah. Maka, yang harus kita lakukan adalah menanggapi dengan Kekuatan Iman Dan kami tahu Anda akan melakukannya.


Jadi, Menanggapi Resesi dan Pandemi itu dengan Kekuatan Iman, Bukan Takut! Berikut Apa yang Harus Dilakukan Jika Krisis Datang :

  1. Menyadari Bahwa Pandemi dan Resesi sebagai Pepeling dari Langit.
  2. Tingkatkan Kecerdasan Spiritual.
  3. Melakukan Perjalanan Ruhani Pada Sepertiga Malam Menjemput Solusi di Sisi-Nya.
  4. Mendayagunakan Kekuatan Do’a.
  5. Spiritual Convergence : Satukan Hati dan Batin Umat untuk  Mengatasi Wabah Covid-19 dan Resesi Ekonomi.
  6. Rekonstruksi Ekonomi Nusantara : Menata Ulang Sistem Ekonomi, Keuangan dan Bisnis Berbasis Spiritual.
  7. Sedekah : Menguatkan Solidaritas Sosial dan Gotong Royong.

Insya Allah dalam tulisan selanjutnya akan kita uraikan Ketujuh Respons Keimanan dalam Menghadapi Krisis tersebut di atas. Wassalam! (az).




This blog is created for your interest and in our interest as well as a website and social media sharing info Interest and Other Entertainment.